- Source: Agama di Sri Lanka
Masyarakat Sri Lanka mempraktikan berbagai agama. Menurut sensus 2011, 70.19% orang Sri Lanka adalah Buddhis Theravada, 12.6% adalah Hindu, 9.7% adalah Muslim (utamanya Sunni) dan 7.4% Kristen (6.1% Katolik Roma dan 1.3% Kristen lainnya). Pada 2008, Sri Lanka merupakan negara paling relijius ketiga di dunia menurut jajak pendapat Gallup, dengan 99% orang Sri Lanka berkata bahwa agama adalah bagian penting dalam kehidupan keseharian mereka.
Distribusi Kelompok Agama Utama di Sri Lanka
Data dari sensus 1981 dan 2001
Distribusi Agama Menurut Distrik
Buddha
Buddha Theravada adalah agama utama di Sri Lanka, dengan sekitar 70% populasi di negara tersebut sebagai penganutnya. Arahath Mahinda, putra dari kaisar Buddha India Asoka, memimpin misi ke Sri Lanka pada 246 SM dimana ia memindahkan agama raja Sri Lanka pada waktu itu Devanampiya Tissa ke agama Buddha. Arahath Sanghamitra, putri dari Raja Asoka, membawa sebuah tunas dari pohon Bodhi di Buddha Gaya ke Sri Lanka. Ia juga mendirikan Sangha Biksuni di Sri Lanka. Tunas dari pohon Bodhi, yang dikenal sebagai Jaya Sri Maha Bodhi ditanam di Taman Mahameghavana, Anuradhapura oleh Raja Devanampiya Tissa.
Sejak itu, keluarga kerajaan membantu persebaran agama Buddha, membantu para misionaris Buddha dan membangun wihara-wihara. Sekitar 200 SM, Buddha menjadi agama resmi di Sri Lanka. Relik Gigi Keramat dibawa ke Sri Lanka pada abad ke-4 oleh Pangeran Danta dan Putri Hemamala. Sri Lanka memiliki sejarah agama Buddha terpanjang ketimbang negara Buddha manapun. Pada masa-masa penghancuran, garis-garis turunan monastik Sri Lanka bangkit melalui kontak dengan Myanmar dan Thailand. Namun, pengaruh kolonial Hindu dan Eropa berkontribusi terhadap penghancuran agama Buddha di Sri Lanka. Agama Buddha aslinya dimulai di India, yang sekrang merupakan rumah dari sebagian besar umat Hindu.
Pada pertengahan abad ke-18, sangha tertinggi biksu Buddha yang dikenal sebagai Upasampada, yang dibubarkan pada waktu itu, bangkit dengan bantuan para biksu Buddha Siam atas inisiatif yang diambil oleh Weliwita Sri Saranankara Thero pada masa pemerintahan raja Kirti Sri Rajasinha dari Kandy. Pada pertengahan abad ke-18, para pemimpin Buddha seperti Migettuwatte Gunananda Thera, Hikkaduwe Sri Sumangala Thera, Kolonel Henry Steel Olcott dan Anagarika Dharmapala memulai gerakan Buddha nasional yang berhasil membangkitkan agama Buddha di Sri Lanka.
Hindu
Hindu meliputi 12.6% dari populasi Sri Lanka. Asal muasal agama tersebut berhubungan dengan imigrasi Tamil awal ke pulau tersebut sejak penaklukan Chola pada abad ke-10 atau lebih awalnya lagi ketika gerakan devosional Saiwit menyapu India Selatan.
Agama Hindu di Sri Lanka sebagian besar diidentifikasikan dengan populasi Tamil dan terkonsentrasi di Provinsi Utara, Timur dan Tengah. Populasi tersebut berkurang semenjak sensus 1981 pada catatan imigrasi perantauan Tamil Sri Lanka dan pemulangan Tamil 'India'.
Tokoh agama Hindu penting dalam sejarah Sri Lanka modern adalah Satguru Siva Yogaswami dari Jaffna. Sebagai salah satu ahli mistis pada abad ke-20, Yogaswami adalah satguru resmi dan guru konseling bagi jutaan penduduk Hindu Tamil di Sri Lanka. Misi Ramakrishna terkadang aktif di distrik Amparai dan Batticaloa sementara aliran filsafat Saiva Siddhanta terkonsentrasi di Provinsi Utara.
Islam
Pada abad ke-6, para pedagang Arab mengendalikan sebagian besar perdagangan di Samudra Hindia, termasuk Sri Lanka. Beberapa pedagang tersebut bermukim di Sri Lanka, sesambil menyebarkan Islam. Namun, saat Portugis datang ke Sri Lanka pada abad ke-16, beberapa Muslim keturunan Arab dianiaya, memaksa mereka bermigrasi ke Dataran Tinggi Tengah dan pesisir timur.
Pada zaman modern, Muslim di Sri Lanka memiliki Departemen Urusan Budaya dan Agama Muslim, yang didirikan pada 1980an untuk menghapuskan isolasi komunitas Muslim berkelanjutan di wilayah Sri Lanka. Sekarang, sekitar 9.7% orang Sri Lanka menganut Islam; sebagian dari komunitas etnis Moor dan Melayu di pulau tersebut.
Kristen
Menurut tradisi Kristen, Kekristenan diperkenalkan oleh Rasul Tomas di Sri Lanka (serta India) pada abad ke-1. Setelah kedatangannya, pemukiman-pemukiman Kristen kecil tercatat didirikan di garis pesisir Sri Lanka. Namun, populasi Kristen di Sri Lanka tidak meningkat secara drastis sampai kedatangan para misionaris Portugis pada abad ke-15. Pada abad ke-17, Belanda mengambil alih Sri Lanka dan para misionaris Belanda memindahkan 21% populasi Sri Lanka ke agama Kristen pada 1622.
Pada 1796, Belanda digantikan oleh Inggris dan pada 1802 Ceylon menjadi koloni mahkota. Para misionaris Anglikan dan Protestan lainnya datang ke Sri Lanka pada abad ke-19, ketika Inggris mengambil kendali Sri Lanka dari Belanda. Di bawah kekuasaan Inggris, karya misionaris dijalankan oleh serikat-serikat Inggris: Baptis, Methodis Wesleyan, CMS dan SPG. Tentara Keselamatan dan Saksi-Saksi Yehuwa juga kuat di Sri Lanka.
Namun, Kekristenan menjadi sangat menurun di Sri Lanka semenjak akhir zaman kolonial. Pada 1980an, populasi Kristen (sebagian besar terkonsentrasi di barat laut Sri Lanka) mencapai 1,283,600, 8% dari populasi Sri Lanka. Dari jumlah penganut Kristen tersebut, sekitar 88% adalah penganut Katolik Roma dan sisanya adalah Anglikan dan Protestan.
Referensi
Pranala luar
The Buddhist World
About.com-Religion in Sri Lanka Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine.
Templat:Agama di Sri Lanka
Kata Kunci Pencarian:
- Sri Lanka
- Agama di Sri Lanka
- Agama
- Demografi Sri Lanka
- Buddhisme di Sri Lanka
- Kekristenan di Sri Lanka
- Islam di Sri Lanka
- Moor Sri Lanka
- Patung Bodhisatwa Sri Lanka
- Melayu Sri Lanka
- List of military unit mottoes by country
- Pali Canon
- Ānāpānasati Sutta
- Sanskrit Buddhist literature
- Koneswaram Temple
- Buddhism in Indonesia
- Buddhist councils
- Religion in Indonesia
- Buddhism in Southeast Asia
- List of religious populations