- Source: Akinchi
Akinchi (bahasa Azerbaijan: Əkinçi, اکينچی), sering dialihaksarakan sebagai Ekinchi ("The Cultivator", Sang Penggarap atau Sang Pembajak), adalah koran berbahasa Azerbaijani yang pertama. Terbit antara 1875 dan 1877 di Baku (saat itu bagian dari Kekaisaran Rusia, sekarang ibu kota Republik Azerbaijan). Koran ini merupakan koran pertama yang dicetak dalam bahasa Azerbaijan, sekaligus koran pertama di Rusia yang dicetak dalam bahasa-bahasa Turkik. Selain itu, koran ini adalah koran sekuler pertama di Dunia Islam.
Sejarah
Didirikan oleh seorang jurnalis, guru, ilmuwan, sekaligus alumni Universitas Negeri Moskow, Hasan bey Zardabi, Akinchi dianggap sebagai bentuk revolusi literasi di Azerbaijan, bukan cuma karena menjadi koran atau publikasi berkala pertama dalam bahasa Azerbaijan, melainkan pula sebagai sarana yang menjangkau khalayak yang luas. Dalam upayanya untuk membuat media ini dapat dinikmati tak hanya oleh kalangan masyarakat kelas atas, Zardabi memulai reformasi besar yang berusaha menjadikan bahasa Azerbaijani lebih inklusif dan vernakular (merakyat). Ia menghilangkan sejumlah besar kata serapan dan ekspresi yang diambil dari bahasa Persia dan bahasa Arab, yang umumnya terbatas digunakan dalam teks-teks keagamaan dan puisi klasik. Dalam publikasinya, Zarbadi menggunakan kembali kosakata asli bahasa Azerbaijan yang kalah prestise dari kosakata serupa yang diserap dari bahasa Persia dan Arab. Ia juga menciptakan berbagai istilah baru untuk mengekspresikan ide-ide yang belum memiliki istilah dalam bahasa Azerbaijani. Hal ini menyebabkan Akinchi menjadi subyek kritisisme dari tokoh-tokoh sastra yang menanggapnya terlalu sederhana atau terlalu sehari-hari (tidak formal). Faktanya, penggunaan bahasa sehari-hari yang sederhana sengaja dipilih sehingga rakyat jelata, terutama yang tidak berpendidikan (saat itu) akan merasa lebih mudah untuk memahami ide utama di balik semua puisi dan artikel satir itu. Penggunaan bahasa yang "lebih sederhana" ini menjadi kontroversi bagi masyarakat Azerbaijani, baik di utara maupun selatan Sungai Aras. Meskipun demikian, publikasi Akinchi tetap beredar di kalangan Azerbaijani di Iran.
Gubernur Baku, Dmitry Staroselsky rupanya bersimpati terhadap usaha yang dilakukan oleh Zardabi dan mendukungnya dalam mendirikan Akinchi. Dia juga merupakan pengusul nama bagi koran berbahasa Azerbaijani itu. Dalam opininya, Dmitry yakin dapat meyakinkan kepada otoritas saat itu bahwa Akinchi adalah majalah non-politik, yang lebih membahas mengenai teknik pertanian. Selain artikel-artikel yang bernuansa pertanian, Zarbadi juga mempublikasikan material yang terkait dengan bidang kedokteran dan biologi serta editorial yang membahas mengenai kondisi sosial dan budaya masyarakat Muslim di Kaukasus. Terbitan pertama Akinchi dicetak pada tanggal 22 Juli 1875.
Pada 1877, Dmitry Staroselsky tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Baku. Kepergiannya untuk posisi yang baru di Tiflis disebut sebagai salah satu faktor yang mendorong ditutupnya terbitan ini pada 29 September 1877. Selain itu, perang antara Kekaisaran Rusia dengan Turki Usmani juga disebut sebagai alasan mengapa otoritas Rusia melarang koran berbahasa Turkik di wilayanya, bahasa yang dianggap sebagai bahasa musuh. Alasan lain adalah kurangnya sponsor dan jumlah pembaca yang rendah. Tokoh-tokoh keagamaan di Azerbaijan saat itu bereaksi dengan melarang pembacaan eks-teks non-agama, tak terkecuali Akinchi. Selama 26 bulan keberadaannya, Akinchi hanya menarik 300 pembaca langganan, padahal surat kabar ini diberikan secara gratis. Meskipun demikian, keberadaan koran ini sangat membantu perkembangan jurnalisme di Azerbaijan dan menjadi sumber inspirasi bagi pendirian surat kabar dan majalah berbahasa Azerbaijani lainnya, seperti Ziya (1879), Ziya Gafgaziya atau Aurora Kaukasus (1880), Keshkul (1883), Sharg-i rus (1903), Irshad , Hayat (keduanya tahun 1905), Fiyuzat, Takammul dan Molla Nasraddin (semuanya pada tahun 1906), setelah itu dunia pers Azerbaijan memasuki tahap perkembangan yang baru. Khususnya Keshkul, koran ini adalah satu-satunya koran pasca penutupan Akinchi, yang ditulis seutuhnya dalam bahasa Azerbaijani. Sementara itu, koran-koran lain umumnya menggunakan bahasa Turki Usmani. Keskhkul sendiri pada akhirnya ditutup pada 1891. Dikarenakan arti pentingnya, maka pada 22 Juli, yakni hari pertama publikasi Akinchi, dideklarasikan pada tahun 2010 sebagai Hari Pers Nasional di Azerbaijan.
Sirkulasi Surat Kabar
Akinchi beredar di Azerbaijan maupun Provinsi Azerbaijan di Iran. Surat kabar ini bertahan selama dua tahun (1875-1877) dengan 300-400 oplah. Per bulan, selama 24 bulan, surat kabar ini terbit dua kali. Terdapat 56 keluaran dari Akinchi selama dua tahun penerbitannya.
Arti Penting dan Dampak
Berdirinya Akinchi sangat penting karena beberapa alasan. Pertama-tama, dengan dirilisnya Akinchi, orang mulai menganggap pers sebagai sarana media massa, dasar reformasi pendidikan, dan sebagai instrumen yang membentuk kesadaran sosial dan publik. Hasan Bey Zardabi mengatakan pada terbitan pertama jurnal bahwa surat kabar harus mencerminkan realitas tempat yang diwakilinya dan harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat secara spesifik di suatu wilayah. Faktor dan pengaruh penting lain yang ditimbulkan oleh Akinchi adalah munculnya sistem jurnalisme profesional dan generasi jurnalis untuk pertama kalinya. Bahasa Azerbaijan untuk pertama kalinya mendapat tempat sebagai bahasa resmi yang setara dengan bahasa-bahasa lain (terutama Persia yang dipandang sebagai bahasa kelas tinggi). Koran ini juga banyak membantu dalam hal menyatukan orang-orang terpelajar di Baku dan membuka jalan bagi generasi terpelajar dan pemikir Azerbaijan yang akan datang. Akinchi adalah pelopor sekaligus yang memulai fase pertama dari lima fase perkembangan literasi di Azerbaijan. Tokoh pendiri Akinchi pula seakan menjadi pelita yang menyala sendiri di tengah gulita, saat komunitas Muslim Kaukasus saat itu sangat tertinggal dan publikasi dalam bahasa mereka sangat kurang.
Referensi
Pranala luar
Beberapa artikel dari Akinchi
Kata Kunci Pencarian:
- Akinchi
- Hasan bey Zardabi
- Akinchi
- Azerbaijani language
- Azerbaijan
- Hasan bey Zardabi
- Baku
- Peri Topchubashova
- Ekinchi
- Abdulla agha Bakikhanov
- Hanifa Malikova
- Hasanbey Zardabi Natural History Museum