- Source: Arasy
‘Arasy atau ‘Arsy (bahasa Arab: عَرْش, translit. ‘Arasy) adalah makhluk yang posisinya berada di bawah Lauhulmahfuz dan di atas langit ketujuh, yaitu berupa atap surga yang berbentuk seperti kubah dan memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat.
Abu Mansur al-Baghdadi (w. 429/1037) dalam kitabnya al-Farq bainal Firaq (Perbandingan Firqah-Firqah) mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib berkata: "Allah menciptakan Arasy sebagai tanda kekuasaan-Nya, dan bukan untuk menjadikan tempat bagi Zat-Nya." Kelompok Sunni meyakini Arasy hanyalah lambang kekuasaan-Nya dan bukan tempat bagi Zat-Nya.
Penjelasan serupa banyak dikisahkan di dalam Al-Qur'an, dalam beberapa surah. Akan tetapi, banyak ulama yang berpendapat berbeda dalam mengartikan makna dari ‘Arasy ini, apakah ‘Arasy itu berwujud fisik atau nonfisik.
Menurut akademikus muslim Britania Raya, Islam Issa, Arasy adalah makhluk terbesar yang pernah diciptakan-Nya.
Ayat Kursi, ayat 255 Surah Al-Baqarah. Memuat kata kursi (كرسي) "tempat berpijak", yang tidak sama dengan Arasy [عرش], serta juga dua asmaulhusna, Al-Hayy Al-Qayyum ("Yang Maha Hidup lagi Yang Menerus mengurus makhluk-Nya"). Ulama hadis telah menafsirkan bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda bahwa akan ada jaminan Surga untuk setiap orang yang rajin membacanya setelah salat, dan sekaligus sebagai ayat tolak bala.
Dalam hadis, Nabi juga bersabda bahwa Arasy terletak di atas Surga yang tertinggi, Al-Firdaus Al-'Ala, yang merupakan surga yang diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang saleh.
Etimologi
‘Arasy adalah bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang berarti "bangunan", "singgasana", "istana", atau "takhta". Di dalam Al-Quran, kata ‘Arasy disebut sebanyak 33 kali. Kata ‘Arasy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgasana atau takhta Tuhan. Kemudian arti dari kata tersebut dipakai oleh bangsa Arab untuk menunjukkan beberapa makna, yaitu:
Singgasana raja
Atap rumah, tercantum dalam hadis
Tiang dari sesuatu
Kerajaan
Bagian dari punggung kaki
Inilah sebagian dari arti ‘Arasy dalam bahasa Arab, akan tetapi arti tersebut berubah-ubah sesuai dengan kalimat yang disandarinya.
Seorang ulama yang bernama Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arasy merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al-Qur'an:
Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Wujud ‘Arasy
Menurut manhaj salaf, ‘Arasy adalah makhluk terbesar di antara para makhluk Allah yang lainnya seperti Kursy, memiliki beberapa tiang yang menjadikan ‘Arasy sebagai atap alam semesta. Wujud ini dicatat dalam beberapa hadis-hadis shahih. Ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan oleh Allah untuk terbang ke mana saja yang dikehendaki dan malaikat tersebut merasa tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.
Malaikat itu diberikan oleh Allah kekuatan yang setara dengan 70.000 malaikat. Kemudian, Allah memerintahkan malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendakinya. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arasy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula dan hal ini telah memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arasy Allah tersebut.
‘Arasy yaitu singgasana atau tahta yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para malaikat. Ia menyerupai kubah bagi alam semesta. ‘Arasy juga merupakan atap seluruh makhluk. Penjelasan mengenai ‘Arasy memiliki tiang-tiang, adalah kisah ketika Musa hendak melihat wujud Allah, dan pada hari kiamat akan tampak kembali tiang-tiang ‘Arasy.
Berdasarkan penjelasan hadis bahwa makhluk yang bernama ‘Arasy teramat besar dibandingkan dengan Kursy, seperti sebuah cincin yang dilemparkan ke Gurun Sahara yang sangat luas.
Dijelaskan pula oleh ulama bahwa ‘Arasy dikelilingi oleh empat sungai, yaitu: sungai berisi cahaya; sungai berisi salju putih; sungai berisi air; dan sungai yang berisi api. Kemudian ada penjelasan lain bahwa sungai-sungai surga adalah berasal dari sungai yang ada di ‘Arasy.
Letak ‘Arasy
Menurut syariat Islam, ‘Arasy terletak di atas surga Firdaus yang berada di langit ke-7. Kemudian ada penjelasan lain bahwa ‘Arasy terletak di atas air.
Jadi ‘Arasy Allah yang berada di atas air, sedangkan Kursy berada di atas langit ke tujuh, dan di atas Kursy itu ada air, dan di atas air ada ‘Arasy. Maka jarak antara langit dengan langit, langit ke tujuh dengan Kursy, Kursy dengan air, dan air dengan ‘Arasy-Nya adalah 500 tahun perjalanan. Pendapat lain berkata bahwa letak ‘Arasy sangat dekat dengan Sidratulmuntaha, sebuah pohon bidara yang terletak di bawah ‘Arasy, pendapat lain mengatakan ‘Arasy terletak di kanan pohon bidara tersebut. Posisi ‘Arasy dekat dengan Baitulmakmur (Ka'bah penduduk langit) yang sejajar dengan Ka'bah di atas bumi.
Hamalat al-‘Arsy
Para malaikat pemikul ‘Arasy terkenal dengan nama Hamalat al-‘Arsy (bahasa Arab: حملة العرش) berjumlah empat malaikat, setelah kiamat akan bertambah menjadi delapan malaikat yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail, dan Hamalat al-‘Arsy. Di dalam Al-Qur'an juga disebutkan para malaikat-malaikat ini:
Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung Arasy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
= Wujud Hamalat al-‘Arsy
=Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah, wujud para malaikat pemikul singgasana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun.
Dikatakan pula dalam hadits, bahwa Hamalat al-‘Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil. Dikatakan bahwa Hamalat al-‘Arsy memiliki sayap sejumlah 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.
Sedangkan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani, seorang wali besar dari tanah Jawa, mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para malaikat dan malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat kiamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk kambing hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai
lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari ‘Arasy, dikatakan bahwa bahwa ‘Arasy adalah permata berwarna hijau dan ‘Arasy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan, dan setiap harinya ‘Arsy dihiasi dengan seribu warna cahaya, tidak ada satu makhluk pun dari makhluk Allah yang sanggup memandangnya. Segala sesuatu seluruhnya di dalam ‘Arasy seperti lingkaran di tanah lapang. Dikatakan sesungguhnya ‘Arasy merupakan kiblat para penduduk langit, sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi.
Perbedaan pendapat
Di dalam perbincangan masalah ini para ulama tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah ‘Arasy ini. Mereka memperdebatkan apakah ‘Arasy itu suatu nonmateri (nonfisik) atau materi (fisik).
Sedangkan para salaf mengimani sesuai dengan apa yang tertulis dalam Qur'an melalui lisan Nabi Muhammad, tanpa bertanya lebih lanjut.
= Penafsiran menurut beberapa aliran
=Mu'tazilah berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam Al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan tidak berupa materi, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
Mujassimah berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama yang dikiaskan kepada makhluk yang disebut paham antropomorfisme.
Ahlussunnah berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arasy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena Al-Quran sendiri mengartikan demikian adanya. Menurut mereka, kata ‘Arasy harus dipahami sebagaimana adanya tanpa di metafor atau dikiaskan ataupun tanpa diserupakan dengan makhluk.
= Tafsir
=Istiwa secara bahasa diterjemahkan menjadi bersemayam, tetapi karena Allah tidak sama dengan makhluk-Nya, maka ulama salaf memahami bahwa kata istiwa Allah tidaklah diterjemahkan dengan kata bersemayam.
Bersemayam merupakan sifat fi'liyah (sifat perbuatan) bagi makhluk maka para ulama ahlussunnah wal-jama'ah menafsirkan makna istiwa dengan makna yang layak bagi-Nya, ahli ta'wil mengubah maknanya menjadi "menguasai", karena tidak ada satu pun yang menyerupai Allah, baik perbuatan, Zat, atau sifat-Nya.[Qur'an Al-Ikhlas:4]
Ucapan Imam Malik bin Anas dalam masalah sifat yang mulia ini yang menjadi kaidah bagi ahlussunnah wal-jama'ah dalam seluruh bab sifat. Ia pernah ditanya mengenai bersemayamnya Allah, bagaimana hakikatnya, maka ia menjawab, Istiwa telah diketahui, caranya majhul (tidak diketahui), beriman dengannya adalah wajib, menyamakan dengan kata bersemayam adalah bid'ah.
Istiwa (bersemayam) telah diketahui, maksudnya telah diketahui maknanya dalam bahasa Arab. Sedangkan tata caranya tidak diketahui. Beriman kepadanya wajib. Menyebutnya bersemayam, merupakan bid'ah.
Imam Ibnu Khuzaimah berkata, Kami dan seluruh ulama kami, baik dari Hijaz, Tihamah, Yaman, Irak, Syam, Mesir, mazhab kami adalah bahwa kami menetapkan bagi Allah apa yang telah Dia tetapkan untuk diri-Nya. Kami tetapkan hal itu dengan lisan kami dan kami benarkan dalam hati kami, tanpa menyerupai dzat Pencipta kami dengan wajah seorang pun dari kalangan makhluk. Maha suci Tuhan kami dari keserupaan dengan makhluk-Nya. Maha suci Tuhan kami dari pendapat orang-orang yang tidak mempercayai adanya sifat Allah.
Lihat pula
Sidrat al-Muntahā
Isra Mi'raj
Takhta Tuhan, konsep serupa dalam Kekristenan dan Yahudi
Catatan kaki
Kata Kunci Pencarian:
- Arasy
- Gentala Arasy
- Asriady Arasy
- Museum Menara Gentala Arasy
- Kota Jambi
- Pelayangan, Jambi
- Baitulmakmur
- Muhammad
- Sidratul Muntaha
- Arsya Hermansyah
- Tupã (mythology)
- Guarani mythology
- Tau (mythology)
- Teju Jagua
- List of lunar deities
- Soft tennis at the 2023 SEA Games
- Turkmen language
- List of goddesses
- Malaysia at the 2024 ASEAN University Games
- Jambi (city)