- Source: Asam perfluorooktanoat
Asam perfluorooktanoat (PFOA) (basa konjugat perfluorooktanoat)—atau C8—adalah asam karboksilat ter-perfluorinasi yang diproduksi dan digunakan di seluruh dunia sebagai surfaktan industri dalam proses kimiawi dan bahan mentah material. Senyawa ini mengancam kesehatan dan diatur ketat oleh pemerintah. Berbagai industri telah menghentikan produksinya secara sukarela. PFOA digolongkan sebagai surfaktan atau fluorosurfaktan karena struktur kimianya terdiri atas "gugus ekor" n-oktil ter-perfluorinasi dan "gugus kepala" karboksilat. Gugus kepalanya bersifat hidrofilik, sedangkan gugus fluorokarbonnya bersifat hidrofobik dan lipofobik. Gugus ekornya lengai dan berinteraksi lemah dengan moietas polar maupun non-polar; gugus kepalanya reaktif dan berinteraksi kuat dengan gugus polar, khususnya air. "Ekor"-nya hidrofobik karena non-polar dan lipofobik karena fluorokarbon lebih kebal gaya London daripada hidrokarbon.
PFOA digunakan di berbagai produk pabrikan, termasuk karpet, pelapis furnitur, pakaian, pengilap lantai, kain/tekstil, busa pemadam api, dan perekat. PFOA berperan sebagai surfaktan dalam polimerisasi emulsi fluoropolimer sekaligus bahan dasar sintesis senyawa pengganti perfluoroalkil, polimer, dan zat-zat polimer. PFOA sudah diproduksi secara massal sejak tahun 1940-an. PFOA juga dibentuk melalui penguraian bahan-bahan prekursor seperti fluorotelomer. PFOA dijadikan surfaktan karena lebih mampu mengurangi tegangan permukaan air daripada surfaktan hidrokarbon dan sangat stabil karena mengandung gugus ekor perfluoroalkil. PFOA disukai pabrik karena stabil, tetapi cenderung berbahaya bagi lingkungan.
Berbagai penelitian menemukan hubungan sebab-akibat antara keterpaparan PFOA dengan kanker ginjal. PFOA dengan kandungan bagian per miliar (ppb) yang rendah dan sangat rendah ditemukan di darah 98% penduduk Amerika Serikat. PFOA dengan kandungan ppb yang lebih tinggi ditemukan di darah pegawai paabrik dan penduduk sekitarnya. PFOA ditemukan di limbah industri, karpet antinoda, cairan pembersih karpet, debu rumah, kantong berondong jagung instan, air, makanan, dan produk-produk Teflon (PTFE).
Untuk menindaklanjuti gugatan perwakilan kelompok dan pembayaran ganti rugi oleh DuPont, tiga ahli penyakit meneliti penduduk sekitar pabrik yang terpapar PFOA di atas normal. Mereka menemukan kaitan antara tingginya keterpaparan PFOA dengan enam jenis penyakit: kanker ginjal, kanker testis, radang usus besar, penyakit tiroid, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), dan hipertensi gestasional.
Produsen utama PFOS, 3M Company (atau Minnesota Mining and Manufacturing Company pada tahun 1902 sampai 2002), berhenti memproduksi PFOA pada tahun 2002 setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyampaikan keluhan resmi.:2 Delapan perusahaan lain bersedia menghentikan produksi senyawa kimia ini secara bertahap pada tahun 2015.:3
Pada tahun 2014, EPA menetapkan PFOA dan perfluorooktansulfonat (garaman asam perfluorooktansulfonat, PFOS) sebagai pencemar potensial (emergent contaminant):
PFOA dan PFOS sangat sulit dilenyapkan dari lingkungan dan tidak mengalami proses penguraian normal. [Keduanya] tersebar merata di seluruh tingkat trofik tinggi dan ditemukan di tanah, udara, dan air tanah di seluruh Amerika Serikat. Potensi toksisitas, mobilitas, dan bioakumulasi PFOS dan PFOA dapat berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.:1
Sejarah
3M (waktu itu masih bernama Minnesota Mining and Manufacturing Company) mulai memproduksi PFOA dengan cara fluorinasi elektrokimia pada tahun 1947. Sejak 1951, DuPont membeli PFOA dari 3M untuk memproduksi fluoropolimer tertentu—dijual secara komersial dengan merek Teflon, tetapi DuPont sendiri memakai istilah C8 di lingkungan perusahaannya.
Pada tahun 1968, kandungan organofluorin terdeteksi di serum darah konsumen. Tahun 1976, kandungan tersebut diduga merupakan PFOA atau senyawa terkait seperti PFOS.
Tahun 1999, EPA meminta semua perusahaan untuk mempelajari dampak bahan kimia yang diperfluorinasi setelah EPA menerima data distribusi dan toksisitas PFOS di seluruh dunia. Atas desakan EPA, pada Mei 2000, 3M mengumumkan berakhirnya pembuatan produk-produk berbahan PFOA, PFOS, dan PFOS yang selama ini menjadi produk terlaris 3M. 3M mengatakan mereka akan membuat keputusan yang sama tanpa desakan EPA.
Karena 3M berhenti memproduksi PFOA, pada tahun 2002, DuPont membangun pabriknya sendiri di Fayetteville, North Carolina untuk memproduksi bahan kimia ini. PFOA mendapat perhatian luas setelah masyarakat yang tercemar menggugat pabrik DuPont di Washington, West Virginia, dan EPA turun tangan. Tahun 2004, ChemRisk, "penilai risiko industri" yang dikontrak DuPont, melaporkan lebih dari 770.000 kilogram C8 "dibuang, ditumpahkan, dan dilepas" ke alam terbuka oleh pabrik Washington Works milik DuPont sejak 1951 sampai 2003.
Penelitian tentang PFOA menunjukkan tingginya kandungan di alam, kadar racun berdasarkan percobaan terhadap hewan, dan kaitannya dengan kesehatan manusia dan potensi dampak kesehatan secara umum. Selain itu, ilmu kimia analitis modern memungkinkan peneliti mendeteksi kadar PFOA secara rutin dalam satuan bagian per miliar (ppb) rendah dan sangat rendah di berbagai zat. Pada tahun 2013, Gore-Tex berhenti memakai PFOA dalam pembuatan kain tahan cuaca. Perusahaan-perusahaan besar produsen PFOA mengikuti Global PFOA Stewardship Program yang bertujuan menghentikan penggunaan PFOA pada tahun 2015. Sejak saat itu, PFOA tidak lagi dipakai dalam pembuatan alat masak anti-lengket dan digantikan oleh GenX. Namun, percobaan terhadap tikus pada tahun 2015 menemukan bahwa GenX juga memicu masalah kesehatan yang sama seperti PFOA, tetapi penyakitnya sendiri baru muncul apabila GenX digunakan dalam konsentrasi/kadar yang lebih banyak daripada PFOA.
= Penyelidikan Rob Bilott
=Pada musim gugur 2000, Rob Bilott, seorang pengacara dari firma hukum Taft Stettinius & Hollister, berhasil mendesak DuPont lewat perintah pengadilan untuk membuka semua dokumen yang berkaitan dengan PFOA. Dokumen ini terdiri dari 110.000 lembar penelitian dan laporan rahasia oleh ilmuwan DuPont yang dibuat selama puluhan tahun. Tahun 1993, DuPont tahu bahwa "PFOA memicu tumor kanker testis, pankreas, dan hati pada hewan percobaan". DuPont kemudian mencari bahan alternatif. Namun, karena produk-produk yang dibuat dengan PFOA adalah sumber pemasukan utama DuPont ($1 miliar per tahun), DuPont memutuskan tetap memakai PFOA. Billott kemudian mengetahui bahwa "3M dan DuPont melakukan penelitian medis rahasia mengenai efek PFOA selama lebih dari empat puluh tahun" dan pada 1961 DuPont sudah tahu bahwa tikus-tikus yang diberi pakan berkandungan PFOA mengalami pembengkakan hati. Penelitian selanjutnya menemukan bahwa PFOA menimbulkan efek kesehatan negatif yang timpang berdasarkan jenis kelamin di tikus-tikus yang terpapar bahan kimia ini. Keterpaparan PFOA pada tikus memicu perubahan genetik. PFOA memicu pembentukan jaringan lemak pada tikus yang menyebabkan hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi) dengan frekuensi yang tidak pasti. Dampak PFOA terhadap kesehatan sangat bervariasi di antara tikus-tikus dari berbagai genotip. Selain itu, tikus betina dari semua genotip mengalami hiperkolesterolemia yang lebih parah dan cepat daripada tikus jantan.
Bilott mengungkapkan bahwa DuPont secara sadar mencemari perairan di Parkersburg, West Virginia dengan PFOA sejak 1980-an. Pada 1980-1990-an, peneliti mulai mendalami kadar racun PFOA.
Atas kerja keras Bilott dalam mengungkapkan pencemaran ini, ia dianugerahi The Right Livelihood Award pada tahun 2017. Gugatan Bilott melawan DuPont menjadi tema film dokumenter The Devil We Know yang tayang perdana di Festival Film Sundance 2018 dan film Dark Waters (2019) yang disutradarai Todd Haynes.
Lihat pula
Zat alkil ter-perfluorinasi (PFAS)
Polusi Sungai Ohio
Garis waktu peristiwa yang berkaitan dengan zat per- dan polifluoroalkil (PFAS)
Weinberg Group
Referensi
Pranala luar
EPA: PFOA and Fluorotelomer page
EPA: Links to related programs and studies
Sustained Outrage Blog – C8 (PFOA) Category Diarsipkan 2010-04-02 di Wayback Machine. published by the Charleston Gazette
Internet Movie Database (IMDB) listing The Devil We Know
Callie Lyons blog on C8, author of Stain-Resistant, Nonstick, Waterproof, and Lethal: The Hidden Dangers of C8
Perfluorooctanoic Acid (PFOA); Fluorinated Telomers enforceable consent agreement development
Perfluorinated substances and their uses in Sweden
Chain of Contamination: The Food Link, Perfluorinated Chemicals (PFCs) Incl. PFOS & PFOA
Kata Kunci Pencarian:
- Asam perfluorooktanoat
- Obesogen
- Asam trifluoroasetat
- Surfaktan
- Pemadam api
- Dark Waters
- Halokarbon
- 3M
- Fluorin