- Source: Babad Blambangan
Babad Blambangan adalah karya sastra klasik yang berkisah tentang Kerajaan Blambangan. Babad blambangan bukan merupakan satu karangan utuh namun kumpulan dari beberapa babad yang ditulis pada tahun yang berbeda-beda. Aksara yang dipakai untuk menulis babad adalah aksara Jawa, Bali, Pegon dan Latin. Babad-babad yang menyusun Babad Blambangan adalah Babad Wilis, Babad Sembar, Babad Tawang Alun, Babad Mas Sepuh, Babad Bayu dan Babad Notodiningratan.
Babad Sembar
Babad Sembar ditulis dalam bahasa Jawa dengan aksara Bali. Babad Sembar berisi tentang silsilah mengenai raja-raja Kerajaan Blambangan. Babad sembar dapat dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama terdiri dari 10 bait yang mengungkapkan bahwa ada lima-enam angkatan sebelum Tawang Alun.
Dalam bagian pertama juga dapat ditemukan bahwa nama Tawang Alun tidak hanya satu. Bagian ini menceritakan bahwa terjadi perpindahan ibu kota kerajaan sampai 3 kali, yaitu mulai dari Tepasana (Lumajang) menuju Puger, Jember dan akhirnya berpindah lagi ke wilayah semula.
Bagian kedua dari babad ini merupakan kisah mengenai Tawang Alun dan Lanang Dhangiran. Lanang Dhangiran adalah pendiri keluarga bupati Surabaya.
Babad Tawang Alun
Babad Tawang Alun kira-kira dibuat antara tahun 1832-1841. Babad Tawang Alun ditulis pada zaman Suranegara menjadi bupati Surabaya. Menurut teks babad nenek moyang raja-raja Blambangan adalah pangeran-pangeran Kedhawung abad ke-17. Tawang Alun merupakan putera dari Buyut Somani. Dia mempunyai seorang saudara bernama Menak Sembuyu, tetapi keduanya tidak hidup rukun.
Babad Bayu
Babad Bayu ditulis oleh Wiraleksana pada tahun 1826. Wiraleksa adalah seorang pedagang dari Lumajang. Babad Bayu melukiskan segala macam tanda alam yang meramalkan kematian atau kegagalan yang akan menimpa seseorang. Babad bayu juga menceritakan kisah-kisah perempuan yang menangisi kepergian atau kematian suaminya. Kaitan sejarah dengan Blambangan, babad ini menceritakan penaklukan Blambangan dari pihak Madura.
Babad Notodiningratan
Pengaran Babad Notodiningratan adalah Raden Arya Tumenggung Natadiningrat. Dia adalah bupati Banyuwangi dari tahun 1912 sampai tahun 1919 dan berasal dari Malang. Babad ini termasuk babad modern karena menggunakan data-data sejarah Blambangan yang cukup akurat untuk menulisnya. Babad ini menuliskan tentang sejarah panjang Blambangan yang sebagian sudah ditulis dalam babad-babad sebelumnya.
Rujukan
Kata Kunci Pencarian:
- Kerajaan Blambangan
- Babad Blambangan
- Sunan Giri
- Dewi Sekardadu
- Perang Mataram-Blambangan pertama
- Jagapati
- Perang Bayu
- Wong Agung Wilis
- Kabupaten Banyuwangi
- Prabu Tawangalun II
- Babad Blambangan
- Blambangan Kingdom
- Trenggana
- Kingdom of Pajang
- Bali Kingdom
- Mataram Sultanate
- Dalem Bekung
- Dalem Baturenggong
- Dalem Di Made
- Amangkurat I of Mataram