- Source: Bagoes Hadikoesoemo
Ki Raden Bagus Hadikusumo (Ejaan Lama: Bagoes Hadikoesoemo) (24 November 1890 – 4 November 1954) adalah seorang pemuka agama dan politisi berkebangsaan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di dunia politik, ia merupakan pendiri Partai Islam Indonesia (PII) pada 1938 dan Partai Masyumi di Yogyakarta pada 1943. Dia sebagai tokoh Muhammadiyah yang disemat penghargaan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo pada 2015.
Riwayat Hidup
Lahir dengan nama Raden Hidajat di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 24 November 1890 (dalam penanggalan Hijriah: Senin, 11 Rabiul Akhir 1308) di pagi hari. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya, Raden Haji Lurah Hasjim adalah seorang abdi dalem di Keraton Yogyakarta.
= Kiprah dan Pendidikan
=Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (sekarang SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).
Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansoer dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum Muhammadiyah yang ditinggalkannya. Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI. Ia pernah berdebat sengit terkait dasar negara terutama terkait Piagam Jakarta.
Karya sastra
Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain:
Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin,
Risalah Katresnan Djati (1935),
Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940),
Poestaka Ichsan (1941), dan
Poestaka Iman (1954).
Lihat pula
Ahmad Dahlan
Muhammad Sangidu
Rujukan
Daftar pustaka
Buku
Arifin, MT (1990). Muhammadiyah: Potret yang Berubah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. ISBN 978-602-6268-01-3.
Darban, Ahmad Adaby (2000). Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Tarawang. ISBN 978-979-8681-26-4.
Jurnal ilmiah
Aprianto, Iwan Dwi; Yulianto, Andrian Eka (Desember 2019). "Askar Perang Sabil dalam Revolusi Fisik di Yogyakarta Tahun 1945-1949". Jurnal Walasuji. 10 (2). ISSN 2502-2229. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 2020-04-08.
Kata Kunci Pencarian:
- Bagoes Hadikoesoemo
- Mas Mansoer
- Sultan Hasanuddin
- Fatmawati
- Sutomo
- Martha Christina Tiahahu
- Agus Salim
- Amien Rais
- Tuanku Imam Bonjol
- Ahmad Yani
- Hamka
- Sutomo
- Fatmawati
- Diponegoro
- Kartini
- Ki Hajar Dewantara
- I Gusti Ngurah Rai
- Cut Nyak Dhien
- Ahmad Yani
- Sukarno