- Source: Bahasa isyarat biara
Bahasa isyarat biara atau bahasa isyarat monastik telah digunakan di Eropa setidaknya sejak abad ke-10 oleh para biarawan dan biarawati Kristiani, dan beberapa di antaranya, seperti isyarat Sistersien dan Trapis, masih digunakan sampai sekarang—tidak hanya di Eropa, tapi juga di Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Tidak seperti bahasa isyarat tunarungu, bahasa isyarat ini lebih baik dipahami sebagai bentuk komunikasi gestur simbolis daripada bahasa, dan beberapa penulis lebih suka mendeskripsikannya sebagai leksikon isyarat.
Penggunaan
Tujuan penggunaan leksikon isyarat ini bervariasi. Para frater Fransiskan yang bepergian menggunakan alfabet jari, mungkin sebagai alat bantu ingatan untuk berkhotbah, dan di biara-biara Benediktin, isyarat yang mewakili kata-kata digunakan untuk komunikasi terbatas ketika keheningan diperlukan. Alih-alih "Kaul Keheningan" total yang banyak dibayangkan, Peraturan Santo Benediktus hanya melarang percakapan di area-area tertentu di biara selama jam-jam tertentu dalam sehari. Waktu yang paling umum untuk berdiam diri dikenal sebagai "Keheningan Agung" yang berlangsung pada malam hari. Baru pada abad ke-17, gerakan reformasi di dalam komunitas Sistersien dan Trapis menganggap keheningan mutlak sebagai penebusan dosa yang berharga, bersama dengan penebusan dosa lainnya yang dilakukan secara sukarela.
Isyarat
Isyarat-isyarat didokumentasikan dengan baik di biara-biara Benediktin abad pertengahan di Eropa Barat, dari Portugal hingga Inggris. Teks-teks antik menyajikan daftar kata-kata dengan isyarat-isyarat yang menyertainya, termasuk petunjuk untuk menghasilkan isyarat. Kadang-kadang mereka juga menjelaskan alasan di balik isyarat tersebut. Isyarat-isyarat tersebut sebagian besar berupa kata benda yang berkaitan dengan kehidupan biara. Makanan, pakaian, ruangan dan bangunan tertentu, benda-benda ritual, dan berbagai tingkatan jabatan klerikal mendominasi kosakata. Beberapa isyarat yang berfungsi sebagai kata kerja termasuk "duduk," "berdiri," "berlutut," dan "mengaku." Isyarat-isyarat ini hampir selalu memiliki hubungan ikonik atau motivasi visual dengan hal yang diwakili oleh isyarat tersebut. Tidak ada tata bahasa yang dijelaskan untuk isyarat-isyarat ini, dan mereka mungkin digunakan dalam urutan kata dari bahasa lisan—baik bahasa Latin atau bahasa setempat—dan mungkin dengan gerakan yang menyertainya seperti menunjuk. Biarawan Sistersien modern di Inggris atau Amerika Serikat menggunakan sintaksis yang "sebagian besar, tetapi tidak secara eksklusif," berasal dari bahasa Inggris, sementara biarawan Sistersien di Prancis secara longgar mengikuti sintaksis bahasa Prancis; setidaknya sebanyak yang dimungkinkan untuk dilakukan, mengingat leksikon yang terbatas." Daftar kosakata dalam teks-teks abad pertengahan berkisar antara 52 isyarat hingga 472, dengan "rata-rata 178 dan rerata 145."
Buku-buku isyarat Benediktin yang paling awal berasal dari sekitar tahun 1075 (dan sekali lagi sekitar tahun 1083) di Biara Kluni (di wilayah Prancis saat ini), dan Biara Hirsau (di wilayah Jerman saat ini) pada waktu yang hampir bersamaan. Bonaventura pada abad ke-13 menggunakan alfabet jari, dan Monasteriales Indicia dari abad pertengahan menjelaskan 127 isyarat yang digunakan oleh biarawan Benediktin Anglo-Saxon. Isyarat-isyarat dari bahasa isyarat biara Portugis pada abad ke-16 juga telah didokumentasikan.
Daftar
Bahasa isyarat Benediktin
(Dialek Cluny)
Bahasa isyarat biara Anglo-Saxon (punah)
Bahasa Isyarat Ordo Santo Agustinus = Bahasa Isyarat Canons (punah)
Katedral Dublin (punah)
Katedral Ely (punah)
Paris (punah)
Bahasa Isyarat Trapis
Bahasa Isyarat Sistersien
Rujukan
Bacaan lebih lanjut
Bruce, Scott G. (2001). "The Origins of Cistercian Sign Language," Cîteaux: Commentarii cistercienses 52 (2001): 193–209.
Bruce, Scott G. (2005). "Monastic Sign Language in the Cluniac Customaries," in From Dead of Night to End of Day: The Medieval Customs of Cluny / Du coeur de la nuit à la fin du jour: Les coutumes clunisiennes au Moyen Âge, ed. S. Boynton and I. Cochelin, Disciplina monastica 3. Turnhout || Brepols, 2005, pp. 273–286.
Bruce, Scott G. (2007). Silence and Sign Language in Medieval Monasticism: The Cluniac Tradition, c. 900-1200. Cambridge || Cambridge University Press 2007.
Barakat, Robert (1975). The Cistercian sign language : a study in non-verbal communication. (Cistercian Study Series; 7) Kalamazoo, Mich. : Cistercian Publications 1975. Reviewed by Stokoe, W. (1978) in Semiotica, 24, 181-194
Barley, Nigel F. (1974). Two Anglo-Saxon sign systems compared. In: Semiotica : journal of the International Association for Semiotic Studies 12 (1974), pp. 227–237.
Jarecki, Walter (1981). Signa loquendi: Die cluniacensischen Signa-Listen eingeleitet und herausgegeben. Baden-Baden: Koerner.
Daniels, Marilyn (1997). Benedictine Roots in the Development of Deaf Education. Bergin & Garvey. ISBN 0-89789-500-2
Kendon, Adam (1990). Signs in the cloister and elsewhere. In: Semiotica 79: 3/4 (1990), pp. 307–329
Nitschke, August (1997). Sign language and gesture in medieval Europe: Monasteries, courts of justice, and society. In: Segerstråle, Ullica / Molnár, Peter (eds): Nonverbal communication : where nature meets culture. Hillsdale, NJ : Erlbaum (1997), pp. 263–274.
Umiker-Sebeok, Jean, and Sebeok, Thomas A., eds. (1987). Monastic sign language. (Approaches to Semiotics 76). Berlin, New York, Amsterdam : Mouton de Gruyter.
Kata Kunci Pencarian:
- Bahasa isyarat biara
- Bahasa Inggris
- Sistersien
- Trapis
- Bahasa di Bhutan
- Bahasa-bahasa di Kekaisaran Romawi
- Trappist (disambiguasi)
- Biara (tempat tinggal)
- Refter
- Sri Kesari Warmadewa