- Source: Bahasa Sunda Brebes
Bahasa Sunda Brebes (ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮢᮨᮘᮨᮞ᮪, basa Sunda Brebes) atau dialek Brebes adalah sebuah dialek bahasa Sunda yang lazimnya dituturkan oleh penduduk bersuku Sunda di sebagian wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah khususnya di bagian selatan dan barat daya. Dalam rumpun bahasa Sunda, bahasa Sunda Brebes termasuk ke dalam rumpun dialek Sunda Timur Laut yang berkerabat dekat dengan bahasa Sunda Kuningan. Bahasa ini diperkirakan mempunyai penutur sebanyak 14% dari keseluruhan penduduk Kabupaten Brebes.
Meskipun secara fonologis bahasa Sunda Brebes sama dengan bahasa Sunda baku, bahasa Sunda Brebes memiliki keunikan tersendiri berupa kosakata, tata bahasa, dan intonasi yang berbeda dengan bentuk standar bahasa Sunda.
Wilayah penuturan
Wilayah utama penutur bahasa Sunda Brebes meliputi kecamatan Salem, Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo, Tanjung (Sarireja dan Luwungbata), Larangan (Wlahar, Kamal, dan Pamulihan), dan kecamatan Kersana (Kradenan, Pende, dan Sindang Jaya).
Bahasa Sunda juga digunakan dalam tingkat yang lebih rendah di beberapa desa di kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas, Cibentang, Karang Pari, Pangebatan, Kebandungan, dan Bantarkawung), kecamatan Ketanggungan (Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuhbadag, dan Kubangwungu), Banjarharjo (Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor), kecamatan Losari (Karang Junti, Dukuhsalam, dan Babakan), kecamatan Kersana (kubangpari), dan kecamatan Paguyangan (Kedungoleng).
Bahasa Sunda Brebes juga digunakan di Kabupaten Tegal, tepatnya di desa Prupuk Selatan, kecamatan Margasari yang berada di sebelah timur Sungai Pemali. Dituturkan oleh sekitar 1.000 sebagai bahasa kedua, dimana bahasa ibu mereka adalah bahasa Jawa Tegal.
Penggunaan
Penutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat setempat. Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli di pasar, ceramah agama di masjid, dan upacara adat (pernikahan, khitanan, syukuran, sedekah bumi), bahasa Sunda selalu digunakan sebagai bahasa pengantar. Meskipun begitu, bahasa Sunda di Kabupaten Brebes hanya digunakan dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai saat ini bahasa tersebut masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.
Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selatan adalah adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya, seperti bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain lebih cenderung melakukannya ke Kecamatan Ciledug, yakni kecamatan yang ada di sebelah timur Kabupaten Cirebon daripada ke kota Brebes itu sendiri. Hal ini disebabkan karena lebih mudahnya mendapatkan sarana transportasi ke arah Ciledug daripada ke Brebes juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat yang sebahasa yang menjadikan mudahnya berkomunikasi dan ikatan satu bahasa.
Karakteristik
Perbedaan bahasa Sunda Brebes dengan bahasa Sunda standar tampak menonjol pada intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak terjadi perbedaan. Dalam tataran frasa, misalnya adalah:
imah bapa = rumah bapak
peti suluh = peti kayu
budak bandel = anak nakal
hayang héés/pineuh = ingin tidur
ngakan/nyatu kéjo = makan nasi
gedé ujur = besar sekali
jenuk/bera budak = banyak anak.
Kalimat bahasa Sunda Brebes contohnya adalah:
Misah/ambih lulus ujian nyanéh kudu di ajar = Agar lulus ujian kamu harus belajar;
Iraha nyanéh mangkat = Kapan kamu pergi;
Naha nyanéh telat = Mengapa kamu terlambat?;
Mih balik ti pasar = Ibu pulang dari pasar;
Kaka geus indit = kakak sudah pergi.
Yang menarik adalah sebagian kosakata bahasa Sunda standar yang termasuk kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam bahasa Sunda Brebes selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa;
Hayang saré = ingin tidur
dahar sangu = makan nasi
Di dalam bahasa Sunda Brebes dianggap halus, padahal di dalam bahasa Sunda Standar kedua frasa itu bermakna netral. Frasa yang bermakna ingin tidur dan makan nasi di dalam bahasa Sunda Brebes adalah hayang héés dan ngakan kéjo.
Selain "héés" untuk mengungkapkan kata "tidur", juga digunakan kata "pineuh" di bantarkawung sebagai padanannya.
Tabel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar
Lihat pula
Bahasa Sunda Kuningan
Bahasa Sunda di Kabupaten Banyumas
Bahasa Sunda di Kabupaten Tegal
Bahasa Sunda Cirebon
Bahasa Sunda Ciamis
Dialek bahasa Sunda
Referensi
= Catatan kaki
== Daftar pustaka
=Bacaan selanjutnya
Junawaroh, S.; Sobarna, C.; Wahya; Riyanto, S. (2018). "Brebes Sundanese Language in the Realm of Social Intercourse as a Territorial Identity". KnE Social Sciences / The 1st International Seminar on Language, Literature and Education (ISLLE 2017). 3 (9): 357–363. doi:10.18502/kss.v3i9.2697 .
Pranala luar
Daftar lema bahasa Sunda Brebes di Wiktionary
Kata Kunci Pencarian:
- Bahasa Sunda
- Bahasa Sunda Brebes
- Kabupaten Brebes
- Suku Sunda
- Dialek bahasa Sunda
- Sejarah bahasa Sunda
- Bahasa Sunda Indramayu
- Bahasa Sunda Kuningan
- Kerajaan Sunda
- Bahasa Sunda Cirebon
- Sundanese people
- Sundanese language
- Indonesian language
- Brebes Sundanese
- Javanese language
- Cirebon Sundanese
- West Java
- Languages of Indonesia
- Indonesian Arabic
- Gaul Indonesian Language