- Source: Batalyon Badri 313
Batalyon Badri 313 (Pashto: بدري ٣١٣ قطعه) adalah salah satu pasukan unitnya Taliban. Nama pasukan unit ini sangat terkait dengan jaringan Haqqani yang dilaporkan telah memberikan pelatihan kepada mereka. Pasukan elit Taliban seperti Badri 313 dilaporkan memainkan peran penting dalam penaklukan Afghanistan. Pada bulan Juli dan Agustus 2021, Taliban merilis video daring tentang Batalion Badri 313 dalam berbagai bahasa lokal Afghanistan, serta dalam bahasa Inggris dan Arab.
Batalyon Badri 313 bermarkas di Akademi Operasi Militer Salahaddin Ayyubi.
Nama
Pasukan elit ini dinamai berdasarkan tentaranya Nabi Muhammad yang terdiri dari 313 pasukan dalam Pertempuran Badar yang menjadi kemenangan militer perdana kaum Muslimin dalam melawan tentara suku Quraisy pada tanggal 13 Maret 624.
Sejarah
Jaringan Haqqani memegang posisi penting dalam militer serta komando tinggi Taliban. Haqqani secara tradisional menyebut pasukan elit mereka sebagai "Tentara Badri" dan menekankan bahwa pasukan ini secara ideologis sangat sejalan dengan al-Qaeda. Pasukan pengawal elit dan pasukan kejutan al-Qaeda di medan perang sudah dikenal sejak pertengahan dekade 2000-an sebagai Brigade 313. Pasukan yang disebut "Tentara Badr" pertama kali melakukan serangan bunuh diri dan serangan terhadap posisi yang terkait dengan Republik Islam Afghanistan dan sekutunya pada tahun 2011.
Batalyon Badri 313 pertama kali muncul pada tahap akhir pemberontakan Taliban, terutama terlibat dalam serangan terhadap kompleks keamanan perusahaan Inggris G4S di Kabul pada November 2018. Setelah Kejatuhan Kabul pada 2021, Taliban melaporkan bahwa Batalion Badri 313 mengamankan Arg (Istana Kepresidenan Afghanistan) dan tempat penting lainnya di kota tersebut. Batalion Badri 313 juga dilaporkan memberikan "keamanan" di Bandara Kabul.
Batalion Badri 313 menarik perhatian dunia setelah kemenangan Taliban di Afghanistan yang mengejek tentara Amerika dengan cara meniru pengibaran bendera Iwo Jima.
Peralatan
Batalion ini dilengkapi dengan seragam kamuflase, helm tempur, pelindung tubuh, kacamata penglihatan malam, karabin M4, senjata samping, dan Humvee dari AS. Tidak jelas bagaimana dan darimana mereka memperoleh peralatan tersebut, apakah melalui korupsi, penyitaan dari pasukan Tentara Nasional Afghanistan yang menyerah, atau hanya dengan mengambil yang ditinggalkan oleh ANA.