- Source: Daftar satelit alami
Di antara delapan planet dan sembilan planet katai yang ada di Tata Surya, diketahui terdapat enam planet dan tujuh planet katai yang dikelilingi oleh paling sedikitnya 290 satelit alami. Setidaknya 19 di antaranya berukuran cukup besar sehingga memiliki bentuk bulat karena pengaruh gravitasi; semuanya tertutup oleh kerak es kecuali Bulan di Bumi dan Io di Jupiter. Beberapa satelit alami terbesar telah mencapai kesetimbangan hidrostatik sehingga dapat dianggap sebagai planet katai ataupun planet apabila berada dalam orbit yang langsung mengitari Matahari dan tidak berada dalam keadaannya saat ini (mengitari planet atau planet katai).
Satelit alami dikelompokkan ke dalam dua kategori berbeda menurut orbitnya: satelit reguler atau beraturan, yang mempunyai orbit prograde (mengorbit searah dengan rotasi planetnya) dan terletak dekat dengan bidang khatulistiwanya, dan satelit ireguler atau tak beraturan, yang dapat mempunyai orbit prograde atau retrograde (berlawanan dengan arah rotasi planetnya) dan sering kali terletak pada sudut ekstrem terhadap bidang khatulistiwa planetnya. Satelit ireguler ini diperkirakan merupakan planet kecil yang ditangkap dari orbit di sekitar planet induknya. Sebagian besar satelit ireguler berdiameter kurang dari 10 kilometer (6,2 mi).
Penemuan empat satelit Galileo yang mengitari Jupiter oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 menjadi penemuan paling awal yang diketahui publik mengenai keberadaan satelit alami selain yang dimiliki Bumi. Selama tiga abad setelahnya, hanya terdapat beberapa satelit alami yang ditemukan. Misi ke planet lain pada tahun 1970-an, terutama misi Voyager 1 dan 2 menyebabkan terjadinya lonjakan jumlah satelit alami yang terdeteksi, dan pengamatan yang dilakukan sejak tahun 2000, dengan menggunakan teleskop optik yang sebagian besar berada di darat, telah menemukan lebih banyak lagi satelit alami yang semuanya berbentuk tidak beraturan.
Satelit alami berdasarkan planet induk
Merkurius, planet terkecil sekaligus yang terdekat dari Matahari, tidak memiliki satelit alami atau setidaknya tidak ada satelit alami yang terdeteksi hingga diameter 16 km (9,9 mi). Selama beberapa waktu pada tahun 1974, Merkurius dianggap memiliki satelit alami.
Venus juga tidak memiliki satelit alami, meskipun laporan mengenai keberadaan satelit alami di sekitar Venus telah beredar sejak abad ke-17.
Bumi memiliki satu Bulan, satelit alami terbesar di antara seluruh planet kebumian yang ada di Tata Surya. Bumi juga memiliki lebih dari 20 benda langit dengan orbit yang serupa dengan orbit Bumi, termasuk di antaranya asteroid 3753 Cruithne dan 469219 Kamoʻoalewa, dan satelit temporer 2020 CD3; namun karena benda-benda langit ini tidak mengorbit Bumi secara permanen, maka tidak dianggap sebagai satelit alami. (Lihat Satelit lain Bumi dan Satelit kuasi.)
Mars juga memiliki dua satelit alami yang diketahui, yakni Fobos dan Deimos (dinamakan menurut nama pengikut Ares, seorang dewa perang dalam mitologi Yunani, padanan Mars dalam mitologi Romawi). Pencarian keberadaan satelit lainnya tidak membuahkan hasil, dengan menempatkan radius maksimal satelit lain pada 90 m (100 yd).
Jupiter memiliki 95 satelit alami dengan orbit yang diketahui; 72 di antaranya telah menerima sebutan numerik permanen, dan 57 sudah diberikan nama. Delapan satelit alami beraturannya dikelompokkan ke dalam satelit Galileo yang berukuran seperti planet dan kelompok Amalthea yang berukuran jauh lebih kecil. Satelit-satelit alami tersebut dinamakan memurut nama kekasih Zeus, padanan Jupiter dalam mitologi Yunani. Di antaranya adalah Ganimede, satelit alami dengan diameter dan massa terbesar di Tata Surya. Sebanyak 87 satelit alami tak beraturan Jupiter yang diketahui dikelompokkan ke dalam dua kategori: prograde dan retrograde. Satelit prograde terdiri dari kelompok Himalia dan tiga satelit lainnya dalam kelompok yang sama. Satelit retrograde dikelompokkan dalam kelompok Carme, Ananke, dan Pasiphae.
Saturnus memiliki 146 satelit alami dengan orbit yang diketahui; 66 di antaranya telah menerima sebutan numerik permanen dan 63 telah diberikan nama. Kebanyakan dari satelit-satelit alami tersebut berukuran cukup kecil. Tujuh satelit alami berukuran cukup besar untuk mencapai kesetimbangan hidrostatik, termasuk Titan, satelit alami terbesar kedua di Tata Surya. Termasuk satelit alami berukuran besar ini, 24 satelit Saturnus juga berbentuk beraturan, dan dinamakan menurut nama para Titan atau tokoh lain yang berkaitan dengan tokoh mitologi Saturnus. Sebanyak 122 satelit alami lainnya berbentuk tak beraturan, dan diklasifikasikan berdasarkan karakteristik orbitnya ke dalam kelompok Inuit, Norse, dan Gallic, dan namanya dipilih dari berdasarkan tokoh mitologi yang berkaitan dengan nama kelompok tersebut. Cincin Saturnus tersusun dari partikel-partikel es dengan ukuran yang beragam mulai dari satu sentimeter hingga ratusan meter, yang masing-masing memiliki orbitnya sendiri terhadap planet ini. Oleh karena itu, jumlah pasti satelit alami Saturnus tidak dapat diketahui, karena tidak terdapat batas objektif antara objek-objek kecil tanpa nama yang tak terhitung jumlahnya yang membentuk sistem cincin Saturnus dan objek-objek dengan ukuran lebih besar yang dinamakan sebagai satelit alami. Setidaknya 150 "satelit kecil" yang tertanam dalam cincin telah terdeteksi berkat gangguan yang ditimbulkannya pada material cincin di sekitarnya, meskipun hal ini diperkirakan hanya merupakan sampel kecil dari keseluruhan populasi objek tersebut.
Uranus memiliki 27 satelit alami yang diketahui, lima di antaranya memiliki massa yang cukup besar untuk dapat mencapai kesetimbangan hidrostatik. Terdapat 13 satelit alami yang mengorbit di dalam sistem cincin Uranus, dan sembilan satelit alami tak beraturan bagian luar lainnya. Tidak seperti kebanyakan satelit alami planet lainnya, satelit alami Uranus dinamakan menurut nama karakter dari karya Shakespeare, dan karya Alexander Pope, yakni The Rape of the Lock.
Neptunus memiliki 14 satelit alami yang diketahui; satelit yang terbesar, Triton, menyumbang lebih dari 99,5 persen dari keseluruhan massa objek yang mengitari planet ini. Triton berukuran cukup besar untuk mencapai kesetimbangan hidrostatik, namun terbilang unik untuk satelit besar karena memiliki orbit retrograde yang menunjukkan bahwa satelit ini merupakan planet katai yang ditangkap oleh Neptunus. Neptunus juga memiliki tujuh satelit beraturan bagian dalam yang diketahui, dan enam satelit tak beraturan bagian luar.
Pluto, sebuah planet katai, memiliki lima satelit alami. Satelit terbesarnya Kharon, dinamakan menurut nama tukang perahu yang membawa jiwa melewati Sungai Styx, berukuran lebih dari setengah ukuran Pluto, dan berukuran cukup besar untuk mengorbit suatu titik di luar permukaan Pluto. Akibatnya, masing-masing dari keduanya mengorbit satu sama lain, membentuk sistem biner yang secara informal disebut sebagai planet katai ganda. Empat satelit Pluto lainnya, Nix, Hydra, Kerberos, dan Styx berukuran jauh lebih kecil dan mengorbit sistem Pluto–Kharon.
Di antara planet katai lainnya, Ceres tidak memiliki satelit alami yang diketahui. Terdapat kepastian 90 persen bahwa Ceres tidak memiliki satelit alami yang berukuran lebih dari 1 km, dengan asumsi bahwa satelit-satelit tersebut memiliki albedo yang sama dengan Ceres. Eris memiliki satu satelit alami besar yang diketahui, Dysnomia. Terbilang sulit untuk menentukan ukurannya secara akurat: satu perkiraan indikatif radiusnya adalah 350±57,5 km.
Dua objek yang dianggap sebagai planet katai, dengan harapan bahwa keduanya akan terbukti demikian (walaupun hal ini masih belum pasti). Haumea memiliki dua satelit alami, yakni Hiʻiaka dan Namaka, dengan radius masing-masing ~195 and ~100 km. Makemake memiliki satu satelit alami yang ditemukan pada April 2016.
Sejumlah objek lainnya yang berada di sabuk Kuiper dan piringan tersebar kemungkinan merupakan planet katai. Orcus, Quaoar, Gonggong, dan Sedna umumnya dianggap sebagai planet katai di kalangan para astronom, dan semua planet tersebut kecuali Sedna diketahui memiliki satelit alami. Sejumlah objek lainnya yang berukuran lebih kecil, seperti Huya, Salacia, 2002 UX25, Varda, dan 2013 FY27, juga memiliki satelit alami, meskipun status planet katainya lebih diragukan. Daftar ini mencakup seluruh objek dengan perkiraan diameter di atas 400 km yang dianggap sebagai kandidat planet katai atau planet katai resmi oleh sumber lainnya dan para astronom, termasuk 2003 AZ84 yang satelitnya belum terlihat kembali sejak penemuan pertamanya.
Hingga Oktober 2022, 365 satelit alami asteroid dan 128 satelit alami trans-Neptunus (termasuk yang dimiliki Pluto dan planet katai lainnya) telah ditemukan.
Daftar
Berikut ini adalah daftar satelit alami planet dan planet katai potensial terbesar di Tata Surya yang telah diakui, yang diurutkan berdasarkan sebutan numerik Romawi resmi masing-masing satelit. Satelit yang masih belum memiliki sebutan numerik Romawi resmi (karena orbitnya belum diketahui secara pasti) dicantumkan setelah satelit-satelit yang memiliki sebutan numerik Romawi.
Sebanyak 19 satelit alami yang diketahui berukuran cukup besar sehingga berbentuk bulat karena pengaruh gravitasinya sendiri tercantum dalam huruf tebal. Tujuh satelit alami terbesar, yang lebih besar dari planet katai mana pun yang diketahui, tercantum dalam huruf tebal dan miring. Periode sinodis berbeda dengan sumbu semiMeior karena kecepatan satelit bergantung pada massa planet induknya dan jaraknya dari planet induknya.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Daftar satelit alami
- Satelit
- Daftar satelit Indonesia
- Satelit Jupiter
- Satelit Saturnus
- Satelit pengamat Bumi
- Satelit Palapa
- Kharon (satelit)
- Fotografi udara
- Tata Surya
- 2016 in Indonesia