- Source: Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Layanan Khusus mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan vokasi, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus serta pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan vokasi, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus.
Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, direktorat jenderal ini juga memiliki tujuh B/BPPMPV yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Fungsi
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Layanan Khusus menyelenggarakan fungsi:
perumusan kebijakan di bidang pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus;
pelaksanaan kebijakan di bidang standar dan penjaminan mutu peserta didik, pembelajaran, sarana prasarana, tata kelola, dan penilaian pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus;
pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan di bidang peserta didik, pembelajaran, sarana prasarana, tata kelola, dan penilaian pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus;
pelaksanaan pengembangan sekolah unggulan berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika;
penyusunan norma, prosedur, dan kriteria di bidang peserta didik, pembelajaran, sarana prasarana, tata kelola, dan penilaian pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus;
penyusunan norma, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kompetensi vokasional guru vokasi, pendidik vokasi lainnya, dan tenaga kependidikan vokasi pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
pelaksanaan fasilitasi di bidang pembinaan kompetensi vokasional guru vokasi, pendidik vokasi lainnya, dan tenaga kependidikan vokasi pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik, pembelajararl, sarana prasarana, tata kelola, dan penilaian pada pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan kejuruan, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan khusus, dan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan layanan khusus;
Susunan Organisasi
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi terdiri atas:
Sekretariat Direktorat Jenderal;
Direktorat Akademik pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Tinggi Vokasi;
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Tinggi Vokasi;
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan;
Direktorat Kursus dan Pelatihan;
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Daftar Direktur Jenderal
Prof. Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc., IPU. (Plt.) (2019 - 2020)
Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. (8 Mei 2020 – 1 Juni 2022)
Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. (30 Juni 2022 - 31 Juli 2024)
Tatang Muttaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D (Plt.) (1 Agustus 2024 - sekarang)
Sejarah
pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan vokasi di Indonesia telah dimulai saat pendudukan Belanda. Sekolah berorientasi kejuruan yang didirikan pertama kali adalah Akademi Pelayaran (Academie der Marine) pada tahun 1743. Pada tahun 1853, pemerintah Hindia Belanda juga mendirikan sekolah kejuruan, yaitu Ambachts School van Soerabaia (Sekolah Pertukangan Surabaya), disusul kemudian oleh sekolah serupa di Jakarta pada tahun 1856. Dari Sekolah Pertukangan, kemudian berkembang lagi pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Kejuruan Pertanian. Lalu dibangun pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Kejuruan Teknik, yang mengembangkan keahlian seperti keahlian bangunan, keahlian pertambangan, pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan masinis, dan lain-lain.
Setelah era kemerdekaan, sebelum 1969 telah ada 126 STM di samping 565 Sekolah Teknik (ST) dengan tujuan memberikan pelatihan teknik. Namun tujuan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan tidak ditetapkan secara jelas sehingga tidak sesuai dengan kesempatan kerja bagi para lulusannya. Era 1970-an, SMK mulai menjadi perhatian yaitu sekolah yang disiapkan untuk menciptakan generasi muda siap kerja. Kala itu muncul Kurikulum SMK tahun 1976/1977 sebagai panduan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan anak STM dan SMK lainnya. Era 2000-an, SMK tumbuh pesat karena hubungan dengan pihak industri semakin baik.
Pendirian Politeknik dilakukan melalui kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Konfederasi Swiss 6 Desember 1973 hasilnya adalah berdirinya Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB). pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Politetknik pertama kali diselenggarakan dengan program D3 pada Januari 1976. Proyek Politeknik I dilaksanakan melalui IDA Credit Agreement No. 869-IND tanggal 29 Desember 1978, yang ditandai dengan pembangunan enam Politeknik baru dan sebuah Pusat Pengembangan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Politeknik di Bandung. Perkembangan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Tinggi Vokasi berlanjut pada tahun 1990 melalui Proyek Politeknik II.
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 dan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020. Awalnya terdiri atas 5 unit eselon 2. Pada tahun 2021, melalui Peraturan Menteri pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021, struktur ini diubah menjadi 6 unit eselon 2, dengan tambahan 7 UPT, 44 politeknik negeri, dan 5 akademi komunitas negeri di bawah naungannya.
Perguruan Tinggi Negeri Vokasi
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi mengelola 49 politeknik dan akademi komunitas yang menyelenggarakan pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan tinggi vokasi di seantero Indonesia, yakni:
Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi mengelola 7 B/BPPMPV, dengan rincian 6 Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) dan 1 Balai Pengembangan Penjaminan Mutu pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Vokasi (BPPMPV) yang melaksanakan tugas pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan vokasi, khususnya SMK di Indonesia, yakni:
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi Ditjen Diksi
Peraturan terkait
Peraturan Presiden Nomor 188 Tahun 2024 tentang Kementerian pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">pendidikan" target="_blank">Pendidikan Dasar dan Menengah
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia
- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus
- Akademi Kepolisian
- Universitas Jenderal Soedirman
- Kepolisian Negara Republik Indonesia
- Universitas Negeri Yogyakarta
- Universitas Sebelas Maret
- Universitas Negeri Malang
- Universitas Negeri Padang
- Politeknik Negeri Media Kreatif