- Source: Ekoenzim
Ekoenzim atau ecoenzymes atau garbage enzyme adalah larutan kompleks hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan. Hasil larutan fermentasi memiliki warna coklat tua dan berbau asam-manis kuat khas produk fermentasi.
Ekoenzim dikembangkan oleh seorang peneliti dari Thailand yaitu Dr. Rosukon Poompanvong pada tahun 2006. Ekoenzim disebutkan mengandung rantai protein (enzim), asam organik, dan garam mineral yang diperoleh dengan mudah dari hasil fermentasi limbak organik. Ekoenzim memiliki kemiripan dengan enzim yaitu memiliki tingkat degradasi yang tinggi dengan waktu yang singkat. Peneliti menyarankan jika ekoenzim ini dapat difungsikan untuk 4 kategori: dekomposisi (decompose), pembuatan (compose), perubahan (transforms), dan katalisis (catalysis).
Kandungan
Prinsip proses pembuatan ekoenzim adalah terjadinya oksidasi tanpa ada udara atau fermentasi alami di mana alkohol merupakan produk utama jika fermentasi tidak sempurna sedangkan pada fermentasi sempurna produk utamanya adalah asam asetat. Proses fermentasi dan lingkungan asam menyediakan kondisi ideal untuk ekstraksi ekoenzim dari limbah organik. Alkohol yang dihasilkan adalah dalam bentuk etanol dan terdapat jenis asam lain yang dihasilkan dalam jumlah kecil yaitu asam propionat.
Larutan dari limbah organik yang diperoleh setelah fermentasi adalah larutan ekoenzim yang mengandung enzim ekstraseluler yang berbeda. Enzim ekstraseluler mengacu pada enzim yang disekresikan oleh mikroba yang memasuki fase air selama proses fermentasi aerobik. Enzim ekstraseluler seperti protease, amilase, lipase, dan kaseinase diproduksi dan diperoleh selama fermentasi aerobik dari bahan organik yang dapat digunakan untuk mendegradasi protein, karbohidrat, lipid, dan kasein.
Pembuatan
Untuk membuat ekoenzim, disiapkan gula merah atau molase, limbah sayur dan buah, air, dan wadah tertutup. Perbandingan antara gula merah atau molase, limbah sayur dan buah, dan air adalah 1:3:10. Agar menghasilkan larutan ekoenzim yang memiliki bau aromatik, maka dapat diperbanyak penggunaan limbah dari buah-buahan.
Pemanfaatan
Ekoenzim dapat dimanfaatkan untuk cairan pembersih rumah tangga alami, pembersih lantai, deterjen, antiseptik alami, mencegah penyumbatan saluran air, menghilangkan bau tidak sedap, mengolah limbah air, agen antimikroba, penangkal nyamuk, insektisida, pestisida, pupuk, menangani akumulasi logam berat. Berikut tabel perbandingan volume ekoenzim dan air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Bukti ilmiah
= Pengurai limbah
=Limbah dari nanas, jeruk, tomat, dan mangga yang diolah menjadi ekoenzim dilaporkan mengandung enzim protease, amilase, dan lipase yang dapat membantu menguraikan endapan limbah yang dihasilkan dari industri budidaya ikan.
= Penyubur tanah
=Ekoenzim yang dibuat dari limbah kulit buah apel, naga, dan terung dapat meningkatkan nutrisi untuk tanah (dinyatakan dengan penambahan kandungan nitrogen dan bahan organik) dengan perbandingan konsentrasi penggunaan antara ekoenzim dan air adalah 1:800.