- Source: Gereja Armenia, Singapura
Gereja Armenia Santo Gregorius Sang Pencerah, dikenal sebagai Gereja Armenia, adalah gereja Kristen tertua yang masih ada di Singapura. Terletak di Hill Street, Area Perencanaan Museum, dalam Kawasan Pusat. Gereja ini selesai dibangun pada tahun 1835 dan ditahbiskan pada tahun berikutnya. Awalnya berfungsi sebagai paroki Gereja Apostolik Armenia, sebuah denominasi Ortodoks Oriental. Pastor paroki Armenia terakhir meninggalkan gereja ini pada akhir 1930-an seiring dengan berkurangnya populasi Armenia di Singapura. Pada tahun 1973, gereja ini ditetapkan sebagai monumen nasional. Saat ini, kebaktian Armenia dan Ortodoks Oriental secara rutin diadakan di gereja ini.
Sejarah
= Awal berdiri
=Gereja ini dibangun oleh dua belas keluarga Armenia pertama yang menetap di Singapura. Dirancang oleh George Drumgoole Coleman, arsitek ternama dari banyak bangunan awal Singapura dan Pengawas Pekerjaan Umum pertama. Gereja ini didedikasikan untuk Santo Gregorius Sang Pencerah, Patriark pertama Gereja Armenia.
Komunitas Armenia merupakan salah satu pedagang dan saudagar paling awal yang tiba di Singapura setelah Sir Stamford Raffles mendirikan pelabuhan perdagangan pada tahun 1819. Kebaktian pertama diadakan pada tahun 1821, dan pendeta pertama, Pendeta Krikor Hovhannes (Gregory John), tiba pada Juli 1827. Sebuah kapel sementara didirikan di bagian belakang John Little & Company di Commercial Square (sekarang Raffles Place). Pada tahun 1827, komunitas mulai menggalang dana untuk pembangunan gereja baru. Lebih dari setengah biaya pembangunan sebesar 5,058.30 dolar Spanyol disumbangkan oleh komunitas Armenia di Singapura, sisanya berasal dari orang Armenia di Jawa dan India, serta sumbangan kecil dari pedagang Eropa dan Tionghoa di Singapura. Komunitas Armenia sangat kecil—sensus tahun 1824 hanya mencatat 16 anggota, dan 34 anggota pada tahun 1836 ketika gereja dibuka—oleh karena itu, kontribusi mereka terhadap Gereja Armenia cukup besar secara proporsional, yang menunjukkan kemakmuran dan devosi religius orang-orang Armenia.
Permohonan tanah untuk gereja diajukan pada tahun 1833, dan pemerintah memberikan lahan di kaki Bukit Fort Canning pada tahun 1834. Batu pertama diletakkan pada 1 Januari 1835 oleh Pendeta Thomas Gregorian, yang juga menahbiskan gereja tersebut pada Minggu Paskah tahun 1836. He was assisted by Reverend Khachig Hovhannes, the priest for the local community. Gereja ini merupakan gereja Kristen tertua yang masih ada di Singapura.
Gereja ini mengalami beberapa modifikasi sejak dibangun. Menara lonceng asli yang dirancang oleh Coleman dianggap tidak stabil secara struktural dan digantikan oleh menara persegi pada tahun 1847. Pada tahun 1853, menara tersebut diganti lagi dengan puncak menara yang terlihat saat ini, dirancang oleh George Maddock.
Pada tahun 1909, gereja ini menjadi bangunan pertama di Singapura yang menggunakan listrik.
= Perkembangan selanjutnya
=Populasi Armenia di Singapura terus menurun, dan pastor paroki terakhir meninggalkan gereja ini pada akhir 1930-an.
Pada akhir 1960-an, ketika Pemakaman Kristen di Fort Canning dibersihkan untuk dijadikan taman, batu nisan Armenia dipindahkan ke Taman Peringatan di halaman gereja. Batu nisan dari pemakaman Bukit Timah-Cavenagh Road juga dipindahkan ke sini. Batu nisan para tokoh Armenia terkemuka di Singapura, seperti anggota keluarga Sarkies (pendiri Hotel Raffles), Agnes Joaquim (penemu bunga nasional Singapura), dan Catchick Moses (pendiri surat kabar Straits Times, ditempatkan di sini. Namun, Taman Peringatan ini tidak pernah digunakan sebagai tempat pemakaman.
Jalan Armenia dinamai sesuai dengan gereja ini, dan sebelumnya dikenal dengan nama Tionghoa seng poh sin chu au yang berarti "bagian belakang gedung baru Seng Poh" (Tan Seng Poh adalah orang Tionghoa pertama yang menjadi anggota Komisi Kota).
Gereja Armenia ditetapkan sebagai monumen nasional pada 6 Juli 1973.
Pada tanggal 17 September 1979, vardapet Daron Djerejian, seorang pendeta Armenia dari Nice, Prancis, mengunjungi gereja ini dan memimpin Liturgi Ilahi. Pada saat itu, gereja tersebut telah ditinggalkan secara religius selama beberapa dekade. Pada tahun 1985, Gereja Armenia merayakan ulang tahun ke-150. Uskup Agung Aghan Baliozian memimpin sekelompok peziarah Armenia dari Australia, Filipina, Hong Kong, Thailand, Jepang, dan San Francisco, Amerika Serikat, ke Singapura pada Juni 1985.
= Saat ini
=Liturgi Ilahi dilaksanakan di gereja ini pada tahun 2001, memperingati 1.700 tahun adopsi agama Kristen sebagai agama negara Armenia. Pada 27 Maret 2011, sekitar 160 orang Armenia dari 20 negara berkumpul di gereja ini untuk merayakan ulang tahun ke-175.
Pada 29 Maret 2016, Pater Zaven Yazichyan ditunjuk sebagai Pastor Rohani Armenia untuk Singapura, Myanmar, dan Bangladesh oleh Patriark Karekin II . Berbasis di Yangon, Myanmar, ia mengunjungi Singapura beberapa kali dalam setahun untuk memimpin misa. Pada 20 Mei 2016, gereja ini menerima hibah dari pemerintah Singapura untuk restorasi.
Komunitas kecil Ortodoks Koptik di Singapura juga juga kadang-kadang mengadakan kebaktian di gereja ini.
Arsitektur
Gereja Armenia yang ada saat ini dibangun terutama dalam gaya neoklasik Inggris dengan sedikit pengaruh eklektik. Desainnya terpusat, terinspirasi oleh Katedral Etchmiadzin, gereja induk Armenia. Interior gereja berbentuk melingkar dan dikatakan menyerupai Makam Kudus yang berbentuk bundar di Cambridge, Inggris. Namun, bentuk lingkaran ini diterapkan dalam denah persegi-silang, dengan serambi-serambi yang menonjol berbentuk persegi dengan langgam Doria Romawi kuno. Desain gaya Palladian ini mungkin terinspirasi oleh denah melingkar Gereja Gereja St. Andrews di Chennai, yang pada gilirannya berasal dari salah satu desain James Gibbs' untuk St Martin-in-the-Fields di London yang diterbitkan dalam bukunya Book of Architecture.
Desain simetris asli oleh Coleman tidak menyertakan tower atau puncak menara, namun menampilkan kerucut segi delapan yang menopang jungur lonceng dengan tonggak-tonggak Ionia. Menara saat ini, yang dirancang oleh arsitek Inggris George Maddock, adalah menara kedua yang menggantikan menara lonceng asli karya Coleman. Menara asli pertama kali diganti pada tahun 1846 dengan menara persegi dengan pilaster Doria. Pada tahun 1853, menara persegi tersebut digantikan oleh menara yang sekarang, yang berada di atas menara segi delapan dan di atasnya terdapat bola dan salib. Maddock mengganti atap gegala dengan atap datar seperti sekarang, dan untuk menopang menara dan puncak menara, ia menambahkan serambi timur di sekitar panti imam. Tempat semi-melingkar dengan altar agung yang ditinggikan terletak di seberang pintu masuk utama. Kemungkinan pada saat yang sama, pintu masuk utama di serambi barat juga diperlebar.
Serambi Doria Tuscan di bagian depan utara, selatan, dan barat gereja masing-masing diatapi dengan pedimen segitiga. Awalnya, bagian depan timur hanya memiliki apsis yang menonjol dengan pilaster Doric Tuscan, namun apse tersebut kemudian dikelilingi oleh serambi tempat puncak menara dibangun. Pedimen di serambi ini bertuliskan tanggal "1835", tahun berdirinya gereja. Serambi utara, selatan, dan barat dirancang agar kereta kuda dapat berhenti di emper, sehingga para wanita dapat turun dan masuk langsung ke dalam gereja tanpa mengotori pakaian mereka.
Desain Coleman disesuaikan dengan iklim tropis Singapura, misalnya, beranda yang lebar memberikan keteduhan dan melindungi jendela-jendela kayu di lantai dasar dari hujan lebat. Jendela-jendela tersebut, pada gilirannya, menyebarkan sinar matahari dan mendorong ventilasi silang. Bangku-bangku di gereja ini dilapisi dengan anyaman rotan, bahan yang lebih ringan, lebih sejuk, dan lebih nyaman.
Di dalam halaman gereja terdapat Memorial Garden dan rumah pendeta, sebuah bungalow dua lantai yang dibangun pada tahun 1905 oleh Nanajan Sarkies untuk mengenang almarhum suaminya, John Shanazar Sarkies.
Galeri
Lihat pula
Orang Armenia di Singapura
Referensi
Bacaan lanjutan
Norman Edwards, Peter Keys (1996), Singapore – A Guide to Buildings, Streets, Places, Times Books International, ISBN 9971-65-231-5
Nadia Wright 'Respected Citizens: the history of Armenians in Singapore and Malaysia' Amassia Publishing 2003, Chapter 9.
Sarkissian, Margaret (1987). "Armenians in South-East Asia". Crossroads: An Interdisciplinary Journal of Southeast Asian Studies. Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. 3 (2–3): 1–33. JSTOR 40860241.
Pranala luar
The History of Armenians in Singapore and Malaysia
Uniquely Singapore article
Armenian Church of St. Gregory the Illuminator Singapore
360-degree virtual tour of the Armenian Church of St. Gregory the Illuminator Singapore
Kata Kunci Pencarian:
- Gereja Armenia, Singapura
- Armenia
- Gereja Katolik di Armenia
- Dewan Gereja-Gereja Asia
- Aliansi Gereja-Gereja Reformasi Dunia
- Dewan Gereja-Gereja Sedunia
- Daftar denominasi Kristen
- Malaysia
- Gereja Katolik di Singapura
- Kamar Dagang dan Industri Tionghoa Singapura