- Source: Hamami Adaby
Hamami Adaby (3 Mei 1942 – 30 September 2013) adalah seorang seniman Indonesia yang berkiprah di Kalimantan Selatan.
Karier
Hamami tamat SR di Banjarmasin pada tahun 1955, dan tamat PGA Muhammadiyah di Banjarmasin tahun 1958. Pada tahun 1960 iamulai bekerja sebagai PNS dan mula-mula bertugas di Jawatan Penerangan Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Tahun 1965, ia dimutasi ke Jawatan Penerangan Kota Banjarmasin. Pada tahun 1967, ikut menjadi siswa PPSDA Banjarmasin. Pernah kuliah di Fakultas Publisistik hingga tingkat 3. Tahun 1986-1994, menjadi Kepala Kantor Departemen Penerangan Kabupaten Tabalong di Tanjung, Kalsel, dan tahun 1994-1998, menjadi Kepala Kantor Departemen Penerangan Kabupaten Barito Kuala di Marabahan, Kalsel. Tahun 1998, pensiun sebagai PNS.
Hamamy mulai menulis puisi, cerpen, esei sastra, dan skenario film sejak tahun 1960-an. Publikasi karya sastranya antara lain di SKH Utama Banjarmasin (1961-1978), SKH Media Masyarakat Banjarmasin (1970-1995), SKH Banjarmasin Post (1971-1989), dan SKH Dinamika Berita Banjarmasin (1986-1989). Antologi puisinya yang sudah diterbitkan antara lain:
Desah (Banjarbaru, 1984)
Suara (Banjarbaru, 1984)
Perang Teluk (Marabahan, 1990)
Senja (Marabahan, 1994)
Iqra (Marabahan, 1998)
Dunia Telur (Marabahan, 2001)
Nyanyian Seribu Sungai (Marabahan, 2001)
Kesumba (Marabahan, 2002)
Bunga Angin (Marabahan, 2003)
Surat Dari Swiss (Marabahan, 2003)
Dermaga Cinta (Marabahan, 2004)
Di Jari Manismu Ada Rindu (Banjarbaru, 2008)
Badai (2011)
Puisiya ikut dimuat dalam antologi bersama Banjarbaru Kotaku (Banjarbaru, 1974), Dawat (Banjarbaru, 1982), Dahaga-B.Post 1981 (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1982), Bunga Api (Banjarbaru, 1994), Bahalap (Marabahan, 1985), Pelabuhan (Marabahan, 1996), Jembatan Asap (Marabahan, 1998), Bentang Bianglala (Banjarbaru, 1998), Cakrawala (Banjarbaru, 2000), Tiga Kutub Senja (Banjarbaru, 2001), Bahana (Banjarbaru, 2001), Narasi Matahari (Banjarbaru, 2003), Notasi Kota 24 Jam (Banjarbaru, 2003), Bumi Menggerutu (Banjarbaru, 2005), Dimensi (Banjarbaru, 2005), Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006), 142 Penyair Menuju Bulan (Banjarbaru, 2006), Konser Kecemasan (Banjarmasin, 2010), Menyampir Bumi Leluhur (Tanjung, 2010), Balian Jazirah Anak Ladang (Barabai, 2011), dan Seloka Bisu Batu Benawa (Barabai, 2011). Puisi-puisinya yang ditulis dalam bahasa Banjar dikumpulkan dalam antologi pribadi Uma Bungas Banjarbaru (Banjarbaru, 2005), dan Kaduluran (Banjarbaru, 2006), Novelnya yang sudah diterbitkan berjudul Seteguk Rindu (Banjarbaru, 2011). Skenario film yang telah ditulisnya antara lain Meracik Duka Merajut Cinta (1986). Selain itu, ia juga pernah main drama dan film. Film yang pernah dibintanginya antara lain Parit Parit Kecil (Iwan Wahab dan Garin Nugroho). Tahun 2009, ia menerima Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel Rudy Ariffin.
Wafat
Hamami meninggal dunia di Banjarbaru pada Senin, 30 September 2013, Pukul 19.50 waktu setempat hingga kemudian dimakamkan pada keesokan harinya hari Selasa, 1 Oktober 2013, Pukul 11.20 di Pemakaman Muslimin Jalan Balitan XII Banjarbaru.
Referensi
Antologi Biografi 559 Sastrawan Kalsel (Edisi 2012)
Pranala luar
Hamami Adaby Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. @National Library of Australia