- Source: Hantu Longga
Hantu Longga atau hantu Dongga (dalam pengucapan bahasa Bugis: ᨔᨙᨈ ᨉᨚᨁ, translit. sétang Dongga, dalam pengucapan bahasa Makassar: ᨔᨙᨈ ᨒᨚᨁ, translit. sétang Longgak) adalah makhluk mitologis atau mitos hantu yang diceritakan dalam cerita rakyat dari masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan, Indonesia. Jenis hantu ini merupakan salah satu hantu yang paling ditakuti, hal ini tidak terlepas dari bentuk tubuhnya ceking yang menjulang tinggi serta penampakan yang misterius sehingga selalu menjadi perbincangan masyarakat. Hantu jenis ini diimajinasikan sebagai hantu dengan tubuh berbentuk bayangan hitam yang tinggi bahkan setinggi pohon kelapa. Menurut cerita urban setempat, hantu Longga gemar menyembunyikan atau menculik anak kecil yang belum pulang di waktu Magrib. Konon, anak yang diculik oleh hantu Longga bisa jadi masih berada di sekitar rumah, namun tak terlihat mata telanjang oleh orang yang mencarinya. Anak-anak yang diculiknya akan diberi makan kaki seribu, cacing dan binatang menjijikkan lainnya. Apabila ada yang bisa melihat, maka tidak jadi diculik. Namun anak itu bisa sakit demam, sawan, atau bahkan kesurupan. Maka dari itu masyarakat di Sulawesi Selatan akan menjaga anak mereka dengan baik terlebih saat menjelang Magrib. Dimana anak-anak sudah harus berada dalam rumah. Selain itu untuk menghindari gangguan Longga tentunya kita harus rajin ibadah dan memperkuat iman.
Dalam budaya populer, hantu Longga sering dianggap sama dengan Genderuwo di Pulau Jawa karena memiliki ukuran yang besar seperti monster. Namun hal tersebut, keduanya memiliki perbedaan yang spesifik pada hantu Longga berwujud seperti bayangan yang awut-awutan dan terkadang berwujud humanoid dan pada Genderuwo berwujud kriptid manusia mirip kera. Segi perawakan, hantu Longga memiliki tubuh yang ceking atau ramping, namun sangat tinggi, sedangkan Genderuwo bertubuh besar dan kekar. Sementara dari segi warna kulit, hantu Longga berwarna hitam pucat sedangkan Genderuwo berwarna hitam kemerahan.
Etimologi
Penamaan "Longga" berasal dari pelafalan bahasa Makassar. "Longga" secara harfiah memiliki makna "tinggi"/"tinggi menjulang"/"orang yang memiliki postur tubuh jangkung". Kata "Longga" tersebut bisa bermakna ambigu, yakni merujuk pada orang berbadan tinggi atau hantu dengan bentuk tubuh tinggi. Khusus definisi pada hantu Longga secara spesifik dapat merujuk pada penggambaran hantu gentayangan yang memiliki postur, bentuk tubuh, atau perawakan yang tinggi/jangkung yang melampaui tinggi manusia pada umumnya. Menurut hasil kajian Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (Indonesia) pada buku "Sistim kesatuan hidup setempat daerah Sulawesi Selatan" (1982) mendefinisikan bahwa Longga/Dongga, yaitu makhluk halus yang biasa muncul dalam bentuk binatang/manusia, dan menurut informan makhluk ini bila kita menemukannya makin lama dipandang makin tambah besar.
Karakteristik
Sosok hantu Longga masih simpang siur sampai hari ini, beberapa orang pintar mengatakan kalau sosok mereka merupakan setan dan banyak juga yang mengatakan kalau hantu Longga adalah jin yang memiliki sosok seperti manusia namun berbadan tinggi, berleher pendek, dan berwajah hitam. Hantu longga diklaim ada di banyak tempat dengan banyak bangsa sendiri.
Dalam berbagai sumber literatur dan secara umum bahwa hantu Longga merupakan salah satu makhluk gaib yang sangat ditakuti keberadaanya. Mereka seringkali menampakkan sosoknya kepada manusia di sekitar gedung-gedung tinggi, menara, ataupun pohon-pohon yang tinggi. Hantu Longga diimajinasikan suatu sosok yang menyeramkan, yang memiliki bentuk tubuh ceking namun sangat tinggi, tingginya dapat setinggi pohon kelapa. Rupanya menakutkan dengan warna hitam di sekujur tubuhnya, seperti sebuah bayangan. Bila ketemu maka orang bisa merasa ketakutan. Mayoritas masyarakat di Sulawesi Selatan mempercayai bahwa hantu ini memiliki aura jahat atau disebut setan. Dikabarkan sosok ini sering mengganggu manusia, khususnya untuk mereka yang memiliki iman yang lemah. Bagi seseorang yang ditampakkan sosok hantu Longga ini, dapat dipastikan tubuhnya akan mengalami sakit, seperti panas tubuh meningkat, kerasukan, trauma berkepanjangan, hingga menyebabkan kematian. Maka tidak mengherankan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan percaya bahwa hantu Longga perwujudan dari hantu pencabut nyawa.
Hantu Longga memiliki kaki yang besar menyerupai manusia, namun mamiliki warna kulit yang pucat. Dikabarkan pula, kaki hantu Longga ini dipenuhi bulu yang penuh dengan kotoran. Menurut cerita hantu ini sering muncul pada malam hari sehingga sulit terlacak mengenai perawakan hantu ini, hantu ini sering berada diantara pepohonan yang lebat ataupun bangunan–bangunan yang tinggi. Ada suatu cerita dimana orang sedang bersandar di sebuah pohon di hutan, kemudian pohon itu bergerak. Ternyata itu bukanlah sebuah pohon, melainkan kaki hantu Longga.
Hantu Longga sering dikabarkan suka menculik anak-anak, hal ini dikarenakan banyaknya korban yang berjatuhan adalah anak-anak. Biasanya korban ditemukan setelah tiga hari menghilang dengan kondisi tubuh yang mengenaskan baik masih hidup maupun tidak. Dikatakan sebenarnya anak kecil yang diculik hantu Longga itu tidak dibawa jauh melainkan digendong hantu berbadan tinggi itu keatas. Hal ini yang menyebabkan hilangnya anak kecil yang diculik oleh hantu Longga ini sulit untuk ditemukan. Dalam mitos, bila pergi ke daerah Sulawesi Selatan dan membawa anak, jagalah anak itu dengan baik agar tidak diculik hantu Longga. Mitos hantu Longga juga telah menjadi mitos yang umum di Sumbawa dan masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dengan sebutan Anakia.
Mitos
Hantu Longga merupakan sebuah momok yang menebar teror di sudut-sudut kota di Makassar dan hampir sama menyeramkannya dengan Poppo, Parakang dan juga Setan Sumiati. Hantu Longga sering kali terdengar menyebar teror di menara-menara, pohon tinggi, dan bangunan tinggi. Pada masa tersebut sekitar tahun 1990-an sampai 2000-an.
Penjaga kampung
Hantu Longga yang oleh masyarakat diyakini memiliki populasi yang sangat banyak, dengan komunitas tersendiri. Hampir di setiap kampung atau wilayah, sering para warga melihat sosok menyeramkan ini. Tak heran, oleh para dukun, ahli nujum ataupun orang pintar, sering menyebut makhluk ini sebagai penjaga kampung atau dalam bahasa Makassar disebut Patanna Pa'rassangang dan dalam bahasa Bugis disebut Punnana Wanua. Disebut demikian, karena pada kenyataannya makhluk seperti ini, merupakan pimpinan dari suatu komunitas makhluk halus pada suatu kampung atau wilayah. Sering terdengar di banyak kampung, keberadaan hantu Longga membuat budaya Appatau atau memohon izin ketika datang di suatu kampung. Budaya ini terbagi ke dalam banyak bentuk mulai dari yang paling sederhana, seperti memberi salam ketika masuk ke suatu kampung bahkan sampai melakukan beberapa ritual seperti A'cera' Balla/Maccera' bola atau selamatan ketika pindah rumah, dengan harapan sang panjaga kampung mengenal tamu yang baru datang tersebut.
Teror penampakan
Hantu Longga merupakan jenis jin yang dapat memperlihatkan tubuhnya kepada manusia, seperti tubuh raksasa. Maka tak heran, sosok raksasa pada pewayangan disimbolkan dengan wajah seperti itu. Walaupun sebenarnya mereka juga bersuku-suku maupun berbangsa sendiri-sendiri, namun hampir setiap sosoknya memiliki kesamaan, baik dari segi bentuk wajah, bentuk tubuh, maupun suara yang dikeluarkan. Penampakan hantu longga, bukan hanya dapat dilihat ketika seorang diri, akan tetapi dapat pula dilihat sosoknya bersamaan dengan beberapa orang sekaligus. Sosok penampakannya adalah terkadang tinggi besar berwarna hitam dengan wajah yang sangat menyeramkan dengan rambut yang panjang awut-awutan. Tipikal hantu Longga yang sering menampakkan wajahnya itu bertujuan untuk penandaan daerah kekuasaan, karena hantu Longga ini adalah pemimpin dari beberapa komunitas jin di suatu daerah. Seperti pada binatang, contohnya kucing atau anjing yang menandai kekuasaannya dengan air seni. Hantu ini pula menandai daerah kekuasaanya dengan penampakan, jadi apabila ada anggota komunitas mereka yang terganggu, hantu Longga sebagai pemimpin akan mengusirnya dengan menampakkan diri. Baik itu kepada manusia, binatang ataupun kepada sesama jin.
Mengabulkan semua permintaan
Meskipun belum jelas, namun banyak warga Makassar paling tidak kelahiran tahun 50-an sampai dengan 90-an untuk yang percaya dengan sebuah legenda jika hantu Longga bisa mengabulkan semua permintaan dengan kondisi tertentu. Kondisi ini misalnya ketika bertemu dengan hantu Longga atau sedang menunjukkan wujudnya. Dia akan menyerang yang melihatnya. Jika berhasil bertahan maka sang hantu Longga akan mengajukan penawaran berupa mengabulkan satu jenis permintaan termasuk menjadi kaya raya atau mendapatkan kebahagiaan dunia. Konon ada seorang pemuka agama yang dengan tidak sengaja bertemu hantu Longga dan berhasil mengalahkan sang hantu. Sang kiai pun ditawarkan oleh sang hantu namun karena ilmu agama yang tinggi, si kiai tahu kalau menerima tawaran dari hantu sama saja bersekutu dengan setan dan tempatnya kekal di neraka, maka sang kiai pun menolak tawaran tersebut dan berkata, hanya kepadanya (Allah SWT) saya meminta.
Kisah orang yang pernah bertemu dengan hantu Longga
Ada banyak kisah yang dibagikan oleh orang mengenai pengalaman bertemu dengan hantu Longga, dianataranya sebagai berikut:
I Gede (42 tahun), pria asal Bali yang bekerja di Kota Makassar. I Gede mengaku untuk pertama kali melihat hantu Longga pada malam Jumat tahun 2003 silam di hotel tempat dirinya bekerja. Pada malam tersebut, I Gede mendapatkan shift malam dan seperti biasa tugasnya adalah memeriksa kebersihan ruangan, kamar, dan koridor hotel. Salah satu ruang yang harus dibersihkan adalah ruang meeting hotel. Tiba-tiba ketika memasuki ruangan tersebut, I Gede melihat sesosok makhluk yang sangat tinggi bahkan dirinya hanya bisa melihat dari kaki hingga pinggang karena terhalang oleh plafon gedung. Selain itu tiba-tiba badannya tidak bisa bergerak dan badannya terasa sangat berat. Kakinya juga terasa berat, dan mulut terkunci sehingga kesulitan untuk berteriak. Bahkan ketika bercerita I Gede masih tampak gemetaran mengingat kejadian tersebut. Pasca bertemu dengan hantu Longga, I Gede pun sakit selama satu minggu.
Didan (27 tahun), seorang pegawai swasta yang bergerak di bidang terapi kesehatan. Didan bahkan tidak sendirian melihat hantu Longga. Karena berasal dari Pulau Jawa, mereka menyewa sebuah ruko di Talasalapang. Talasalapang merupakan salah satu tempat bersejarah di Kota Makassar yang dulunya berupa rawa tidak berpenghuni. Talasalapang adalah salah satu tonggak sejarah Kerajaan Gowa di mana disana ditemukan pohon lontar (bahasa Makassar: Tala) yang berjumlah sembilan (bahasa Makassar: Salapang) yang ditanam oleh masing-masing bate salapang atau tetua raja-raja kecil yang membentuk aliansi Kerajaan Gowa. Peristiwa bertemunya Didan dengan hantu Longga terjadi pada tahun 2007 silam. Saat itu Didan ingin naik beristirahat di lantai II, namun ketika masih di tangga, Didan tiba-tiba melihat ada sosok hitam, tinggi, dan besar dengan wajah menyeramkan dan rambut awut-awutan. Hampir sama yang dialami oleh I Gede, Didan juga tiba-tiba langsung jadi kaku dan merasa sangat berat. Beruntung Didan langsung mengingat di dalam hati dan beristigfar lalu kemudian dirinya bisa berteriak “setaaan”, sekeras-kerasanya sampai rekan kerjanya yang lain naik ke lantai dua untuk menolong Didan. Ternyata sosok setan tersebut juga dilihat oleh beberapa temannya yang lain. Malam tersebut Didan dan teman-temannya memilih tidur di dalam satu kamar.
Muslim (38 tahun), seorang karyawan pabrik tekstil di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar juga pernah mengalami pengalaman yang buruk dengan hantu Longga. Peristiwa tersebut ketika dirinya sedang mendapat kesempatan untuk jaga malam. Selepas shift malam, Muslim pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Hal yang aneh dirasakan Muslim ketika berjalan dan merasa diikuti oleh seseorang. Hanya saja kali ini perasaannya agak tidak enak dan bulu kuduknya mulai merinding. Ketika dirinya mulai melangkahkan kaki seolah-olah ada yang melangkah juga di belakangnya, lalu Muslim memberanikan diri untuk menoleh ke belakang dan ternyata ia melihat sosok hantu hanya pada bagian kaki dan betis saja. Dia kemudian melihat terus hingga keatas, maka dia melihat suatu sosok yang sangat menyeramkan dengan tubuh yang menjulang tinggi. Bahkan saking tingginya pohon tertinggi sekalipun hanya sebatas pinggang makhluk tersebut.
Seorang warga di Jalan Lasuloro Dalam 6, Bumi Antang Permai, Kota Makassar tentang kisah para tukangnya, pada waktu itu rumahnya lagi direnovasi, seperti biasanya para tukang yang bekerja tak mengalami gangguan apapun, hingga pada suatu saat, seorang tukang batu yang buang air kecil di salah satu bagian ruangan yang direnovasi menjadi kamar mandi. Ketika selesai buang air kecil, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri, dia kemudian menoleh ke belakang. Seketika itu pula, dia melihat sepasang betis yang teramat besar berdiri di hadapannya. Tubuh tukang itu langsung lemas dan gemetar, setelah melihat penampakan itu, tukang itu langsung meminta izin kepada mandornya karena sakit. Bukan hanya tukang batu yang pernah mengalaminya. Dua orang tenaga listrik bernama Rahim dan Sophian, melakukan pembetelan terhadap ruangan-ruangan yang akan dipasangi kabel listrik. Untuk mempercepat selesainya pekerjaannya, mereka melakukan lembur hingga menjelang Magrib. Ketika salah seorang melakukan pembetelan, ada suara palu yang memukul betel ikut terdengar. Hal ini berlangsung lama, hingga mereka melihat penampakan betis yang teramat besar yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Menyadari hal itu, mereka kemudian menyudahi pekerjaannya hari itu. Walaupun mereka kaget, tapi mereka menyadari bahwa makhluk itu menegur mereka untuk berhenti bekerja karena waktu menjelang Magrib.
Arwini Puspita tentang kisah Irwan, ia menemukan cerita mengenai hantu yang menjaga lapangan kosong di samping rumah temannya bernama Irwan adalah hantu Longga. Konon hantu Longga tersebut sering menampakkan diri saat dini hari tiba dan tidak heran jika titik tersebut acap kali sunyi. Cerita dari hantu Longga tersebut berasal dari temannya yang tinggal tepat di samping lapangan kosong di Jalan Daeng Regge. Konon suatu malam ketika Irwan ingin meludah dan keluar dari teras rumahnya yang tepat menghadap ke lapangan tiba-tiba Irwan dikejutkan dengan sosok hitam besar yang berdiri dari tanah. Padahal Irwan berada di lantai dua dan dirinya tidak melihat leher hantu tersebut hanya sampai bahu saja. Irwan pun sakit setelah melihat hantu tersebut dan menemui kakeknya yang dikenal warga sebagai pemuka agama karena kakeknya adalah guru mengaji dan juga orang yang dipercaya membacakan doa di daerah tersebut. Bahkan beberapa orang yang sakit karena gangguan makhluk halus selalu datang ke rumah untuk didoakan agar sembuh dan tidak diganggu lagi. Meskipun kakeknya mengaku tidak punya ilmu apa-apa dan hanya memohon kepada Allah SWT agar disembuhkan, lalu air pun ditiupkan setelah dibacakan surat Al Fatihah.
Syarifuddin (39 tahun), dia menceritakan pengalamannya bahwa pernah dimintai tolong oleh tetangganya untuk menjaga rumah yang lama dibiarkan kosong. Konon rumah tersebut, dihuni oleh hantu yang sangat jahat sehingga penjaga rumah terdahulu tak ada yang betah menjaga di rumah itu. Ketika malam menjelang, awalnya tak ada tanda-tanda akan keberadaan hantu tersebut. Sehingga dia dengan cepatnya tertidur pulas, tanpa ada gangguan sama sekali. Namun ketika dia tertidur mulai pulas, tiba-tiba dia dibangunkan oleh suara yang menghardik dan tubuhnya seperti ada yang menggoyang-goyangkan. Terkejutnya dia ketika matanya mulai dia buka, sepasang kaki besar tepat berada di depannya. Dia kemudian berusaha menahan rasa takutnya dengan berusaha memandang kaki itu hingga terus hingga kebagian tubuhnya yang lain. Tiba-tiba makhluk itu membungkuk memperlihatkan wajahnya yang menyeramkan. Wajah besar yang menyeramkam dengan seringai sepasang taring panjang di sela-sela giginya. Cukup lama keadaan itu berlangsung, anehnya rasa takut yang semula muncul, berangsur-angsur menghilang berganti dengan rasa ingin tahu yang lebih besar. Makhluk besar yang bernama hantu Longga itu ternyata tidak sendiri, di bagian bawahnya hantu Longga tersebut dikelilingi oleh enam makhluk kecil atau lebih tepat dikatakan kerdil. Keenamnya seperti menari-nari dan bernyanyi kecil mengelilingi hantu Longga itu. Tinggi makhluk kerdil itu sekitar 90 cm, sama tinggi dengan bufet yang ada di ruangan itu. Lama juga makhluk itu melakukan tariannya, karena asyiknya mereka sehingga tak memperdulikan lagi keberadaan Syarifuddin di tempat itu. Menjelang subuh keaadaan itu baru berakhir, setelah terdengar suara lantunan ayat suci dari masjid.
Warga di sekitar Jalan Borong Raya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, warga sekitar menganggap bahwa di jembatan Jalan Borong Raya dihuni oleh hantu Longga. Di Jembatan Borong apabila malam telah menjelang maka akan mulai nampak aura mistis di sekitar jembatan itu. Utamanya di sisi timur dari jembatan, karena beberapa pengendara sering melihat penampakan hantu Longga di sekitar area tersebut. Hantu-hantu yang bermukim di sekitar jembatan Borong dianggap merupakan suatu komunitas hantu yang baru terbentuk disitu, mereka sebagian besar merupakan hantu-hantu pendatang yang telah terusir dari tempat semula karena pesatnya pembangunan perumahan di sekitar jembatan itu. Mereka dipimpin oleh hantu Longga yang merupakan pimpinan tertinggi di tempat itu.
Penangkal
Beberapa informasi menyebutkan bahwa hantu Longga memiliki pantangan, yakni suara adzan, orang yang rajin beribadah dan memperkuat iman, maka hantu ini tidak akan mengganggu.
Penggambaran hantu Longga di luar Sulawesi Selatan
Jakarta
Masyarakat Betawi di Jakarta juga mengenal hantu Longga dengan nama Longga-longga atau setan Longga-longga. Dalam mitologi Betawi, setan Longga-longga merupakan makhluk halus yang diperkirakan mempunyai tinggi badan sampai 5 meter atau setinggi tiang listrik. Setan ini sering mengganggu ketika ada orang sedang memetik buah mangga di kebun tetapi ternyata buahnya hilang. Setan ini suka langkahi orang-orang yang tidur di jalan dalam rangka siskamling. Bahaya bila dilangkahi oleh setan Longga-longga karena bisa hernia. Sebagai penangkal, kalau tidur di jalan sebaiknya tengkurap. Untuk mengusir makhluk itu masyarakat membuat Jangkungan atau Egrang. Bambu panjang yang bisa dinaiki oleh orang. Jangkungan yang menyamai tinggi makhluk tadi akan membuatnya tidak berani mengganggu lagi.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara mengenal hantu Longga dengan nama Anakia.
Sumbawa Barat
Masyarakat Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat mengenal hantu Longga dengan nama setan Panyang/setan Longga/setan Longgak. Dalam pandangan meraka, setan Longgak merupakan makhluk halus tinggi dan besar. Diceritakan bahwa hantu ini pernah dilihat oleh seorang warga di sebuah gunung tambang rakyat seputaran Kecamatan Jereweh pada 31 Juli 2018. Makhluk halus tersebut terlihat dengan bentuk badan tinggi besar berwarna hitam dan dari badannya mengeluarkan bara api. Dari nama hantu ini, masyarakat Sumbawa juga memberikan nama sebuah permainan rakyat serupa Egrang, yakni maen Longga.
Malaysia
Masyarakat Melayu di Malaysia mengenal hantu Longga dengan nama jin Jakzara. Hantu ini dapat dijumpai di kawasan pegunungan, hutan, dan perbukitan. Makhluk ini diyakini dapat membunuh dan akan menampakkan diri apabila wilayahnya diganggu baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh manusia. Makhluk ini diyakini pula hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun mampu bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa memakan banyak waktu. Hal tersebut ditopang dengan fisiknya yang besar dan tinggi memudahkan ia bergerak secara cepat. Makhluk ini juga dapat merubah diri dalam bentuk apa saja, termasuk menjadi batang pohon yang menjulang tinggi.
Pudarnya eksistensi hantu longga
Keberadaan hantu Longga belakangan ini pun untuk tepatnya di akhir tahun 2010-an sudah semakin jarang terdengar di daerah Kota Makassar. Kisah cerita orang-orang yang bertemu dengan hantu ini pun sudah semakin jarang didengar hampir sama dengan kasus Poppo dan Parakang (manusia jadi-jadian dan penganut ilmu hitam) hampir jarang terdengar lagi. Meskipun demikian di beberapa daerah di Sulawesi Selatan kisah tentang hantu Longga ini masih menjadi momok menakutkan setiap kali ada bangunan kosong atau pohon tua yang tinggi.
Dalam budaya populer
Hantu Longga merupakan folklor masyarakat Sulawesi Selatan dan telah menjadi tradisi lisan dan sejarah lisan terutama di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Barru.
Permainan Longga, serupa dengan Egrang yang merupakan sebuah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Nama "Longga" untuk permainan ini terinspirasi dengan hantu Longga.
Diangkat pada tema sebuah acara siniar, Podcast Kisah Horor: Season 2, Episode 175 "Hantu Longga, Sulawesi Tenggara", 18 Mei 2022.
Diangkat pada bagian cerita novel fiksi "7 Kematian" berbahasa Melayu karya Saidee Nur Azam yang diterbitkan oleh Grup Buku Karangkraf Malaysia dengan 424 halaman pada April 2020. Novel bertema horor dan mistis ini menggambarkan sosok dan karakteristik dari hantu Longga (jin Jakzara).