- Source: Hijiki
Hijiki (ヒジキ, 鹿尾菜 or 羊栖菜code: ja is deprecated , hijiki) (ヒジキ, 鹿尾菜 or 羊栖菜, hijiki) (Sargassum fusiforme, syn. Hizikia fusiformis) adalah rumput laut berwarna cokelat yang tumbuh liar di garis pantai berbatu sekitar Jepang, Korea, dan Cina.
Hijiki telah menjadi bagian dari diet Jepang selama berabad-abad. Hijiki kaya serat dan mineral penting seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Menurut cerita rakyat Jepang, hijiki berkhasiat menjaga kesehatan dan kecantikan, serta merawat rambut tebal, hitam, dan berkilau. Hijiki telah dijual di toko produk alami Inggris Raya selama 30 tahun dan kuliner menggunakan hijiki telah diadopsi di Amerika Utara.
Studi terbaru menunjukkan bahwa hijiki berpotensi mengandung sejumlah toksin anorganik arsenik, dan Badan Pengawas Keamanan Pangan dari beberapa negara (tidak termasuk Jepang), seperti Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat, telah menyarankan untuk tidak mengonsumsi hijiki.
Di Barat
Pada tahun 1867 kata "hijiki" pertama kali muncul di publikasi berbahasa Inggris: A Japanese and English Dictionary oleh James C. Hepburn.
Sejak tahun 1960-an, kata "hijiki" mulai digunakan secara luas di Amerika Serikat, dan produk olahan hijiki (diimpor dalam bentuk kering dari Jepang) mulai banyak tersedia di toko-toko makanan alami dan toko kelontong Asia-Amerika. Hal ini dipengaruhi gerakan diet makrobiotik pada saat itu dan berkembangnya jumlah restoran Jepang pada tahun 1970-an.
Penyajian
Warna hijiki yang ditemukan di alam liar adalah hijau atau coklat. Nelayan dan penyelam profesional memanen hijiki dengan sabit pada saat air surut di bulan purnama Maret hinggi Mei. Setelah dikumpulkan, rumput laut direbus dan dikeringkan untuk dijual dalam bentuk hijiki kering. Warna hijiki yang diproses kering berubah menjadi hitam. Untuk memasak hidangan hijiki, pertama-tama hijiki kering perlu direndam dalam air kemudian baru diolah dengan bumbu seperti kecap dan gula.
Di Jepang, hijiki biasanya disajikan dengan bahan makanan lain seperti sayuran atau ikan. Hijiki dapat ditambahkan ke makanan yang dikukus, direbus, direndam dalam kecap atau saus ikan, dimasak dalam minyak, atau ditambahkan ke dalam sup, maupun masakan tumis. Rumput laut hijiki juga dapat dicampur dengan nasi untuk sushi, tetapi tidak digunakan sebagai pembungkus sushi.
Di Korea, rumput laut hijiki disebut tot (톳) dan dimakan sebagai namul (sayuran pelengkap) atau dimasak dengan bap (nasi).
Gizi
Hijiki mengandung serat pangan dan mineral seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. Serat makanan yang baik untuk usus dan zat besi membantu untuk mencegah anemia. Rasio kalsium dengan magnesium dalam hijiki adalah 2:1.
Risiko kesehatan arsenik
Beberapa badan pengawas keamanan pangan pemerintah menyarankan untuk menghindari konsumsi rumput laut hijiki. Hasil tes telah menunjukkan tingkat senyawa anorganik arsenik pada hijiki secara signifikan lebih tinggi daripada jenis rumput laut lain. Hasil ini telah diverifikasi secara independen.
Badan pengawas keamanan pangan pemerintah yang menyarankan untuk menghindari konsumsi hijiki meliputi:
Canadian Food Inspection Agency (CFIA)
Food Standards Agency (FSA) Inggris
United States Department of Agriculture (USDA)
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang telah merespon dengan laporan yang menunjukkan bahwa konsumsi lebih dari 4,7 g rumput laut hijiki per hari dapat mengakibatkan asupan arsen anorganik yang melebihi asupan harian yang ditoleransi untuk zat ini. Sementara rata-rata konsumsi sehari-hari bagi orang-orang Jepang diperkirakan sebesar 0,9 g. Beberapa laporan dari lembaga pengawas keamanan pangan mengakui bahwa sesekali mengonsumsi hijiki dalam jumlah kecil tidak menyebabkan risiko kesehatan yang signifikan, tetapi tetap disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
Meskipun hingga saat ini belum ditemukan penyakit dikaitkan dengan konsumsi rumput laut hijiki, arsenik anorganik telah diidentifikasi sebagai karsinogen bagi manusia, dan paparan arsenik anorganik dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan gangguan pencernaan, anemia, dan kerusakan hati. Orang-orang yang mengikuti diet makrobiotik dengan mengonsumsi sejumlah besar rumput laut hijiki dapat berisiko lebih tinggi.
Lihat juga
Keracunan arsenik
Masakan jepang
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Zou, Hui-xu; Pang, Qiu-Ying; Zhang, Ai-Qin (January 2015). "Excess copper induced proteomic changes in the marine brown algae Sargassum fusiforme". Ecotoxicology and environmental safety (2015). 111: 271–280. doi:10.1016/j.ecoenv.2014.10.028. PMID 25450944.
Pranala luar
Canadian Food Inspection Agency — Factsheet
Food and Environmental Hygiene Department of Hong Kong — Hijiki and Arsenic
Food Standards Agency of the United Kingdom — Hijiki: your questions answered
New Zealand Food Safety Authority — Hijiki media release
Seaweeds Used as Human Food
Kata Kunci Pencarian:
- Hijiki
- Konnyaku
- Daftar hidangan Jepang
- Akiyuki Nosaka
- Jam Films
- Joshi Kōsei no Mudazukai
- Hijiki
- Salsola komarovii
- Akiyuki Nosaka
- Kinpira
- Yukihiko Tsutsumi
- Amorphophallus konjac
- Chikuwa
- Sushi
- Nori
- Heston Blumenthal