- Source: Hipernasalitas
Pengucapan Hipernasalitas atau Hiper-sengauan (bahasa Inggris: Hypernasality ) merupakan kelainan yang menyebabkan resonansi tidak biasa pada suara manusia dikarenakan meningkatnya aliran udara yang melalui hidung disaat berbicara. Kelainan ini disebabkan oleh kavitas hidung yang terbuka sehingga menyebabkan penutupan tidak sempurna pada langit-langit lunak dan/atau katup velofaringal. Sedangkan dalam keadaan normal, sengauan dianggap sebagai penyengauan dan juga merupakan bentuk perubahan suara baik dalam konsonan maupin vokal dalam beberapa bahasa. Takaran fisik yang menjadi penentuan derajat sengauan dalam pengucapan normal adalah pembukaan dan penutupan katup velofaringal antara pita suara dan saluran oral dengan saluran hidung. Dalam anatomi saluran suara yang normal, pembukaan katup ini digerakkan dengan menaikkan atau menurunkan velum atau langit-langit lembut.
Anatomi
Langit-langit mulut terdiri atas dua bgaian, yakni: langit-langit keras (palatum durum) dan langit-langit lembut (palatum molle), yang tersambung dengan tekak (uvula). Gerakan dari langit-langit lembut dan tekak dihasilkan dari otot velofaringeal. Saat berbicara atau menelan sesuatu, langit-langit terangkat dan berlawanan arah dengan dinding tenggorokan, sehingga saluran rongga hidung akan tertutup. Sedangkan jika otot langit-langit lembut mengalami relaksasi, maka mulut menghasilkan suara sengauan (seperti "m", "n", dan "ng"), dikarenakan aliran udara dapat melewati rongga-hidung
Juga terdapat saluran Eustasius yang menghubungkan telinga tengah dan faring sengauan dengan satu lubang keluarnya terletak didekat otot velofaringal. Biasanya, saluran ini digunakan sebagai jalan aerasi dan drainase (atau sekresi) dari telinga tengah. Lubang ini terbuka saat menelan ataupun menguap, juga dibuka ataupun ditutup oleh tensor veli palatini dan levator veli palatini (otot langit-langit lembut). Anak-anak dengan kelainan langit-langit mulut sumbing (keadaan dimana langit-langit mulut "terbelah") memiliki kesulitan mengendalikan otot-otot di area ini dan juga tidak bisa untuk membuka saluran Eustasius. Ini juga akan menyebabkan kotoran yang terdapat dan bertumpuk di telinga tengah dan menyebabkan disfungsional untuk waktu yang lama, dan kemudian dapat berdampak pada kehilangan pendengaran dan infeksi telinga tengah. Dampak yang paling parah dari kehilangan ataupun gangguan pendengaran adalah perkembangan pengucapan dan berbahasa yang tidak sempurna.
Penyebab
Istilah umum untuk kelainan pada katup velofaringal adalah disfungsi velofaringal atau velopharyngeal dysfunction (VPD). Istilah ini mencangkup tiga kelainan, yakni: ketidakcukupan velofaringal, ketidakcakapan velofaringal, dan kesalahan gerakan velofaringal.
Ketidakcukupan velofaringal (Velopharyngeal insufficiency) dapat disebabkan oleh kelainan anatomikal dari tenggorokan. Kelainan ini terjadi pada anak anak dengan bekas ataupun pernah mengalami langit-langit sumbing atau celah submukosa, sehingga memiliki vela yang pendek ataupun abnormal. Ketidakcukuoan juga dapat terjadi setelah adanya
adenoidektomi.
Ketidakcakapan velofaringal (Velopharyngeal incompetence) merupakan penutupan katup velofaringal yang kurang tepat dikarenakan oleh kurangnya kecepatan dan presisi. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh kelainan pada sistem neurologis ataupun karena cidera (sebagai contoh, cerebral palsy atau cidera traumatik pada otak).
Terkadang anak-anak yang tidak memiliki kelainan pada anatominya masih memiliki hipernasal, ini biasanya disebabkan oleh kesalahan gerakan velofaringal, yang mengindikasikan bahwa anak tersebut kemungkinan telah menirukan atau tidak pernah belajar bagaimana cara menggunakan katup tersebut secara benar.
Lihat juga
Rhinolalia clausa
Nasalisasi
Nasalansi