- Source: Inggris berharap bahwa setiap orang akan melakukan tugasnya
"England expects that every man will do his duty" (bahasa Indonesia: "Inggris berharap bahwa setiap orang akan melakukan tugasnya") adalah sinyal yang dikirimkan oleh Laksamana Horatio Nelson dari kapal perang HMS Victory ketika Pertempuran Trafalgar hendak dimulai pada tanggal 21 Oktober 1805. Pertempuran Trafalgar adalah konflik bersenjata yang melibatkan angkatan laut Inggris dalam Perang Napoleon. Pertempuran ini memberi Britania Raya kontrol atas laut, menghalangi kemungkinan Prancis untuk menginvasi dan menaklukkan Britania. Meskipun muncul ketidakpastian mengenai kata-kata yang digunakan dalam sinyal ini setelah pertempuran, kemenangan Britania dan kematian Nelson selama pertempuran menyebabkan makna kalimat ini tertanam dalam jiwa rakyat Inggris, dan secara rutin telah dikutip, diparafrasekan, dan dijadikan referensi hingga era modern.
Sinyal selama pertempuran
Setelah armada Britania didekati oleh armada gabungan Prancis dan Spanyol, Lord Nelson mengirim sinyal kepada kapal-kapalnya untuk mempersiapkan pertempuran. Namun, sadar bahwa yang akan terjadi ini adalah peristiwa penting, Lord Nelson merasa bahwa sesuatu yang hebat harus dilakukan. Ia memerintahkan petugas sinyal, Letnan John Pasco, untuk mengirim sinyal kepada armada Britania secepat mungkin, dengan pesan: "England confides [confident] that every man will do his duty" (Inggris percaya bahwa setiap orang akan melakukan tugasnya). Pasco menyarankan pada Nelson agar kata confides (percaya) diganti dengan expects (berharap), karena kata expects terdapat dalam buku sinyal, sedangkan kata confides harus dieja huruf-demi-huruf. Nelson setuju untuk mengubahnya (meskipun kata expects memberi kesan kurang yakin jika dibandingkan dengan kata confides):
Yang mulia menghampiri saya di buritan, dan setelah menawarkan beberapa sinyal untuk dikirim, kira-kira seperempat hingga tengah hari, ia berkata: 'Mr. Pasco, saya ingin berbicara kepada armada, 'INGGRIS PERCAYA BAHWA SETIAP ORANG AKAN MELAKUKAN TUGASNYA', dan ia menambahkan: 'Anda harus cepat, karena saya punya satu lagi untuk dikirimkan'. Saya menjawab, 'Jika Yang Mulia mengijinkan saya untuk mengganti kata "percaya" dengan "berharap", sinyal akan cepat terkirim, karena kata "berharap" ada dalam kosakata, sedangkan "percaya" harus dieja,' Yang Mulia menjawab dengan tergesa-gesa, dan tampak puas, 'Lakukan, Pasco, kerjakan segera.'
Kemudian, sekitar pukul 11:45 pada tanggal 21 Oktober 1805, sinyal angkatan laut yang paling terkenal dalam sejarah Britania dikirim. Waktu tepatnya sinyal ini dikirim tidak diketahui (salah satu sumber menyatakan pukul 10:30), karena sinyal tersebut dikirim berulang kali ke seluruh armada dan catatannya baru ditulis setelah pertempuran, tapi Pasco menyatakan bahwa waktu pengiriman sinyal "kira-kira seperempat hingga tengah hari", dan kapal lainnya juga mencatat waktu pengiriman sinyal mendekati waktu tersebut.
Sinyal itu dikirimkan dengan menggunakan kode bendera numerik yang dikenal dengan "Sinyal Telegraf Kosakata Kelautan", yang diciptakan pada tahun 1800 oleh Laksamana Sir Home Popham. Sinyal Popham sendiri didasarkan pada buku sinyal yang dibuat sebelumnya oleh Laksamana Lord Howe. Kode ini terdiri dari angka-angka 0 sampai 9, dengan sepuluh bendera sinyal, yang digunakan dengan kombinasi. Angka 1–25 mewakili huruf-huruf dalam alfabet (menghilangkan J, dengan V=20, dan U=21); angka-angka yang lebih besar berpedoman pada buku kode. Nomor kode tersebut diyakini telah dikibarkan dalam mizzenmast satu demi satu, dengan mengibarkan "bendera telegrafis" untuk menunjukkan bahwa sinyal tersebut menggunakan kode Popham. Sama seperti bendera digit, kode tersebut menggunakan "pengulangan" kode bendera supaya hanya satu set angka yang dibutuhkan; meskipun kata "do", yang berkode 220, menggunakan "2" bendera, "pengulangan" pertama berfungsi sebagai "2" kedua, dan sebuah bendera "0". Kata "duty" tidak terdapat dalam buku kode, jadi harus dieja, dan keseluruhan pesan setidaknya memerlukan 12 bendera. Diyakini bahwa pesan tersebut disampaikan dalam waktu empat menit. Sebuah tim yang beranggotakan empat sampai enam orang, yang dipimpin oleh Lt. Pasco, mempersiapkan dan mengibarkan bendera di atas kapal perang Lord Nelson, HMS Victory. Pesan ini menunjukkan bahwa salah satu kekurangan kode Popham–bahkan dua–adalah kata "do" membutuhkan tiga bendera untuk mengibarkan sinyal. Dilaporkan bahwa sorak-sorai terjadi setelah bendera sinyal dikibarkan berulang kali ke seluruh armada.
Pesan "menghadapi musuh lebih dekat" adalah sinyal terakhir Nelson untuk armada, yang dikirim pada pukul 12:15, sebelum meriam Britania menembaki musuh. Pesan ini dikirimkan menggunakan bendera telegrafis dan bendera 1 & 6. Nelson memerintahkan agar sinyal ini dikibarkan lebih tinggi. Bendera sinyal ini tetap dikibarkan selama pertempuran berlangsung.
Setelah pertempuran
Segera setelah pertempuran, sinyal ini mulai disalah kutip. Sejumlah kapal dalam armada mencatat sinyal sebagai "England expects every man to do his duty" (bahasa Indonesia: "Inggris berharap semua orang agar melakukan tugasnya"), mengabaikan kata "that" (bahwa) dan mengganti "will" (akan) dengan "do" (untuk/agar). Versi ini sangat umum dan ditulis di makam Nelson di Katedral St. Paul. Kata "that" juga dihilangkan pada versi yang ditulis di Nelson's Column, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Namun, log Victory dan catatan petugas sinyal John Pasco dan Henry Blackwood (kapten Euryalus), yang hadir saat pengiriman sinyal, menyepakati bahwa kata-kata yang digunakan dalam sinyal adalah seperti yang disebutkan sebelumnya. Pada 1811, penyanyi tenor John Braham mengarang sebuah lagu berjudul "The Death of Nelson", yang antara lain memuat lirik kata-kata yang digunakan dalam sinyal. Lagu ini dengan cepat menjadi populer dan dinyanyikan di seluruh Imperium Britania selama abad ke-19. Untuk menyesuaikan, lirik lagu tersebut diubah menjadi "England expects that every man this day will do his duty". Versi kata-kata yang ini juga bertahan.
Antara tahun 1885 dan 1908, diyakini bahwa sinyal tersebut dikirim dengan berpedoman pada buku kode 1799, karena buku kode tersebut tidak diganti sampai tahun 1808. Pada 1908, terungkap bahwa Laksamana Nelson telah mengubah kode sinyal pada bulan November 1803, setelah kode sinyal versi 1799 diketahui oleh Prancis, dan buku kode baru diterbitkan untuk Nelson di Cadiz pada bulan September 1805. Oleh sebab itu, buku yang diterbitkan antara dua tanggal tersebut menunjukkan bahwa sinyal tersebut dikirimkan dengan menggunakan bendera yang salah.
Bendera sinyal masih dikibarkan di dermaga labuh Victory di Portsmouth, setiap tahunnya pada tanggal 21 Oktober dalam peringatan Tragalfar Day, meskipun bendera sinyal tersebut ditampilkan sekaligus, bukannya dieja satu-persatu.
= Sinyal serupa
=Sinyal Nelson yang terkenal telah ditiru oleh angkatan laut lainnya di seluruh dunia. Napoleon memerintahkan agar sinyal ini diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis; "La France compte que chacun fera son devoir", yang ditampilkan di setiap kapal-kapal Prancis. Saat pembukaan Pertempuran Plattsburgh pada September 1814, Komodor Thomas MacDonough dari Angkatan Laut Amerika Serikat mengibarkan bendera sinyal yang berbunyi: "Impressed seamen call on every man to do his duty", yang merujuk pada pandaftaran paksa para pelaut selama Perang 1812. Sebelum Pertempuran Tsushima, Laksamana Togo dari Jepang (yang pernah belajar ilmu angkatan laut di Inggris dari tahun 1871 hingga 1878) mengirimkan sinyal pada armadanya: "The fate of the Empire depends upon today's battle: let every man do his utmost" ("Nasib Kekaisaran bergantung pada pertempuran hari ini: biarkan setiap orang melakukan yang terbaik").
Dalam budaya populer
Charles Dickens mengutip dalam bab 43 Martin Chuzzlewit:
""... Seperti yang diberitahu oleh penyair, Inggris berharap setiap orang untuk melakukan tugasnya, Inggris adalah negara yang paling optimis di muka bumi, dan akan menemukan dirinya kecewa terus-menerus."
Dalam The Hunting of the Snark karya Lewis Carroll, Bellman berkata:
"For England Expects — I forbear to proceed. Tis a maxim tremendous, but trite."
Dalam koleksi puisi I'm a Stranger Here Myself (1938) karya Ogden Nash, terdapat puisi pendek yang berjudul "England Expects"
Dalam At Swim-Two-Birds (1939) karya Flann O'Brien, selama pecahnya pertempuran koboi di pusat kota Dublin, "dalam waktu singkat ada kerumunan di sekitar medan perang dan mereka bersorak dan berseru dan meminta setiap orang agar melakukan tugasnya". (hal. 58)
Sinyal ini juga dikutip oleh Margaret Thatcher dalam pidatonya kepada kabinet sehubungan dengan isu jajak pendapat pajak. Lebih lanjut, kata-kata ini juga digunakan oleh James Joyce dalam novelnya, Ulysses, yang berisi banyak pengulangan pesan Nelson, termasuk beberapa kalimat yang dengan sengaja disalah kutip (misalnya "Irlandia berharap setiap orang akan melakukan tugasnya"). Di Amerika Serikat, mantan Sekretaris Angkatan Laut Amerika Serikat, Gordon R. England, mengenakan sebuah dasi bergambar bendera yang mewakili kutipan terkenal Nelson ketika ia mengunjungi kapal angkatan laut. Ungkapan ini juga diucapkan oleh seorang karakter di atas sebuah rakit dalam film Jaws 2, berpura-pura bahwa ia adalah seorang komandan angkatan laut Inggris sebelum diserang oleh hiu.
Dalam sitkom Blackadder the Third (1980), Mr. E. Blackadder mengolok-olok sinyal terkenal Nelson. Dalam episode Ink and Incapability, ia mengatakan bahwa Nelson menggunakan sinyal yang sama dalam Pertempuran Sungai Nil: "Inggris tahu Lady Hamilton adalah seorang perawan. Congkel mata saya keluar dan potong lengan saya jika saya salah." Ini sebenarnya mengolok-olok Nelson, yang kehilangan matanya akibat pertempuran pada tahun 1794 dan kehilangan lengannya pada 1797.
Saat ini, "England expects..." sering diadaptasi oleh media, terutama dalam kaitan dengan harapan kemenangan tim olahraga Inggris. Buku terbaru mengenai sejarah tim nasional sepak bola Inggris yang dikarang oleh James Corbett diberi judul England Expects. Sebuah drama televisi BBC Skotlandia juga menggunakan nama tersebut sebagai judul programnya.
Catatan
Pranala luar
National Maritime Museum Diarsipkan 2011-12-12 di Wayback Machine.
The Historical Maritime Society on misquotation Diarsipkan 2006-09-28 di Wayback Machine.
Royal Navy
Kata Kunci Pencarian:
- Inggris berharap bahwa setiap orang akan melakukan tugasnya
- Inggris
- Holokaus
- Kepolisian Negara Republik Indonesia
- Masa Bersiap
- Pancasila
- Kewiraswastaan
- Korps Brigade Mobil
- Motivasi
- Orang utan