- Source: Invasi Banten ke sukadana
Invasi Banten ke Sukadana adalah operasi militer yang dilancarkan oleh Kesultanan Banten terhadap Kesultanan Sukadana, sebuah kerajaan kecil yang terletak di wilayah pesisir barat Kalimantan (sekarang Kalimantan Barat, Indonesia). Serangan ini dilakukan pada abad ke-17, sekitar tahun 1622, dengan tujuan memperluas pengaruh Kesultanan Banten di Nusantara, terutama di wilayah yang kaya sumber daya dan jalur perdagangan strategis. Sukadana, yang juga memiliki hubungan kuat dengan Kesultanan Mataram dan beberapa kekuatan lokal lainnya, menjadi target penting dalam persaingan hegemoni di wilayah tersebut.
Latar Belakang
Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Banten berada di puncak kejayaannya sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Wilayahnya yang strategis, yang mengendalikan Selat Sunda, menjadikan Banten kekuatan besar yang berusaha memperluas kekuasaannya ke berbagai daerah lain di Nusantara, termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Sementara itu, Sukadana adalah kerajaan kecil di pesisir barat Kalimantan yang memiliki posisi strategis dalam jalur perdagangan laut dan dikelilingi oleh wilayah yang kaya akan hasil bumi, terutama lada dan hasil hutan lainnya.
Sukadana memiliki hubungan baik dengan Kesultanan Mataram yang berada di Jawa Tengah, serta beberapa kerajaan lain di Kalimantan, seperti Kesultanan Sambas dan Kesultanan Banjar. Banten merasa perlu untuk menaklukkan Sukadana guna mengamankan posisi strategisnya di jalur perdagangan maritim dan menghalangi pengaruh Mataram di wilayah tersebut.
Persiapan Invasi
Kesultanan Banten dipimpin oleh Sultan Abul Mufakhir, yang terkenal dengan ambisi militernya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Melalui diplomasi dan kekuatan militer, Banten telah memperluas pengaruhnya di sepanjang pantai barat Jawa dan Lampung di Sumatra. Ketika Banten memutuskan untuk menyerang Sukadana, Sultan Abul Mufakhir mengirim armada yang terdiri dari kapal-kapal perang, tentara bayaran, dan prajurit terlatih dari Banten serta sekutu-sekutu dari wilayah kekuasaan Banten.
Jalannya Pertempuran
Ketika armada Banten tiba di Sukadana, mereka berhadapan dengan perlawanan keras dari pasukan lokal Sukadana yang dibantu oleh sekutu mereka dari Kalimantan. Namun, perlawanan tersebut pada akhirnya gagal menghadapi kekuatan besar armada Banten yang memiliki peralatan tempur lebih unggul dan jumlah pasukan yang lebih banyak. Dalam pertempuran laut dan darat yang terjadi, pasukan Banten berhasil mengalahkan pasukan Sukadana, menduduki wilayah Sukadana, dan menguasai pelabuhan serta pusat-pusat perdagangan utama di kawasan itu.
Setelah menaklukkan Sukadana, Banten menempatkan pejabat-pejabatnya untuk mengontrol wilayah tersebut dan memastikan loyalitasnya kepada Kesultanan Banten. Invasi ini menandai keberhasilan Banten dalam memperluas pengaruhnya di Kalimantan dan mengamankan jalur perdagangan ke bagian barat Nusantara.
Dampak Invasi
1. Perluasan Pengaruh Banten - Invasi ini memperkuat kekuasaan Banten di wilayah Kalimantan dan menambah kendali terhadap perdagangan rempah-rempah serta komoditas lain di jalur maritim Nusantara.
2. Penurunan Pengaruh Sukadana - Kesultanan Sukadana mengalami penurunan kekuasaan dan pengaruh setelah invasi Banten. Walaupun Sukadana masih mempertahankan otonominya, pengaruhnya sebagai kekuatan lokal menjadi berkurang, dan hubungan perdagangan dengan Mataram serta kekuatan lain pun menurun.
3. Persaingan dengan Mataram - Mataram, yang juga ingin memperluas pengaruhnya di Jawa dan sekitarnya, melihat Banten sebagai pesaing kuat. Invasi ini memperuncing ketegangan antara Banten dan Mataram, yang pada akhirnya melibatkan konflik-konflik kecil lainnya di wilayah Nusantara.
4. Pengaruh Banten di Kalimantan Barat - Banten menggunakan posisi Sukadana sebagai pangkalan untuk mengontrol perdagangan Kalimantan Barat dan menguasai aliran lada serta barang-barang dagang lainnya dari pedalaman Kalimantan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Banten.
Kesimpulan
Invasi Banten ke Sukadana menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Kesultanan Banten, yang menggambarkan ambisi kesultanan tersebut dalam memperluas pengaruhnya di wilayah maritim Nusantara. Selain memperluas wilayah kekuasaan, serangan ini memperlihatkan dinamika persaingan antar kerajaan di Nusantara pada abad ke-17, terutama antara Banten, Mataram, dan beberapa kekuatan lokal di Kalimantan. Invasi ini memperkuat posisi Banten sebagai salah satu pusat kekuatan politik dan ekonomi penting di wilayah Nusantara hingga akhirnya menghadapi penurunan akibat persaingan dagang dan kolonialisme Eropa.