- Source: Kapal selam kelas Nagapasa
Kelas Nagapasa merupakan varian yang ditingkatkan dari kelas Chang Bogo, yang juga dikenal sebagai Chang Bogo yang Disempurnakan. Kapal-kapal tersebut dibangun oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea Selatan dan PT PAL Indonesia. Kelas ini dinamai menurut senjata Indrajit, Nagapash (Sanskerta: नागपाश, translit: nāgapāśa, lit. 'tali ular'code: sa is deprecated ).
Pengembangan
Pada bulan Desember 2011, DSME memenangkan kontrak untuk membangun tiga kapal selam kelas Chang Bogo seberat 1.400 ton untuk Indonesia dengan biaya $1,07 miliar. Pembangunan kapal selam dimulai pada bulan Januari 2012 untuk pengiriman pada tahun 2015 dan 2016, dan untuk ditugaskan pada paruh pertama tahun 2018. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan torpedo dan peluru kendali. Kapal selam tersebut digambarkan sebagai model asli Korea, lebih besar dan lebih canggih daripada Tipe 209/1300 Indonesia yang diperbarui. Awalnya kapal selam yang ditawarkan akan menjadi kapal selam Angkatan Laut Republik Korea yang masih beroperasi. Penjualan tersebut akan dilakukan tanpa keterlibatan perusahaan Jerman. Korea Selatan adalah satu-satunya negara di luar Jerman yang secara mandiri menawarkan kapal selam Tipe 209 untuk dijual. Indonesia juga ditawari dua kapal selam Tipe 209 yang dibuat dengan lisensi dan diproduksi oleh sekelompok perusahaan Turki (SSM - Wakil Sekretaris Industri Pertahanan) dan Jerman (HDW/ThyssenKrupp), sebuah kesepakatan yang dilaporkan bernilai $1 miliar. SSM juga menawarkan sewa kapal selam Tipe 209 hingga kapal selam baru dapat selesai dibangun. Tawaran tersebut telah digantikan oleh kontrak kapal selam DSME. Pada awal tahun 2012, perusahaan pertahanan Korea LIG Nex1 memamerkan rangkaian terbaru sensor kapal selam, sistem tempur kapal selam, dan torpedo berat serta torpedo berpemandu kawat yang dikembangkan di Indonesia untuk penggunaan potensial oleh pasukan kapal selam Angkatan Laut Indonesia. Kapal selam ini dilengkapi dengan Sonar Wartsila ELAC LOPAS dan susunan sonar sayap, sistem Pegaso RESM Indra, dan radar pencegat probabilitas rendah Aries, Sistem manajemen platform terintegrasi MAPPS L3 dan sistem navigasi inersia Sigma 40XP Safran.
Pada tahun 2019, Korea Selatan menandatangani kontrak lain senilai US$1,02 miliar untuk menjual tiga kapal selam seberat 1.400 ton ke Indonesia dan akan didukung melalui perjanjian pinjaman. Namun, pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali kontrak tersebut pada April 2020.
Sejarah
Pada taun 2011, Korea Selatan menerima pesanan tiga kapal selam kelas Nagapasa dari Kementerian Pertahanan Indonesia. Ini adalah kegiatan ekspor kapal selam pertama bagi Korea Selatan. Pada 3 Agustus 2017, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd. membangun KRI Nagapasa 403 di Korea dan mengirimkannya ke Angkatan Laut Indonesia.
Kapal selam kelas ini dapat berlayar 19.000 km dari Busan ke Los Angeles tanpa henti. Kapal selam kelas ini memiliki delapan peluncur torpedo dan sistem senjata terbaru. Angkatan Laut Indonesia akan memesan kepada perusahaan Italia Whitehead Sistemi Subacquei untuk membuat Black Shark.
Kapal selam kelas ini direncanakan untuk beroperasi setidaknya selama 30 tahun.
Kapal ketiga akan dibangun dalam bentuk blok-blok di Galangan Kapal Okpo dan akhirnya akan dirakit di negara Indonesia di galangan kapal PT PAL dengan dukungan teknis dari Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering.
Rudal Harpoon UGM-84 akan dipasang. Sonar aktif pasif Atlas Electronics CSU-90 Hull akan dipasang.
Tiga kapal selam kelas ini berharga senilai US$75.000.000
Pada November 2018, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering menerima tiga pesanan tambahan.
Kapal di kelasnya
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kapal selam kelas Nagapasa
- KRI Nagapasa (403)
- Daftar kapal TNI Angkatan Laut yang aktif
- KRI Alugoro (405)
- Satuan Kapal Selam Komando Armada II
- Kapal selam kelas Cakra
- Kapal selam kelas Chang Bogo
- Kapal selam serbu
- KRI Ardadedali (404)
- Kapal cepat rudal kelas Clurit