- Source: Kara
Kara, biduk, bado, atau kacang koro (Lablab purpureus) adalah sejenis kacang-kacangan dari famili Fabaceae (Leguminosae). Tanaman ini terutama dikembangkan sebagai penghasil bahan pangan bebijian dan sayuran; namun juga baik sebagai pakan ternak, pupuk hijau, tanaman penutup tanah, dan tanaman hias. Spesies ini adalah satu-satunya anggota genus monotipik Lablab.
Peristilahan
Kacang ini juga dikenal dengan nama-nama seperti kekara, kara-kara (Mly.), kacang jěriji, kacang pěda, roay katopès (Sd.); kårå, kekårå, kårå andhong, kårå usěng, kårå wědhus (Jw.); komak (Md.); ndoto, loto, roto (Rote). Di Malaysia disebut kara-kara, kekara; di Filipina bàtau, itab, pardá; di Burma pe-gyi; di Thailand thua phaep; dan di Vietnam dâu van.
Di benua Eropa juga dikenal sebagai lablab, hyacinth bean (Ingg.), serta dolique lab-lab (Prc.).
Pemerian botanis
Terna tahunan yang membelit; merumpun rendah atau memanjat hingga 6 m tingginya; berakar dalam. Daun-daun majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar telur melebar, 5–15 cm × 4–15 cm, bertepi rata, hampir gundul atau berambut halus; duduk daun berseling.
Perbungaan berupa tandan yang kaku di ketiak, panjang tangkainya 4–23 cm dan panjang rakis 2–24 cm, dengan banyak buku berisi 1–5 kuntum bunga. Bunga dengan mahkota putih, jambon, merah, atau ungu; bertangkai pendek yang menyegi-empat dan berambut jarang; benang sari 10 helai dalam dua tukal. Polongan bervariasi bentuk dan warnanya; pipih atau menggembung; 5–20 cm × 1–5 cm; lurus atau melengkung; biasanya dengan 3–6 biji bundar telur yang beraneka dalam ukuran dan warna.
Asal-usul dan kegunaan
Asal-usul komak diperkirakan dari India, Asia Tenggara, atau Afrika. Tanaman ini didomestikasi dan dikembangkan terutama di India, Asia Tenggara, Mesir, dan Sudan.
Di pelbagai wilayah Indonesia, polong komak yang muda populer sebagai sayuran; direbus seperti buncis, dicampurkan ke dalam kari, atau –di wilayah Jawa Timur– dimasak sebagai sayur asam. Biji yang muda, begitu pun daun-daun yang muda, pucuk, dan karangan bunganya, kerap direbus dan dilalap. Bijinya yang tua dan kering dimanfaatkan sebagai kacang-kacangan. Biji komak dapat diproses menjadi tempe, diolah menjadi tepung kaya protein (PRF, Protein Rich Flour), atau bahkan dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan daging tiruan.
Pada musim kering yang panjang, ketika rumput sukar tumbuh, komak sering dibudidayakan sebagai pakan ternak. Hijauan ini tidak dengan serta-merta dilahap oleh ternak, terkadang diperlukan waktu pembiasaan hingga beberapa hari sebelum ternak mau memakannya. Komak juga perlu dicampur dengan hijauan lain, seperti dedaunan atau kacang-kacangan lain, agar ternak tidak mengalami kembung. Pemberian komak dapat meningkatkan dengan segera bobot tubuh sapi dan produksi susunya.
Komak membentuk nodul-nodul di akarnya, tempatnya bersimbiosis dengan Rhizobium yang mengikat nitrogen; meskipun simbiosis tidak selalu mudah terjadi antara komak dengan strain Rhizobium lokal. Di samping itu, komak memperkaya kandungan nitrogen tanah melalui dekomposisi daun-daun dan rantingnya yang berguguran.
Bila lahannya dipersiapkan dengan baik, komak dapat tumbuh dengan cepat menutupi lahan-lahan yang terbuka. Jika telah tumbuh mantap, tanaman ini mampu menghadapi persaingan dengan aneka gulma di kebun. Kultivar komak tertentu menghasilkan bunga dan polong yang berwarna indah, sehingga acap dijadikan tanaman hias.
Kultivar
Komak, Lablab purpureus, sejak lama diketahui memiliki banyak varietas budidaya (kultivar). Bahkan Rumphius (1690an) telah menyebutkan adanya dua bentuk komak yang disebutnya sebagai Cacara (=kekara) perennis dan Cacara alba atau Cacara puty (=kekara putih) Kini bentuk-bentuk itu umumnya digolongkan ke dalam tiga kelompok kultivar:
Kelompok kv. Lablab (tersebar luas)
Kelompok kv. Ensiformis (Asia Tenggara, Afrika Timur)
Kelompok kv. Bengalensis (Asia Selatan, Afrika Timur)
Catatan kaki
Galeri
Pranala luar
(Inggris) ILDIS: Lablab purpureus (L.) Sweet
(Inggris) Plant List: Lablab purpureus (L.) Sweet
(Inggris) PROTA: Lablab purpureus (L.) Sweet
(Inggris) Prota4u: Lablab purpureus (L.) Sweet Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
(Inggris) Tropical Forages: Lablab purpureus
(Inggris) Pastures Australia: Lablab Diarsipkan 2013-10-16 di Wayback Machine.
(Inggris) Poisonous Plants of North Carolina: Dolichos lablab (Lablab purpureus) Diarsipkan 2007-04-10 di Wayback Machine.
(Inggris) Dave's Garden: PlantFiles: Hyacinth Bean, Lablab purpureus (foto2)
(Indonesia) ANTARA News: Kacang komak bisa gantikan kedelai. Selasa, 31 Juli 2012 10:24 WIB.
(Indonesia) Tempo.co: Peneliti Kembangkan Tempe dari Kacang Koro. Sabtu, 11 Agustus 2012 | 03:55 WIB.
(Indonesia) Tribunnews.com: Tempe Kacang Komak Turunkan Kolesterol. Rabu, 1 Agustus 2012 16:51 WIB.
(Indonesia) BioEnergi: Kacang komak pengganti kedelai. July 25, 2012.
Kata Kunci Pencarian:
- Kara
- Kara (grup musik)
- Kacang parang
- Girindra Kara
- Kekhanan Kara-Khanid
- Step (album Kara)
- Kara benguk
- Kara DioGuardi
- Zutto Mae Kara
- Jumping (lagu Kara)
- Kara
- Kara (South Korean group)
- Kara Kara
- Kára
- Kara Swisher
- HMAS Kara Kara
- Kara (name)
- Kara language
- Vladimir Kara-Murza
- Karas
Return of the Jedi (1983)
Fast X (2023)
22 Jump Street (2014)
No More Posts Available.
No more pages to load.