- Source: Katedral Shkoder
Katedral Shkoder (Bahasa Albania: Katedralja e Shkodrës), juga dikenal dengan Katedral Santo Stefanus atau Kisha e Madhe (Gereja Agung) adalah sebuah katedral di kota Shkoder, wilayah barat laut Albania. Katedral Gereja Katolik Roma ini dibangun untuk menghormati Santo Stefanus.
Selama Pengepungan Scutari (1912–1913) katedral dirusak oleh tentara Montenego, terutama pada bagian tenggara, yang menyebabkan kebakaran pada menara lonceng. Katedral ini ditutup pada tahun 1967 dan dibuka kembali pada tahun 1990.
Sejarah
Nama gereja untuk menghormati Santo Stefanus, santo pelindung pertama kota ini, diambil dari nama sebuah gereja yang pernah ada, yang sekarang terkubur di dalam Benteng Rozafa, dan kemudian di atasnya dibangun menjadi sebuah masjid. Marin Barleti, seorang penulis Albania terkemuka pada abad ke-16 menyebutkan bekas gereja dan santo pelindung kota ini dalam tulisannya Historia de vita et gestis Scanderbegi Epirotarum principis (Kisah Kehidupan dan Perbuatan Skanderbeg, Pangeran Epirotes), ketika ia menggambarkan Pengepungan Shkodra yang berlangsung dari tahun 1478 hingga 25 April 1479 dan melihat Liga Lezhe tak berdaya mempertahankan benteng dari pasukan Kesultanan Ottoman, hingga akhirnya benteng tersebut jatuh ke tangan bangsa Turki.
Selama tiga abad pertama pendudukan Ottoman, para uskup hanya diperbolehkan tinggal di luar kota. Pada tahun 1762, lima tahun setelah terbentuknya Pashalik Scutari, Pashalik Albanian pertama di bawah keluarga Bushati, Monsignor Pal Pjeter Kamsi akhirnya diijinkan untuk tinggal di dalam kota kembali.
Pada tahun 1851, setelah umat Kristiani terus menerus mengajukan permohonan kepada Sultan agar diperbolehkan membangun gereja, Abd-ul-Mejid I mengeluarkan surat keputusan yang mengabulkannya.
Bagian kubah, yang awalnya dibuat dari kayu, hampir terjatuh setelah 35 tahun sejak dibangun, sehingga pada tahun 1897 digantikan dengan material lain, dan bertahan hingga hari ini. Pada tahun 1909, pelukis Albania Kolë Idromeno, membuat coffer pada bagian dalam kubah. Lukisannya tersebut masih bisa dilihat saat ini, terutama lukisan Lady of Shkodër, yang didampingi oleh dua malaikat yang berpakaian tradisional Shkoder, dengan latar belakang kota Shkoder yang dikelilingi oleh benteng Rozafa.
Sebuah gempa bumi pada tahun 1905 dan pengeboman pada tanggal 12 Maret 1913 selama Pengepungan Scutari merusak jam dan menara lonceng yang merupakan hadiah dari Kakarriqi bersaudara. Pada tahun 1925, keluarga Kakarriqi membeli sebuah jam lain yang berfungsi hingga tahun 1967, saat gereja berubah menjadi Istana Olahraga setelah Revolusi Kebudayaan. Ironisnya, Kongres Wanita Komunis Albania diadakan di Katedral ini pada tahun 1973.
Menara-menara dihancurkan pada tahun 1967 dan pintunya ditutup.
Pada tahun 1990 Katedral kembali dibuka, dan pada tanggal 11 November 1990 di katedral ini diadakan misa pertama sejak tahun 1967 di negara ini. Sebuah misa simbolis diadakan di katedral ini pada tanggal 21 Maret 1991. Pada tahun 1993 katedral ini dikunjungi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Pembangunan
Sebidang tanah disediakan oleh seorang kaya, Palok Krandja. Pembangunan dimulai pada tanggal 7 April 1858 setelah penundaan yang cukup lama. Pada hari itu diadakan sebuah upacara mewah untuk katedral yang akan menjadi katedral Katolik terbesar di Balkan pada saat itu, dan banyak tokoh lokal dan diplomat ikut serta dalam peresmian pembangunan tersebut. Selain memberikan izin, Sultan Abd-ul-Mejid I juga memberikan 700 Lira Turki,sedangkan Paus Pius IX menyediakan 1,000 scudi emas. Pembangunan tahap pertama selesai 9 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1867.
Katedral ini memilik panjang 74 meter, lebar 50 meter, dan tinggi 23,5 meter. Awalnya ruangan utama berkapasitas 6000 orang (dengan posisi berdiri).
Saat itu dana terus mengalir: selain sumbangan yang di dalamnya termasuk uang hasil menjual perhiasan, setiap keluarga Katolik mengirimkan pekerja untuk membantu pembangunan, setidaknya selama enam bulan. Disebutkan bahwa Gurash Shënkolli, seorang warga Shkoder, yang sedang berada di Wina untuk menghadiri pernikahan Franz Joseph I dari Austria, masuk ke kantor Kaisar dan meminta bantuan dana dari Kaisar untuk pembangunan gereja. Bukan hanya diberi 150 napoleon, Gurash juga diberi ucapan selamat oleh Kaisar Austria karena ia seorang rakyat jelata Albania berani mengajukan permintaan seperti itu kepada seorang Kaisar.
Selama proses pembangunan, busur kubah yang besar terjatuh dua kali, dan diperbaiki oleh seorang insinyur Austria, yang saat ini namanya tidak diketahui. Saat pembangunan berakhir, menara lonceng belum ada. Uskup AgungGuerini mengumpulkan perwakilan-perwakilan keluarga Katolik terkaya. Saat itu diputuskan bahwa ada tiga kategori berdasarkan tingkat kekayaan, yaitu masing-masing akan menyediakan 20, 15 dan 10 emas Napoleon. Tetapi terrnyata hal ini menimbulkan perdebatan, karena banyak orang tidak ingin masuk dalam peringkat kekayaan yang rendah. Karena itu, Gjon Nushi, salah satu orang terkaya, secara terbuka mengusulkan kepada Filip Parruca, seorang kaya yang lain: "Mari kita selesaikan menara lonceng ini bersama-sama, dan pada dindingnya kita pasang batu peringatan agar anak cucu kita mengetahui bahwa ini dibangun dengan uang kita". Melihat hal ini, masyarakat lebih menerima usulan dari Uskup. Filip Parruca, Mark Pema dan Pjetër Pema membeli sebuah lonceng di Venesia, dan memasangnya di menara.
Lihat juga
Keuskupan Agung Shkodër-Pult
Gereja Katolik di Albania
Daftar katedral di Albania
Gereja Katolik Roma
Referensi
Pranala luar
'Shkoder.net
Faqe rrjetore. Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine. Kisha katolike Shkodër. Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine.
Forimi katolik Diarsipkan 2009-10-13 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Katedral Shkoder
- Keuskupan Agung Shkodër–Pult
- Qerim Sadiku
- Mikel Koliqi
- Keuskupan Lezhë
- Alfonsus Tracki
- Gereja Katolik di Albania
- Keuskupan Sapë
- Gereja Katolik di Makedonia Utara
- Daftar katedral di Albania