- Source: Kecelakaan Filair Let L-410 Bandundu 2010
Kecelakaan Filair Let L-410 Bandundu 2010 terjadi pada tanggal 25 Agustus 2010 ketika sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Filair jatuh di tengah perjalanan menuju Bandar Udara Bandundu di Republik Demokratik Kongo. Kecelakaan menewaskan 20 orang dan penyebabnya belum pasti. Kehabisan bahan bakar dan buaya yang kabur sama-sama dianggap sebagai penyebab kecelakaan ini.
Pesawat
Pesawat yang terlibat kecelakaan ini adalah Let L-410 Turbolet buatan tahun 1991 dengan nomor registrasi 9Q-CCN dan nomor produksi 912608. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut 19 penumpang. Pesawat yang jatuh tersebut sebelumnya memiliki nomor registrasi ES-LLB dan dioperasikan oleh Airest, salah satu maskapai penerbangan Estonia, sampai tahun 2007, lalu disimpan sampai akhirnya dibeli Filair pada tahun 2009.
Kecelakaan
Pesawat ini sedang mengoperasikan penerbangan penumpang dari Bandar Udara N'Dolo, Kinshasa ke Bandar Udara Bandundu, Bandundu, Distrik Mai-Ndombe. Pada pukul 13:00 waktu setempat (12:00 UTC), pesawat jatuh di sebuah rumah kurang lebih 1 kilometer (0,62 mi) dari landasan bandara Bandundu. Menurut berbagai sumber, tidak ada korban cedera di darat. Dari 21 penumpang dan awak, hanya 1 orang yang selamat dari kecelakaan tersebut. Radio Okapi melaporkan bahwa pesawat tersebut kehabisan bahan bakar setelah gagal mendarat di Bandundu. Filair membantah laporan tersebut dengan menyatakan bahwa 150 liter kerosin masih ada di dalam tangki pesawat. Pihak maskapai mengakui bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh masalah teknis. Daniel Philemotte, pemilik maskapai asal Belgia, merupakan pilot pesawat ini. Sebagian besar korban tewas berkewarganegaraan Kongo. Tentara MONUC merupakan pihak pertama yang mencapai lokasi kecelakaan. Mereka melaporkan bahwa tidak terjadi ledakan, artinya bisa jadi pesawat ini kehabisan bahan bakar.
Satu-satunya korban selamat mengaku bahwa seekor buaya berhasil kabur dari tas jinjing kurungannya. Penumpang yang panik langsung berhamburan ke bagian depan pesawat untuk menghindari buaya tersebut. Perpindahan penumpang mengacaukan beban dan keseimbangan pesawat sehingga pesawat sulit dikendalikan. Buaya tersebut keluar ketika pesawat hendak mendarat dan selamat dari kecelakaan ini, kemudian ditangkap dan dibunuh dengan parang.
Investigasi
Wakil Menteri Perhubungan Laure Marie Kawanda Kayena mengatakan bahwa penyelidikan dilaksanakan tidak lama setelah kecelakaan tersebut. Menurut juru bicara pemerintah, kehabisan bahan bakar tidak bisa dipastikan sebagai penyebab utama kecelakaan ini.
Lihat pula
Hewa Bora Airways Penerbangan 122
Referensi
Templat:Kecelakaan dan insiden penerbangan tahun 2010