- Source: Keluarga Lauw-Sim-Zecha
Keluarga Lauw-Sim-Zecha adalah sebuah keluarga keturunan campuran Tionghoa Peranakan dan Indo-Bohemia yang mulai terkenal pada awal abad ke-19 sebagai pachters, tuan tanah, dan mandarin di Batavia (kini Jakarta) dan Sukabumi, Hindia Belanda (kini Indonesia). Keluarga ini pun merupakan bagian dari Cabang Atas.
Awal mula dan popularitas
Lauw Ho, pendiri dari keluarga ini, adalah seorang pachter terkemuka di Batavia mulai tahun 1845 hingga 1861, serta merupakan salah satu orang terkaya di Batavia. Ia juga merupakan bagian dari kemitraan Ngo Ho Tjiang yang mendominasi monopoli opium di Batavia. Ia menjabat sebagai Wijkmeester di Meester Cornelis.
Walaupun Lauw Ho tidak pernah diangkat menjadi pejabat Cina, dua orang putranya, yakni Lauw Tek Kang dan Lauw Tek Lok (meninggal pada tahun 1887), masing-masing berhasil diangkat menjadi Letnan Cina Meester Cornelis dan Letnan Cina Bekasi pada tanggal 23 Desember 1854. Mereka juga menjadi tuan tanah dengan mengakuisisi tanah partikelir di Ommelanden dari Batavia, termasuk tanah partikelir Tjimanggis (kini Cimanggis). Keberhasilan dua bersaudara tersebut untuk diangkat menjadi pejabat Cina dan mengakusisi tanah partikelir pun membuat mereka masuk ke Cabang Atas.
Letnan Lauw Tek Lok, yang menjabat hingga meninggal pada tahun 1882, sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintahan kolonial, karena ia menikah dengan seorang wanita Indo-Bohemia, Louisa Zecha. Setelah menjanda pada tahun 1882, Zecha kembali menghebohkan masyarakat Hindia Belanda dengan menikahi mantan sekretaris pribadi dari mendiang suaminya, Sim Keng Koen, yang kemudian diangkat menjadi Kapitan Cina pertama Sukabumi, sebuah daerah di dataran tinggi Priangan di Jawa Barat. Sejarawan Mely G. Tan mencatat bahwa keluarga Lauw-Sim-Zecha hidup mewah sebagai keluarga Cabang Atas di Sukabumi, di mana sebagian besar anggotanya tinggal.
Sejarah terkini
Cucu Letnan Lauw Tek Lok dan Louisa Zecha, Aristide William Lauw-Zecha, lalu menjadi orang kelahiran Indonesia pertama yang berhasil lulus dari universitas di Amerika Serikat, yakni Universitas Iowa pada tahun 1923. William adalah seorang pemilik perkebunan. Anak bungsu Kapitan Sim Keng Koen dan Louisa Zecha, Chester Lauw-Sim-Zecha, kemudian menjadi tokoh masyarakat dan tokoh bisnis penting, serta menjadi tokoh Freemason, pada paruh pertama abad ke-20. Keluarga ini lalu kehilangan tanah partikelir dan asetnya akibat Revolusi Indonesia (1945-1950) dan kebijakan nasionalisasi dari Presiden Sukarno pada tahun 1952.
Pasca revolusi, sejumlah anggota dari keluarga Lauw-Sim-Zecha, sebagaimana sebagian anggota dari keluarga Cabang Atas yang lain, memilih untuk keluar dari Indonesia dan tinggal di luar Indonesia. Anggota terkenal dari keluarga ini kini meliputi Che Engku Chesterina (née Lauw-Sim-Zecha) dan sepupunya, Adrian Lauw-Zecha, yang merupakan putra dari A.W. Lauw-Zecha dan pendiri dari Aman Resorts. Putra dari Lauw-Zecha, Ajai, lalu menikahi aktris asal Singapura, Michelle Saram.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Keluarga Lauw-Sim-Zecha
- William Lauw-Zecha
- Lauw Ho
- Adrian Zecha
- Sim Keng Koen
- Louisa Zecha
- Lauw Tek Lok
- Michelle Saram
- Che Engku Chesterina
- Tunku Tan Sri Abdullah
- Lauw-Sim-Zecha family
- William Lauw-Zecha
- Lauw Ho
- Lauw Tek Lok
- Cabang Atas
- Lie family of Pasilian
- Chinese Indonesian surname