- Source: Kemah Suci
Kemah Suci (bahasa Ibrani: משכן, translit. mishkān) atau juga disebut Kemah Pertemuan (bahasa Ibrani: אֹ֣הֶל מוֹעֵד֩, translit. ’ōhel mō‘êḏ) adalah tempat ibadah sentral yang dapat dipindah-pindah untuk bangsa Ibrani sejak masa mereka meninggalkan Mesir setelah peristiwa Eksodus (keluar dari Mesir), hingga masa para hakim ketika mereka terlibat dalam upaya penaklukan negeri Kanaan, hingga unsur-unsurnya dijadikan bagian dari Bait Allah yang permanen di Yerusalem sekitar abad ke-10 SM.
Dalam bahasa Inggris Kemah Suci ini disebut "Tabernacle", dan sering kali dialihaksarakan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Tabernakel". Kata ini berasal dari kata bahasa Latin, tabernaculum yang berarti "kemah, gubuk, pondok". Tabernaculum sendiri adalah bentuk diminutif dari kata taberna, yang berarti "tavern" (="penginapan").
Bahasa Ibrani mishkan
Kata Ibrani "mishkan" sebenarnya merujuk ke arti yang berbeda. Kata Mishkan berkaitan dengan kata Ibrani yang artinya "tinggal", "beristirahat", atau "menetap", yang merujuk kepada "Kehadiran Allah yang menetap", Shekhina (atau Shechina) (berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan Mishkan), yang tinggal atau beristirahat di dalam bangunan yang secara misterius diperintahkan oleh Allah untuk dibuat oleh bangsa Ibrani.
Kata Ibrani untuk "tetangga" adalah shakhen dari akar kata yang sama dengan mishkan. The Perintah pembangunannya diambil dari kata-kata dalam Kitab Keluaran ketika Allah memerintahkan kepada Moses: "Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, "supaya Aku akan diam" (we-shakan-ti) di tengah-tengah mereka.
Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci (mishkan) dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." Dengan demikian gagasan bahwa Allah meminta agar bangunan ini dibuat agar ia dapat menjadi "tempat tinggal" bagi diri-Nya di antara bangsa Israel setelah peristiwa Exodus.
Kemah Suci adalah komponen menentukan untuk memahami banyak dari dasar-dasar Yudaisme, seperti misalnya Sabat (Sabat Yahudi), imamat Yahudi yang diperintahkan untuk melayani di dalamnya, dan makna serta penebusan dosa dari anak lembu emas.
= Lokasi
=Kemah Pertemuan dibuat di kaki gunung Sinai di bawah pimpinan Musa dengan teliti sesuai petunjuk dari Allah.
Kemah itu dibongkar pasang selama 40 tahun perjalanan bangsa Israel dari Sinai sampai ke tanah Kanaan.
Tempat kemah pertemuan di sisi timur sungai Yordan sebelum masuk tanah Kanaan adalah di Sitim.
Setelah menyeberangi sungai Yordan, kemah pertemuan didirikan di Gilgal.
Ketika Yosua menyelesaikan tugasnya untuk merebut tanah Kanaan, maka kemah pertemuan didirikan di Silo, di mana Yosua dan Imam Besar Eleazar melakukan pembagian tanah bagi suku-suku Israel. Kemah itu masih di sana pada zaman Hakim-hakim, sampai masa muda Samuel. Menurut sumber-sumber Talmud, Kemah Pertemuan itu berada di Silo selama 369 tahun sampai Tabut Perjanjian dibawa pergi ke medan pertempuran di Eben-Ezer dan dirampas oleh orang Filistin di Afek.
Namun tampaknya Kemah Pertemuan sudah dipindahkan sebelum kedatangan orang Filistin, dan dibawa ke Gibeon sampai pada zaman raja Daud. Tabut Perjanjian mengakibatkan malapetaka bagi orang Filistin, sehingga tidak lama kemudian dikembalikan oleh orang Filistin ke Israel di atas kereta yang ditarik 2 ekor lembu tanpa kusir dan tiba di Bet-Semes, tetapi setelah mengakibatkan kematian sejumlah orang di Bet-Semes yang mencoba melihat bagian dalamnya, maka Tabut itu disimpan di Kiryat-Yearim selama 20 tahun, sampai Daud membawanya ke Yerusalem. Tabut itu tidak pernah lagi kembali ke Silo, dan juga tidak lagi bersama-sama dengan Kemah Pertemuan.
Pada zaman Saul dan Daud, kemah pertemuan dicatat berada di kota Nob.
Setelah Salomo mendirikan Bait Allah di Yerusalem, maka kemah pertemuan itu tidak pernah disebutkan lagi, dan kemungkinan tidak lagi digunakan.
Petunjuk untuk mendirikan
Kerangka terinci untuk Kemah Suci dan para pemimpinnya diuraikan dalam Kitab Keluaran pasal 25 sampai 30:
Pasal 25: Persembahan khusus, Tabut Perjanjian, meja untuk roti sajian, kandil (menorah).
Pasal 26: Kain penutup; papan dan palang kayu; tabir dan penempatan perkakas dalam Kemah Suci
Pasal 27: Mezbah korban bakaran; pelataran; minyak untuk lampu
Pasal 28: Pakaian imam; baju Efod; tutup dada; patam, serban, kemeja, ikat pinggang dan celana
Pasal 29: Pentahbisan para imam (Harun dan anak-anaknya); korban pagi dan korban petang.
Pasal 30: Mezbah pembakaran ukupan; persembahan khusus pada waktu pendaftaran orang Israel; bejana pembasuhan; minyak urapan kudus; ukupan yang kudus
Para pekerja
Dalam pasal 31 ditetapkan pembuat utama dan pembantu utama pembuatan Kemah Suci tersebut:
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu: Kemah Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian yang terletak di atasnya, dan segala perabotan kemah itu, yakni meja dengan perkakasnya, kandil dari emas murni dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya, pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam Harun, maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka membuat semuanya." (Keluaran 31:1–11)
Catatan pelaksanaan
Laporan pelaksanaan pembuatan Kemah Suci dan perkakas-perkakasnya dicatat dalam Kitab Keluaran pasal 36sampai 40.
Pasal 36: Pengangkatan Bezaleel dan Aholiab; Membuat kain penutup kemah suci, papan dan palang kayu kemah suci, tabir dan tirai pintu kemah suci.
Pasal 37: Membuat tabut perjanjian dan tutup pendamaian, meja roti sajian, kandil, mezbah pembakaran ukupan, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian
Pasal 38: Membuat mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan, pelataran; Perhitungan biaya pembangunan
Pasal 39: Membuat pakaian imam, baju Efod, tutup dada, patam, serban, kemeja, ikat pinggang dan celana; Penyerahan pekerjaan kepada Musa
Pasal 40: Pendirian Kemah Suci untuk pertama kalinya
Denah
Kemah Suci orang Israel selama pengembaraan di padang gurun berupa kemah yang ditutupi dengan berbagai macam kain penutup berwarna-warni, seperti dalam denah ini.
Bagian luarnya ditutupi dengan tenda-tenda dari bulu kambing, kemudian di atasnya ditempatkan tudung dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan tudung dari kulit lumba-lumba di atasnya lagi, seperti diagram ini.
Bangunan utama Kemah Suci itu dibagi menjadi dua ruangan yang dipisahkan oleh sebuah tabir dengan empat warna kain, seperti rancangan ini.
Ruang yang lebih besar, yang lebih luar, disebut "Ruang Kudus", berisi kandil berkaki tujuh dan ruang terdalam yang disebut "Ruang Mahakudus" (kodesh hakodashim), berisi Tabut Perjanjian (aron habrit), sebagaimana gambar ini.
Penerapan dalam Bait Allah di Yerusalem
Ketika raja Daud menguasai Yerusalem dan putranya, raja Salomo membangun Bait Suci Pertama, yang dikenal sebagai Bait Suci Salomo, semua elemen Kemah Suci diterapkan ke dalam pembangunan Bait yang permanen.
Rancangan denah bagi sinagoge
Pembangunan sinagoge selama lebih dari 2000 tahun terakhir berusaha mengikuti rancangan denah Kemah Suci yang asli, yang juga merupakan rancangan denah kedua Bait Allah di Yerusalem sebelum dihancurkan.
Setiap sinagoge mempunyai suatu tabut, aaron kodesh, di bagian depan, untuk menyimpan gulungan Kitab Taurat, sebanding dengan Tabut Perjanjian yang menyimpan loh batu Sepuluh Perintah Allah. Ini merupakan tempat paling kudus dalam suatu sinagoge setara dengan ruang Mahakudus.
Ada juga lampu yang selalu dinyalakan, ner tamid, atau sebuah candelabrum yang dinyalakan selama kebaktian, dekat tempat yang mirip dengan Menorah asli. Di tengah sinagoge ada daerah luas yang agak tinggi, dikenal sebagai bimah di mana Taurat dibacakan. Ini setara dengan altar Kemah Suci di mana korban ukupan dan bakaran binatang dipersembahkkan. Pada hari-hari raya besar para imam (Kohen, jamak: kohanim), berkumpul di bagian depan sinagoge untuk memberkati umat sebagaimana yang dilakukan leluhur mereka di Kemah Suci sejak zaman imam Harun.
Doa di Kemah Suci
Para imam Lewi menggunakan Kemah Suci untuk berbicara kepada Allah. Dua kali sehari seorang imam berdiri di hadapan mezbah doa emas dan membakar dupa yang harum. Upacara-upacara lain juga dilaksanakan di Kemah Suci.
Tabernakel dalam Gereja-gereja Kristiani
Dalam Gereja Anglikan, Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur, sebuah tabernakel adalah sebuah lemari atau kotak penyimpanan, khusus untuk menyimpan Sakramen yang telah disucikan: tubuh, darah, jiwa dan keilahian Yesus Kristus, dalam bentuk roti dan anggur, yang digunakan dalam ritus komuni suci.
Referensi
Lihat pula
Kandil (Menorah)
Bagian Alkitab yang berkaitan: Keluaran 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 37, 40.
Pranala luar
Kemah Suci dan isinya, dalam bahasa Ibrani, dengan banyak diagram
Artikel dalam Jewish Encyclopedia
Kemah Suci, model menurut perspektif Kristen Diarsipkan 2007-04-30 di Wayback Machine.
Model Kemah Suci dan pelajaran gratis tentang Kemah Suci
Kemah Suci dari perspektif Kristen - Thomas Newberry, penyunting Newberry Reference Bible Diarsipkan 2007-03-12 di Wayback Machine.
Garis besar Mishkan
Kemah Suci di padang belantara / Mishkan
Model Kemah Suci di Museum Glencaírn Diarsipkan 2007-03-29 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Kemah Suci
- Bait Allah (Yerusalem)
- Musa
- Tabut Perjanjian
- Gereja Kemah Injil Indonesia
- Tirai (Alkitab)
- Bait Salomo
- Silo, Kanaan
- Menorah
- Ruang Mahakudus
- List of loanwords in Malay