- Source: Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 6000
Kereta rel listrik Tōkyō Metro seri 6000 (東京地下鉄6000系code: ja is deprecated , Tōkyō Chikatetsu 6000-kei) adalah kereta rel listrik buatan Jepang yang beroperasi di lintas Commuter Jabodetabek sejak tahun 2011 hingga saat ini. KRL ini diproduksi oleh Nippon Sharyo, Kawasaki Heavy Industries, Kinki Sharyo, Tokyu Car Corporation, dan Kisha Seizo sejak tahun 1968 hingga 1990 dan juga merupakan seri KRL pertama yang beroperasi di jalur Tokyo Metro Chiyoda Line sejak awal pembukaannya pada tahun yang sama.
Pada masa pengoperasiannya di Jepang, KRL ini berdinas di jalur Tokyo Metro Chiyoda Line dan sering pula meneruskan perjalanan ke jalur East Japan Railway (JR East) Joban Line sebagai Local (layanan lokal) dan ke jalur Odakyu Odawara Line, di mana terkadang ketiga jalur tersebut dapat dilayani dalam sekali jalan.
KRL Tokyo Metro seri 6000 merupakan KRL dengan populasi kedua terbanyak di Jabodetabek dengan 27 rangkaian kereta, dengan 25 rangkaian yang masih beroperasi karena dua rangkaian di antaranya telah dipensiunkan dan dirucat. KRL ini sempat menjadi KRL dengan populasi terbanyak di Jabodetabek dengan 13 rangkaian, sebelum KRL JR East seri 205 dapat melampauinya dengan 102 rangkaian dengan formasi 8, 10, 12 kereta per 1 rangkaiannya yang didatangkan dari Jepang, sebelum disusun ulang menjadi 45 rangkaian. Perawatan semua rangkaian KRL ini dilakukan di Depo KRL Depok, sedangkan Pemeliharaan Akhir (PA) dilakukan di Depo KRL Depok ataupun Balai Yasa Manggarai.
Sejarah
= Pengoperasian di Jepang (1968-2018)
=KRL ini mulai beroperasi di Jepang pada tahun 1969/1970, dimulai dengan rangkaian 6000-1F (Prototipe 1) yang terdiri dari 3 kereta dalam 1 rangkaiannya yang dibuat tahun 1968, lalu prototipe kedua yaitu rangkaian 6101F yang dibuat tahun 1969-1971, dan kemudian rangkaian generasi pertama yang diawali dengan rangkaian 6102F, yang dibuat pada tahun 1971.
KRL ini terdiri dari beberapa generasi. Generasi awal KRL Tokyo Metro 6000 terdiri dari generasi 1-3, yaitu rangkaian 6102F-6121F. Awalnya KRL Tokyo Metro 6000 prototipe dan generasi 1-3 ini pada awalnya tidak menggunakan AC. AC mulai dipasang sekitar tahun 1988-1994. KRL Tokyo Metro 6000 prototipe dan generasi 1-3 ini juga jendelanya berukuran kecil. Pada awalnya bentuk jendelanya seperti KRL JR 203. Namun, sejak beberapa rangkaian mengalami perbaikan di Jepang, bentuk jendelanya diubah menjadi seperti KRL yang lebih baru, seperti KRL Tokyo Metro 6000 generasi akhir namun lebih kecil. Jendela model baru ini juga memungkinkan penumpang keluar dari jendela jika terjadi keadaan darurat. KRL ini juga awalnya menggunakan persambungan model jamur yang membuat kereta ini terasa lebih luas, tetapi lebih tidak kedap suara. Setelah perbaikan, persambungan dari beberapa rangkaian telah diubah menjadi model pintu konvensional.
Kemudian KRL Tokyo Metro 6000 generasi akhir (4-7) yang terdiri dari rangkaian 6122F-6135F dibuat setelah rangkaian generasi pertama, hingga terakhir pada tahun 1990. rangkaian KRL ini telah dipasang AC sejak pertama kali berdinas di Jepang, dan menggunakan persambungan model pintu dan kaca yang lebar sejak awal beroperasi di Jepang.
Setiap rangkaian Tokyo Metro 6000 memiliki perbedaan yang mencolok antara satu sama lain, baik pada eksterior maupun interior, karena beberapa hal dan KRL ini dibuat secara bertahap dengan ciri-ciri yang berbeda rangkaian tiap generasinya, maupun penambahan fitur pada saat refurbishment di Balai Yasa di Jepang.
Semua KRL Tokyo Metro 6000 pada awalnya bersistem kelistrikan Armature Variable Field (AVF) Chopper Control. Namun, beberapa KRL Tokyo Metro 6000 telah bersistem kelistrikan Chopper-GTO maupun VVVF-IGBT. Seiring bertambahnya usia, dan mulai beroperasinya KRL Tokyo Metro 16000, KRL ini mulai dipensiunkan. Rangkaian yang dipensiunkan pertama kali adalah yang menggunakan sistem propulsi Chopper. KRL Tokyo Metro 6000 pertama kali diekspor ke Indonesia pada tahun 2011. Rangkaian yang pertama kali diekspor ke Indonesia adalah rangkaian 6115F dan 6126F. Selanjutnya antara pada tahun 2012 diekspor lagi ke Indonesia sebanyak 5 rangkaian (6106F, 6107F, 6112F, 6123F dan 6125F) dan pada tahun 2013 sebanyak 6 rangkaian (6105F, 6111F, 6113F, 6127F, 6133F dan 6134F). Keseluruhan 13 rangkaian yang diimpor pada saat itu masih menggunakan sistem propulsi Armature Chopper untuk rangkaian dengan nomor diatas 6122F dan GTO-Chopper untuk rangkaian dengan nomor dibawah 6122F.
Seiring pensiunnya KRL Tokyo Metro 6000 dengan propulsi VVVF-IGBT dan semakin banyaknya KRL Tokyo Metro 16000, beberapa rangkaian yang ada pun akan diekspor ke Indonesia. Pada tahun 2016 ini akan diekspor ke Indonesia lagi sebanyak 6 rangkaian KRL Tōkyō Metro 6000 yang sudah menggunakan sistem propulsi VVVF (Variable Voltage Variable Frequency), dan kedatangannya akan menjadikan ke-6 rangkaian tersebut menjadi KRL tangan kedua dari Jepang pertama yang menggunakan teknologi VVVF. Ke-6 rangkaian tersebut adalah 6101F, 6108F, 6116F, 6117F, 6118F, dan 6131F. Pembelian ini bersamaan dengan rencana Tokyo Metro untuk menyeragamkan armada jalur Chiyoda menjadi hanya seri 16000. Pada tahun 2017, PT KCJ kembali mengimpor 6 rangkaian dengan spesifikasi sama dengan rangkaian yang diimpor dari Jepang pada tahun 2016 lalu, dimulai dari rangkaian 6119F. Rangkaian yang didatangkan pada tahun 2017 ini adalah 6119F, 6120F, 6121F, 6124F, 6129F, dan 6132F.
Setelah 12 rangkajan KRL Tokyo Metro 6000 diekspor ke Indonesia pada tahun 2016 dan tahun 2017 lalu, rangkaian yang tersisa di Jepang pada awal Januari 2018 adalah 6102F, 6122F, dan 6130F. Rangkaian 6122F pensiun pada 27 Januari 2018 dan akhirnya diekspor ke Indonesia sebagai rangkaian pertama dalam pengiriman KRL tahun 2018. Ini membuat kereta yang tersisa di Jepang hanyalah rangkaian 6102F dan 6130F. Pada 11 November 2018, rangkaian 6102F dan 6130F menjalani perjalanan terakhirnya di Jepang, dan untuk rangkaian 6130F diekspor ke Indonesia, mengakhiri karier KRL Tokyo Metro seri 6000 ini di Jepang setelah lima puluh tahun berdinas.
Ciri-ciri KRL Tokyo Metro 6000
Terdapat 2 generasi purwarupa (prototype) dan 7 generasi produksi massal KRL Tokyo Metro seri 6000 ini, yaitu:
Purwarupa pertama: 6000-1 (rangkaian 3 kereta)
Purwarupa kedua: 6101F
Rangkaian produksi massal generasi I: 6102F-6113F (mulai berdinas tahun 1971)
Rangkaian produksi massal generasi II: 6114F-6119F (mulai berdinas tahun 1972)
Rangkaian produksi massal generasi III: 6120F-6121F (mulai berdinas tahun 1977)
Rangkaian produksi massal generasi IV: 6122F-6128F (mulai berdinas tahun 1981)
Rangkaian produksi massal generasi V: 6129F-6132F (mulai berdinas tahun 1984-1985)
Rangkaian produksi massal generasi VI: 6133F-6134F (mulai berdinas tahun 1988)
Rangkaian produksi massal generasi VII: 6135F (mulai berdinas tahun 1990)
Setiap rangkaian KRL Tōkyō Metro seri 6000 memiliki perbedaan yang mencolok antara satu sama lain, baik pada eksterior maupun interior, karena beberapa hal dan KRL ini dibuat secara bertahap dengan ciri-ciri yang berbeda setiap generasinya. Tidak hanya itu, dalam setiap perawatan besar-besaran (B-Refurbishment dan C-Refurbishment), juga terjadi berbagai perubahan, perubahan terbesar misalnya adalah perubahan sistem propulsi menjadi VVVF dari yang sebelumnya Chopper.
= Rangkaian Purwarupa Pertama (6000-1F)
=Rangkaian purwarupa pertama dari KRL Tokyo Metro seri 6000 ini merupakan rangkaian pertama yang diproduksi oleh Kisha Seizo (sekarang menjadi bagian dari Kawasaki Heavy Industries) pada tahun 1968 dengan formasi tiga kereta dalam satu rangkaian. Awalnya, kereta ini disiapkan dengan sistem propulsi Chopper, untuk menjadi kereta pertama yang menggunakan sistem propulsi tersebut. Meskipun pada akhirnya, kereta ini menggunakan sistem propulsi rheostat yang memang sudah ada sejak lama.
Rangkaian purwarupa pertama ini dilengkapi dengan kaca dua bilah, mirip seperti pada KRL JNR (sekarang JR East) seri 101, 103, 201, dan 203, serta Eidan (sekarang Tokyo Metro) seri 3000 dan 5000. Rangkaian ini beroperasi hingga tahun 2014, di mana perannya digantikan oleh KRL Tokyo Metro seri 05 dengan formasi 3 kereta dalam 1 rangkaian, yang sebelumnya beroperasi di Jalur Tozai.
= Rangkaian Purwarupa Kedua (6101F)
=Rangkaian 6101F terdapat "rok panjang" yang menutupi bagian samping bawah kereta, berbeda dengan rangkaian yang lebih muda. Ini dikarenakan 6101F merupakan rangkaian purwarupa kedua, bukan rangkaian produksi massal.
= Ciri-ciri lainnya
=Kedua, lubang AC yang digunakan pada rangkaian seri 6000 generasi I-III berbeda dengan rangkaian generasi IV-VII. Ini dikarenakan rangkaian-rangkaian generasi awal diciptakan pada era pra-pendingin udara, di mana pada saat itu tidak ada KRL di Jepang yang menggunakan pendingin udara sehingga pembuatan lubang untuk AC harus dibuat dari awal. Pada rangkaian seri 6000 generasi awal juga terdapat kipas angin pada interiornya, yang sudah ada sebelum KRL ini dipasang AC.
Pendingin udara mulai dipasang pada tahun 1988-1994, dimulai dari rangkaian 6108F-6110F. Sementara KRL Tokyo Metro 6000 generasi akhir, mulai rangkaian 6122F-6135F, rangkaian tersebut telah disiapkan untuk pemasangan sejak pertama kali berdinas di Jepang, dan khusus untuk set 6133F-6135F. ketiga rangkaian tersebut sudah dipasang AC sejak awal berdinas di Jepang. Karena rangkaian 6122F-6132F ini sudah disiapkan untuk dipasang pendingin udara, maka pemasangan pendingin udara menjadi lebih mudah. Lalu, kotak AC pada beberapa rangkaian yang mengalami refurbishment juga berbeda dengan yang tidak, karena tipe AC yang digunakan juga menyesuaikan dengan sistem kelistrikan terbaru yang ada pada KRL yang mengalami refurbishment.
Pada rangkaian generasi akhir, persambungan yang digunakan seluruhnya merupakan persambungan tertutup, sementara rangkaian generasi awal menggunakan persambungan terbuka dengan bentuk seperti jamur, yang kemudian pada beberapa rangkaian dijadikan persambungan biasa pada saat refurbishment.
Pada awalnya, KRL seri 6000 generasi awal menggunakan kaca dengan bilah ganda, yang kemudian diganti menjadi bilah tunggal saat refurbishment, tetapi tetap dengan bingkai aslinya. Namun, beberapa rangkaian di antaranya yaitu 6105F, 6107F, 6108F, 6109F, 6110F, 6112F dan 6113F tetap menggunakan kaca bilah ganda hingga saat-saat terakhir beroperasi di Jepang.
Rangkaian 6134F mengikuti pola formasi Tokyo Metro 6000 (VVVF-IGBT) generasi I-III yang sudah menggunakan traksi VVVF. Rangkaian 6107F sebelumnya pernah digunakan sebagai Rangkaian Khusus Wanita (RKW) antara Oktober 2012 hingga Mei 2013 namun kini telah kembali menjadi kereta Commuter seperti biasanya.
Rangkaian 6122F, 6124F, 6128F, 6129F, 6130F, 6131F dan 6132F memiliki ukuran kaca pintu yang lebih besar dibandingkan rangkaian lainnya, seperti pada KRL TM seri 05. Ini dikarenakan rangkaian-rangkaian tersebut merupakan rangkaian yang mengalami B-Refurbishment di atas tahun 2000. Aslinya, rangkaian-rangkaian tersebut memiliki ukuran kaca pintu yang kecil seperti rangkaian lainnya.
Formasi rangkaian
Pada tahun 1968, rangkaian purwarupa pertama dengan traksi GTO-Chopper dibuat dengan formasi 3 kereta sebagai berikut.
Pada tahun 1971, sistem penomoran Eidan (pendahulu Tokyo Metro) diubah, dan pada tahun yang sama rangkaian ini mengalami perubahan sistem traksi menjadi rheostatik, dengan formasi sebagai berikut.
Kemudian pada tahun 1969, rangkaian purwarupa kedua dengan traksi GTO-Chopper dibuat dengan formasi 6 kereta sebagai berikut.
Pada tahun 1971, rangkaian purwarupa kedua dijadikan 10 kereta dengan menambahkan 4 kereta trailer tak bermesin, yang diikuti oleh perubahan sistem penomoran rangkaian, dengan formasi sebagai berikut.
Kereta 6701 merupakan kereta trailer dengan kontaktor untuk mengambil daya yang disalurkan ke unit MG (main generator) tambahan pada kereta 6801.
Pada tahun 1999, rangkaian ini mengalami peremajaan sistem traksi menjadi VVVF-IGBT, dan pada tahun 2012 rangkaian ini mengalami perubahan formasi sebagai berikut.
Pada tahun 1971, selain pembuatan 4 kereta tambahan untuk rangkaian purwarupa kedua, dibuatlah rangkaian formasi massal pertama yaitu 6102F. Rangkaian dengan tahun pembuatan 1971 (6102F-6113F), 1972 (6114F-6119F), 1977 (6120F-6121F), 1981 (6122F-6128F), dan 1984-1985 (6129F-6132F) pada awalnya tidak memiliki pendingin udara, menggunakan traksi GTO-Chopper pada rangkaian buatan 1971-1977 dan AVF-Chopper pada rangkaian buatan 1981-1985, dan memiliki formasi sebagai berikut.
Pada tahun 1988, dibuatlah dua rangkaian yaitu 6133F dan 6134F, yang disusul dengan pembuatan rangkaian 6135F pada tahun 1990. Rangkaian ini tidak memiliki kontaktor (pantograf, Cont) pada kereta 6100 dan sudah memiliki pendingin udara sejak dari pabrik. Ketiga rangkaian ini memiliki formasi sebagai berikut.
Formasi ini kemudian diikuti oleh seluruh rangkaian buatan tahun 1972-1985, sejalan dengan program pemasangan pendingin udara pada rangkaian-rangkaian tersebut pada tahun yang sama. Khusus pada rangkaian purwarupa kedua dan beberapa rangkaian produksi massal buatan 1972-1977 juga mengalami perubahan kaca penumpang dari dua bilah menjadi satu bilah pada periode ini.
Pada tahun 1995, peremajaan untuk rangkaian-rangkaian buatan tahun 1972-1977 dimulai. Peremajaan tersebut di antaranya adalah mengganti sistem traksi dari GTO-Chopper menjadi VVVF-IGBT 3 tahap. Peremajaan untuk rangkaian-rangkaian di kelompok ini berakhir pada tahun 2000. Rangkaian-rangkaian yang telah mengalami peremajaan tersebut, bersama dengan 6134F yang merupakan buatan tahun 1988 dan tidak sama sekali mengalami peremajaan kemudian mengalami perubahan formasi pada tahun 2007 sebagai berikut.
Mulai tahun 2004 sampai 2007, rangkaian dengan tahun pembuatan 1981-1985 juga diremajakan dengan mengganti sistem traksi dari AVF Chopper menjadi VVVF-IGBT 2 tahap, serta pengubahan pintu dari pintu berkaca kecil menjadi pintu berkaca besar, dengan formasi sebagai berikut.
Rangkaian-rangkaian dengan traksi AVF-Chopper yang tidak mendapatkan peremajaan antara tahun 1995-2007, sebagian kecil dirucat dan sebagian besar diimpor oleh PT KAI Commuter Jabodetabek dan diekspor ke Jakarta mulai tahun 2011-2013. Di Jakarta, rangkaian-rangkaian tersebut, salah satunya adalah 6134F yang mengalami perubahan formasi pada tahun 2007, dioperasikan dengan formasi 8 kereta sebagai berikut.
Sedangkan ke-12 rangkaian bertraksi VVVF-IGBT yang diimpor oleh PT KAI Commuter Jabodetabek sebanyak 6 rangkaian pada tahun 2016 (6101F, 6108F, 6116F, 6117F, 6118F, dan 6131F) dan 6 rangkaian pada tahun 2017 (6119F, 6020, 6121F, 6124F, 6129F, dan 6132F) dioperasikan dengan formasi yang digunakan pada saat berdinas untuk terakhir kalinya di Jepang.
Nomor rangkaian
Catatan: rangkaian 12F dan 13F tidak beroperasi karena kerusakan dan kesulitan suku cadang. Rangkaian 6112F telah dirucat di Stasiun Cikaum sementara rangkaian 6113F dirucat di Depo KRL Depok.
Daftar rangkaian
= Rangkaian Formasi 8 Kereta (Propulsi AVF-Chopper/GTO-Chopper)
=Kereta 6700-6800 atau kereta 6800-6900 dilepas dari rangkaian untuk membuat formasi 8 kereta. Rangkaian 6112F dan 6113F sudah tidak beroperasi. Rangkaian generasi 1-3 menggunakan sistem propulsi GTO-Chopper yang merupakan sistem propulsi Chopper yang lebih baru, sedangkan rangkaian generasi 4-7 yang ada masih menggunakan sistem propulsi AVF-Chopper.
Catatan:
Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu
Tanda bintang menandakan rangkaian sudah tidak lagi beroperasi
Tanda < menandakan rangkaian memakai pantograf satu lengan
= Rangkaian Formasi 10 Kereta (Propulsi VVVF-IGBT)
=Rangkaian dengan formasi 10 kereta keseluruhannya menggunakan sistem traksi VVVF-IGBT.
Galeri
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi KRL Diarsipkan 2021-04-13 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 6000
- Kereta rel listrik JR East seri 205
- Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 7000
- Kereta rel listrik Tokyu Corporation seri 8500
- Kereta rel listrik JR East seri 203
- Kereta rel listrik Tokyo Metro seri 05
- Kereta rel listrik Toei seri 6000
- Kereta rel listrik JR East seri 103
- Kereta rel listrik Tokyu Corporation seri 8000
- KRL Commuter Line
- List of Kereta Api Indonesia rolling stock classes
- KRL Commuterline