- Source: Kerusuhan Ambon 2011
Kerusuhan Ambon 2011 adalah serangkaian kerusuhan yang dipicu oleh bentrokan antarwarga di Kota Ambon, Maluku, Indonesia tanggal 11 dan 12 September 2011. Dua kelompok massa saling melempar batu, memblokir jalan, dan merusak kendaraan di sejumlah titik di Kota Ambon serta sejumlah rumah warga dibakar. Akibat peristiwa ini, tujuh orang tewas, lebih dari 65 orang luka-luka, dan ribuan orang mengungsi. Kerusuhan ini sempat dikabarkan bermuatan SARA, walaupun pihak berwenang kemudian membantah hal tersebut.
Latar belakang
Menurut keterangan Kepolisian kepada pers pada 11 September 2011, kerusuhan ini bermula dari kematian seorang tukang ojek bernama Darkin Saimen atau Darmin Saiman atau Darvin Saiman atau Darwis Saiman.
Pria ini mengalami kecelakaan tunggal dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu. Ia kemudian menabrak rumah seorang warga di sana bersama Okto.
Nyawa tukang ojek itu tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah sakit. Hal inilah yang menimbulkan dugaan ia sebenarnya dibunuh, bukan karena kecelakaan. Sedangkan dari hasil otopsi dari dokter, dinyatakan bahwa dia mengalami kecelakaan murni. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil otopsi, semua tidak ada tanda-tanda kekerasan.
Akibat
Pertikaian akibat kematian pria tersebut, terjadi antara dua kelompok. Mereka saling melempar batu dan merusak sejumlah fasilitas. Dua kelompok melakukan lempar-melempar dan sekarang sudah diredam.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan korban tewas dalam kerusuhan Ambon akibat luka tembak.
Untuk bangunan yang dirusak tiga rumah, empat motor dan dua mobil. Namun Polisi belum dapat memastikan tembakan tersebut berasal dari aparat atau warga.
Dalam peristiwa tersebut tiga orang meninggal dunia di RS Al Fatah sama RS umum selain itu ada warga yang mengalami luka tembak menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta Senin (12/9/2011).
Selanjutnya, Anton menambahkan puluhan warga lainnya juga mengalami luka berat dan ringan. Luka berat 24 orang, luka ringan 65 orang. Data Kecelakaan berbeda lagi, ini yang rusuh. Ada yang terkena lempar batu.
Pasca Kerusuhan
Dua hari pasca bentrok di sejumlah tempat, aktivitas Kota Ambon masih belum kembali normal. Belum ada perkantoran yang buka, toko-toko pun masih tutup. Bahkan, Ambon Plasa yang biasanya penuh sesak dengan pengunjung, tak beraktivitas.
Kegiatan belajar-mengajar juga belum sepenuhnya aktif. Hari ini mereka sudah mulai kembali sekolah. Namun, tak semua murid bisa masuk, terutama mereka yang harus melewati daerah bekas bentrokan.
Namun Gubernur Maluku, Karel Albert Rahalu, pagi menyatakan situasi keamanan di Ambon telah kondusif, menyusul penambahan 200 personel Brimob Makassar ke Kota Ambon. Sementara, Wakil Wali kota Ambon, Sam Latuconsina menyatakan, sampai saat ini belum ada aktivitas perkantoran pada lingkup Pemerintah Kota Ambon.
Sedangkan para tokoh agama setempat dengan sigap turut memulihkan keamanan. Selanjutnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) mengimbau warga untuk hidup dengan damai. Sehingga kondisi yang sebelumnya tegang kembali berangsur pulih.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kerusuhan Ambon 2011
- Kota Ambon
- Konflik sektarian Maluku
- Suku Ambon
- Kerusuhan Maluku Tenggara 2022
- Maluku
- Sejarah Kota Ambon
- Murad Ismail
- Republik Maluku Selatan
- Orang Tionghoa-Indonesia
- Buru
- List of equipment of the Indonesian National Police
- 2024 Indonesian local election law protests
- History of Palembang
- Papua (province)
- Palembang
- 2019 in Indonesia