- Source: Ketoprak Dor
Ketoprak Dor adalah seni pertunjukan rakyat dengan gaya opera. Ketoprak Dor merupakan warisan tradisi hiburan orang-orang Jawa Deli di Sumatra bagian Timur. Seni pertunjukan ini lahir di tengah-tengah situasi perbudakan terburuk dalam sejarah Asia Tenggara dan menjadi bagian sejarah kuli kontrak di tanah Deli
Ciri-ciri
Ketoprak Dor merupakan produk asimilasi kesenian dengan kemasan yang tidak lagi 100 persen Jawa. Ada percampuran budaya seperti Melayu, India, Tionghoa dan Jawa dalam kesenian ini. Ciri khas pertunjukan ini yaitu bahasa, lakon dan musik.
Lakon-lakon yang dibawakan tidak selalu tentang kisah-kisah kepahlawanan, ksatria Jawa tetapi hikayat dari tanah Deli dan cerita keseharian yang disampaikan lewat bahasa Melayu (Indonesia).
Ketoprak Dor banyak mengangkat persoalan para kuli kontrak di kawasan perkebunan. Pendekatan Ketoprak Dor tidak mengabarkan derita, melainkan dagelan (humor), sebagai semacam penawar kerinduan pada kampung halaman.
Perlengkapan alat musik pada pertunjukan ini menggunakan akordion atau harmonium (alat musik khas Melayu), keyboard, drum, bas elektrik, alat tiup dan perkusi dari tanjidor (sebagai pengiring), dan balok kayu yang dilubangi seperti kentongan. Balok kayu ini menghasilkan bunyi Prak dan Dor. Dari suara musik inilah, pertunjukan ini diberinama Ketorprak Dor.
pakaian yang digunakan terpengaruh budaya Melayu seperti penggunaan kain ikatan atau songket; budaya Timur Tengah dan India seperti kain sutra yang penuh pernak pernik; budaya Belanda dan Portugis seperti pakaian pembesar kerajaan.
Sejarah
Ketoprak Dor lahir pada akhir abad ke-19, ketika Belanda mulai menanam tembakau. Saat itu Belanda mengusung puluhan ribu buruh perkebunan dari Jawa. Hal ini dikarenakan kuli dari India dan Tingkok tidak mencukupi, meskipun para kuli rekrutan dari Tiongkok lebih ahli karena memiliki tradisi tanam tembakau.
Perlakuan brutal tuan kebun Belanda membuat jengkel dan frustasi para kuli kontrak. Situasi ini menimbulkan rasa kerinduan akan hiburan sebagai pelipur lara. Tembang dan nyanyian yang pernah didengar atau tontonan yang pernah menghibur ketika mereka masih tinggal di kampung halaman, muncul kembali dalam kenangan mereka dan berperan menjadi pereda menghilangkan rasa lara di hati.
Rasa kesepian dan kerinduan terhadap kampung halaman membuat mereka ingin bergembira dan tertawa saat menonton Ketoprak Mataram. Akhirnya mereka pun membuat sebuah pertunjukkan kesenian, meskipun menemui kesulitan dalam memadukan gerak tari, nyanyian, dialog, cerita, dan musik. Mereka menggunakan berbagai perlengkapan yang ada sebagai adaptasi dari ketoprak yang asli.
Referensi
Pranala luar
Parade Ketoprak Dor Sumatera Utara 2014 Diarsipkan 2015-12-22 di Wayback Machine. balaibahasa-sumut.com diakses 13 Desember 2015.
Pementasan Ketoprak Dor video kompas.com diakses 13 Desember 2015.
Kata Kunci Pencarian:
- Ketoprak (seni budaya)
- Ketoprak Dor
- Pujakesuma
- Sendratari Ramayana
- Hanindawan
- Babak grup Liga Champions UEFA 2013–2014
- Theatre of Indonesia
- Ken Arok
- Kind Movement
- Karantika
- Homosexuality in Indonesia
- Vegetarian cuisine
- Indonesian cuisine
- Betawi people
- Mie Bangladesh
- East Java