- Source: Khouw Tian Sek
Khouw Tian Sek, Luitenant der Chinezen (meninggal pada November 17, 1843), kadang dipanggil Teng Seck atau Teng Sek, adalah seorang tuan tanah Cina Indonesia di Batavia. Ia paling dikenang sekarang sebagai kepala keluarga Khouw van Tamboen.
Ia lahir di Batavia pada akhir abad kedelapan belas. Ayahnya, Khouw Tjoen, migrasi sekitar tahun 1769 dari propinsi Hokkien di Tiongkok ke Tegal, dan kemudian ke Batavia. Khouw Tjoen sukses berdagang, dan setelah meninggal usahanya diteruskan oleh putra sulungnya, Khouw Tian Sek. Ia mengalihkan aset keluarga dari usaha ke kepemilikan tanah, yang dianggap lebih terhormat di kalangan para opsir Tionghoa (baba bangsawan).
Antara lain, Khouw Tian Sek menguasai banyak lahan di sepanjang kanal Molenvliet, suatu daerah pedesaan yang kelak menjadi kawasan bisnis bergengsi mulai dari pertengahan abad kesembilan belas. Menurut Arnold Wright, seorang penulis Inggris, harga tanah di daerah tersebut meningkat sangat pesat sehingga Khouw naik daun dari hanya relatif kaya menjadi salah satu orang terkaya di tanah Betawi. Khouw dan keluarganya membangun tiga kediaman megah di sepanjang kanal Molenvliet (sekarang Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk). Sayangnya yang masih bertahan sampai sekarang dari ketiga kediaman tersebut hanya satu, yaitu Candra Naya.
Di luar Batavia, Khouw juga memperoleh banyak tanah-tanah partikelir (particuliere landerijen) – termasuk, pada tahun 1841, tanah partikelir Tamboen (sekarang melingkupi Tambun Utara, Tambun Selatan dan Lubang Buaya). Inilah pusat kejayaan familie Khouw van Tamboen di mana dibangun pusat pemerintahan mereka, yaitu landhuis Tamboen (sekarang Gedung Juang Tambun). Beras, nila, gula, kelapa, karet dan kacang tanah semua dibudidayakan di Tamboen.
Pada hari tuanya, Khouw Tian Sek menjadi anggota pertama keluarganya yang akan diangkat oleh pemerintah Belanda sebagai opsir Tionghoa dengan gelar Luitenant-titulair der Chinezen. Pangkat tersebut bersifat kehormatan tanpa hak-hak atau kewajiban-kewajiban kepemerintahaan lazimnya. Khouw meninggal pada tahun 1843.
Luitenant Khouw Tian Sek mempunyai tiga putra, Khouw Tjeng Tjoan, Khouw Tjeng Kee dan Khouw Tjeng Po, yang semuanya di kemudian hari juga menjadi Luitenant-titulair der Chinezen. Sebaliknya, banyak cucu-cucunya yang nantinya menjabat resmi sebagai opsir Tionghoa di dalam pemerintahaan dan birokrasi kolonial Hindia Belanda. Khouw Yauw Kie (putra Luitenant Khouw Tjeng Po) menjadi anggota pertama dari keluarga untuk diangkat menjadi Kapitein der Chinezen dengan kursi di Dewan Kong Koan di Batavia. Cucu lainnya, Khouw Kim An (putra Luitenant Khouw Tjeng Tjoan), diangkat menjadi Majoor der Chinezen dan Ketua Dewan Kong Koan di Batavia. Satu lagi cucunya adalah filantropis berwarga negara Belanda, O. G. Khouw (putra Luitenant Khouw Tjeng Kee).
Nama Luitenant Khouw Tian Sek dikenang sampai hari ini sebagai nama daerah Kebon Tengsek,Asemka di Pinangsia, Jakarta.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Khouw Tian Sek
- Oen Giok Khouw
- Khouw Tjoen
- Khouw Kim An
- Candra Naya
- Keluarga Khouw dari Tamboen
- Khouw Tjeng Tjoan
- Khouw Tjeng Po
- Khouw Tjeng Kee
- Khouw Yauw Kie
- Khouw Tian Sek
- Khouw Tjoen
- Khouw Kim An
- Oen Giok Khouw
- Khouw (surname)
- Khouw family of Tamboen
- Khouw Tjeng Tjoan
- Candra Naya
- Khouw Tjeng Po
- Khouw Tjeng Kee