- Source: Kisah Para Rasul 28
Intipan huruf
Kisah Para Rasul 28 (disingkat Kis 28) adalah pasal terakhir Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus. Berisi riwayat perjalanan Rasul Paulus ke Roma setelah sempat terkandas di Malta, dan perbuatannya di Roma.
Teks
Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
Codex Vaticanus (~325-350 M)
Codex Sinaiticus (~330-360 M)
Codex Bezae (~400 M)
Uncial 0166 (abad ke-5; terlestarikan: ayat 30-31)
Codex Alexandrinus (~400-440 M)
Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 1-4)
Codex Laudianus (~550 M; terlestarikan ayat 27-31)
Pasal ini dibagi atas 31 ayat.
Tempat
Pasal ini memuat kisah perjalanan Paulus sewaktu terdampar di pulau Malta dan kemudian berlayar dengan kapal yang berasal dari Aleksandria ke Sirakusa, Regium, sampai mendarat di Putioli. Selanjutnya mereka menempuh jalan darat yaitu Via Appia ("Jalan Appia"), berjumpa dengan orang-orang Kristen di Forum Apius dan Tres Taberne sebelum akhirnya tiba dan menetap di Roma.
Waktu
Kejadian-kejadian yang dicatat dalam pasal ini diyakini terjadi sekitar akhir tahun 59 sampai 62 M. Pada bulan November 59, Paulus dan rombongannya terdampar dan tinggal selama 3 bulan pada musim dingin di pulau Malta. Pada bulan Februari 60 mereka bertolak dari Malta, sampai dan singgah di Sirakusa selama 3 hari. Dari sana mereka berlayar ke Regium dan tiba di Putioli 2 hari kemudian. Di Putioli mereka tinggal selama 7 hari. Selanjutnya tidak dicatat berapa lama perjalanan darat ditempuh, termasuk persinggahan di Forum Apius dan Tres Taberne, sehingga mencapai Roma. Sampai akhir penulisan Kisah Para Rasul (tahun 62) dicatat bahwa Paulus tinggal di Roma selama 2 tahun. Waktu itu Kekaisaran Romawi diperintah oleh Nero (memerintah 13 Oktober 54 - 9 Juni 68 M).
Struktur
Terjemahan Baru (TB) membagi isi pasal:
Kisah Para Rasul 28:1–10 = Paulus di Malta
Kisah Para Rasul 28:11–16 = Paulus tiba di Roma
Kisah Para Rasul 28:17–29 = Pembicaraan dengan orang Yahudi di Roma
Kisah Para Rasul 28:30–31 = Paulus memberitakan Kerajaan Allah di Roma
Ayat 1
Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta. (TB)
= Ayat 1 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
Καὶ διασωθέντες τότε ἐπέγνωσαν ὅτι Μελίτη ἡ νῆσος καλεῖται
Transliterasi:
kai diasōthentes tote epegnōsan oti melitē ē nēsos kaleitai
= Ayat 1 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
et cum evasissemus tunc cognovimus quia Militene insula vocatur
barbari vero praestabant non modicam humanitatem nobis
Catatan:
Sejak kata "barbari..." dan seterusnya merupakan bagian permulaan ayat ke-2 pada Alkitab bahasa Yunani dan bahasa Indonesia.
= Ayat 1 catatan
="Tiba dengan selamat": diterjemahkan dari bahasa Yunani: διασωθέντες, diasōthentes (lihat Kisah 27:43), kata yang juga digunakan oleh Yosefus ketika mengisahkan "ketibaan dengan selamat ke suatu tempat" setelah kapalnya terdampar.
"Pantai": sekarang dikenal sebagai St. Paul's Bay di bagian utara pulau Malta. Terletak beberapa mil sebelah utara Valletta, ibu kota dan pelabuhan yang terkenal di Malta.
"Barulah kami tahu": diterjemahkan dari bahasa Yunani τότε ἐπέγνωσαν, tote epegnōsan. Pertanyaan mengapa pelaut berpengalaman tidak dapat mengenali pantai itu, telah dijawab melalui penelitian James Smith, bahwa selain Valletta, pelabuhan yang terkenal di Malta, tidak ada tanda-tanda khusus pada bagian lain pulau itu, yang dalam angin ribut tidak dapat dibedakan cirinya dari pulau-pulau lain.
"Malta": nama modern dari nama kuno bahasa Yunani: Μελίτη, Melite, tampaknya nama Fenisia, dari akar kata Ibrani מָלַט, "melarikan diri" (Bochart, Canaan, 1:26), jadi, suatu "tempat perlindungan," disebut "dermaga perlindungan' oleh para pelaut yang sering menghampiri Valletta, dermaga utama pulau Malta, saat ada angin ribut di laut; atau kemungkinan dari "tanah liat", bahasa Ibrani: מֶלֶ, bahasa Italia: "malta", dari tanah liat yang membentuk dasar laut di sekitar Malta, yang mengamankan penurunan jangkar. Benson melihat dari akar kata Yunani meli, artinya "madu", karena banyanya madu lebah yang ditemukan di sana. Rujukan nama "Melite" ini didukung oleh para penulis kuno, seperti Diodorus, Strabo, Cicero, Ovidius, Plinius dan Ptolemaeus. Pulau Malta asalnya dihuni oleh orang Fenisia, entah dari Tirus atau Kartago tidak bisa dipastikan, meskipun pada waktu Perang Punic Pertama menjadi milik Kartago. Lalu jatuh ke tangan Romawi pada tahun 218 SM, dan pada waktu Paulus tiba di sana, sudah dimasukkan ke dalam provinsi Sisilia. Penduduknya tetap orang Fenisia atau Punik, yang mungkin hanya mengenal sedikit bahasa Yunani atau Latin. Nama suatu mata air di St. Paul's Bay, "Ayn tal Razzul", "Mata air Sang Rasul," dikatakan oleh Smith (Smith, p. 24) berasal dari bahasa Fenisia, tetapi diragukan karena lebih mirip dengan dialek Afrika-Arab, yang menurut Gesenius mendasari bahasa Malta, meskipun ada empat prasasti asli dalam bahasa Fenisia telah ditemukan di pulau itu. Selain itu juga ditemukan situs-situs bekas Romawi abad ke-1 M, juga sebuah gua yang disebut "St Paul's Grotto" tempat Paulus diyakini tinggal selama di Malta dan memulai pertemuan-pertemuan jemaat di sana, tempat-tempat pemakaman dan ritual Kristen yang bertarikh abad ke-3 dan bukti-bukti lain keberadaan Kekristenan di Malta pada abad ke-1.
Pernah ada pendapat bahwa "Melita" merujuk kepada "Meleda", sebuah pulau keil di Laut Adriatik, tidak jauh dari pantai Iliria, yang disampaikan pada abad ke-10, oleh kaisar Constantine Porphyrogenitus (Konstantinus VII) (905-959 M), dan Padre Georgi, seorang biarawan Dalmatia pada abad ke-18 yang lahir di pulau Meleda. Alasan yang diberikan adalah kaitan "Adria" (Kisah 27:27) dengan Laut Adriatik pada zaman modern, serta istilah “barbarian” pada Kisah 28:2, dan ketiadaan ular di pulau Malta modern (yang sebenarnya juga lama punah di daerah-daerah lain). Namun, secara geografi tidak memungkinkan bagi suatu kapal untuk terkatung-katung 14 hari tanpa melihat pantai di Laut Adriatik modern yang sempit, apalagi terdampar di teluk Venice. Selain itu jurusannya harus berlawanan dengan arah angin kencang (dari timur laut) juga tidak sesuai dengan catatan perjalanan berikutnya (Kisah 28:11–12). Pendapat ini juga ditolak berdasarkan pemaparan cuaca saat itu oleh Dean Howson, dan Zahn, serta penjelasan menyeluruh oleh Breusing, Vars dan James Smith.
Ayat 2
Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin. (TB)
= Ayat 2 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
οἵ δέ βάρβαροι παρεῖχον οὐ τὴν τυχοῦσαν φιλανθρωπίαν ἡμῖν ἀνάψαντες γὰρ πυρὰν προσελάβοντο πάντας ἡμᾶς διὰ τὸν ὑετὸν τὸν ἐφεστῶτα καὶ διὰ τὸ ψῦχος
Transliterasi:
oi de barbaroi pareikhon ou tēn tykhousan philanthrōpian ēmin anapsantes gar pyran proselabonto pantas ēmas dia ton yeton ton ephestōta kai dia to psykhos.
Terjemahan harfiah:
Itu maka orang-barbar menunjukkan tidak lah biasa kebaikan terhadap-kami, menyalakan bahkan api, mereka-terima semua kami karena (ada) hujan yang turun dan karena (ada) dingin.
= Ayat 2 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
[dari ayat 1: barbari vero praestabant non modicam humanitatem nobis]
accensa enim pyra reficiebant nos omnes propter imbrem qui inminebat et frigus
= Ayat 2 catatan
="Penduduk pulau itu" diterjemahkan dari bahasa Yunani: βάρβαροι, barbaroi, yang secara harfiah berari "orang barbar", suatu istilah yang digunakan oleh pemakai bahasa Yunani (atau bahasa Latin) untuk suku-suku bangsa yang bukan orang Yunani (atau Romawi). Frasa ini merujuk pada bahasa aneh yang digunakan oleh penduduk pulau itu. Paulus juga menggunakan istilah ini (Roma 1:14; 1 Korintus 14:11; Kolose 3:11); dan bisa dibandingkan dengan perkataan Ovidius, and Herodotus (2, 158), bahwa orang Mesir menyebut semua orang yang tidak berbicara bahasa Mesir sebagai "barbar". Kata ini mempunyai perasaan netral, bukan bermaksud menghina. Drusius menurunkan kata ini dari akar kata Suryani bar, ("di luar"; "outside"), sehingga "barbarus" seharusnya diartikan "orang yang menggunakan bahasa yang tidak dikenal". Dari penggunaan istilah ini Ramsay melihat indikasi bahwa penulis adalah seorang berkebangsaan Yunani, bukan Romawi maupuan Fenisia atau Siria, karena tidak bisa mengenali budaya atau dialek yang seharusnya dipengaruhi oleh kedekatan lokasi Malta dengan Roma, serta bahasa Malta yang dekat dengan Fenisia atau Siria.
"Sangat ramah terhadap kami" diterjemahkan dari παρεῖχον οὐ τὴν τυχοῦσαν φιλανθρωπίαν ἡμῖν, pareikhon ou tēn tykhousan philanthrōpian ēmin, secara harfiah bebas: "menunjukkan kebaikan luar biasa terhadap kami". Kata "kebaikan" dalam bahasa Yunani "philanthrōpian" atau "filatropian", yang pada zaman modern menjadi istilah "filantropi" (bahasa Inggris: philanthropy), sebutan bagi "orang yang suka berderma membantu banyak orang atau kemanusiaan", berasal dari kata "phílos" ("kasih", "sahabat") dan "ánthrōpos" ("manusia"); dalam Perjanjian Baru hanya dipakai di ayat ini dan Titus 3:4.
"Semua" merujuk kepada 276 orang yang selamat dari kapal yang karam, termasuk Paulus, Aristarkhus dan Lukas (penulis catatan peristiwa ini, yang menggunakan kata "kami" untuk menyertakan dirinya).
Ayat 3
Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
= Ayat 3 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
συστρέψαντος δὲ τοῦ Παύλου φρυγάνων πλῆθος καὶ ἐπιθέντος ἐπὶ τὴν πυράν ἔχιδνα ἐκ τῆς θέρμης ἐξελθοῦσα καθῆψεν τῆς χειρὸς αὐτοῦ
Transliterasi:
sustrepsantos de tou Paulou phryganōn plēthos kai epithentos epi tēn pyran ekhidna ek tēs thermēs exelthousa kathēpsen tēs kheiros autou.
Terjemahan harfiah:
Mengumpulkan lalu itu Paulus ranting-ranting yang banyak dan meletakkannya di atas api ular keluar dari panas mencuat melekat pada tangan dia.
= Ayat 3 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
cum congregasset autem Paulus sarmentorum aliquantam multitudinem et inposuisset super ignem vipera a calore cum processisset invasit manum eius
= Ayat 3 catatan
="Keluarlah" diterjemahkan dari bahasa Yunani: ἐξελθοῦσα, exelthousa, dalam arti "keluar dari tumpukan", merupakan suatu istilah medis yang sering dipakai.
"Seekor ular beludak" diterjemahkan dari bahasa Yunani ἔχιδνα, ekhidna (kata benda feminin bentuk tunggal), "ular" secara umum, walaupun pada zaman dulu semua ular sering dianggap "ular berbisa" (bahasa Inggris: viper, snake, serpent; bahasa Latin: vipera). Sejak tahun 1800-an tidak ada lagi ular berbisa di Malta, meskipun ada dalam jumlah sangat sedikit pada awal abad ke-20 suatu jenis ular yang mirip wujudnya tapi tidak berbisa, dari genus Coronella, sehingga sejumlah sarjana menganggap Paulus digigit oleh ular dari jenis tak berbisa itu, sehingga tidak berbahaya. Namun, penduduk asli pulau tersebut (Kisah 28:4) menganggap ular itu berbisa dan Lukas mencatat reaksi mereka pada Kisah 28:6 yang memandang Paulus seorang "dewa", tanpa membuat kesimpulan sendiri apakah ular itu benar-benar berbisa atau tidak.
"Lalu menggigit tangannya" diterjemahkan dari bahasa Yunani καθῆψεν τῆς χειρὸς αὐτοῦ, kathēpsen tēs kheiros autou, yang sebenarnya berarti "melekat pada tangannya", di sini dengan cara "menggigit", yang ditegaskan oleh Lukas sendiri pada Kisah 28:4 dengan kata κρεμάμενον … ἐκ τῆς χειρὸς αὐτοῦ, "terpaut pada tangannya".
Ayat 4
Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan."
"Orang-orang itu" diterjemahkan dari bahasa Yunani: οἱ βάρβαροι, hoi barbaroi, "orang-orang barbar itu", yang seperti dijelaskan pada Kisah 28:2 sebelumnya, dimaksudkan "penduduk asli pulau Malta, yang tidak menggunakan bahasa Yunani" (tanpa nada menghina). Mereka tahu bahwa ular itu berbisa.
"Ular itu" diterjemahkan dari bahasa Yunani τὸ θηρίον, to thērion, secara harfiah "si binatang (buas)" (seperti singa dan lain-lain, bahasa Inggris: the beast), yang juga digunakan oleh para penulis medis, juga Aristoteles, untuk menyebut "ἔχιδνα", ekhidna ("ular" khususnya yang berbisa), sedangkan penawar bisa ular yang dibuat terutama dari daging ular beludak disebut ἡ θηριακή, he theriake (Hobart, Zahn, Knabenbauer), dan penderita gigitan ular berbisa disebut θηριόδηκτοι, theriodektoi.
Ayat 5
Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.
"Ular itu" diterjemahkan bahasa Yunani τὸ θηρίον, to thērion, "si binatang (buas)" (bahasa Inggris: the beast), seperti pada Kisah 28:4.
Ayat 6
Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
= Ayat 6 catatan
="Tidak ada apa-apa yang terjadi padanya" diterjemahkan dari bahasa Yunani μηδὲν ἄτοπον εἰς αὐτὸν γινόμενον , mēden atopon eis auton ginomenon, "tiada keanehan pada dia terjadi". Peristiwa Paulus digigit ular (Kisah 28:3) dan tidak apa-apa ini dapat dianggap menggenapi perkataan Yesus Kristus mengenai tanda-tanda yang menyertai orang-orang yang percaya menurut catatan di Injil Markus pasal 16:18: "Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka."
Hobart mengutip paralel yang mengherankan dari frasa mēden atopon ("tiada keanehan"; "tidak ada apa-apa") dengan catatan dalam Damocrites, yang dikutip oleh Galen, bahwa barangsiapa setelah digigit anjing gila meminum penawar racun tertentu εἰς οὐδὲν ἄτοπον ἐμπεσοῦται ῤᾳδίως, eis mēden atopon empesoutai radios, "tidak akan mengalami celaka".
Kata atopon biasanya digunakan oleh para penulis medis kuno dalam dua arti: "gejala aneh" atau "akibat fatal". Dalam Perjanjian Baru hanya dipakai di tiga tempat lain: Lukas 23:41, "sesuatu yang salah"; Kisah Para Rasul 25:5, "kesalahan"; dan 2 Tesalonika 3:2, "pengacau".
"Ia seorang dewa" diterjemahkan dari bahasa Yunani θεόν αὐτὸν εἶναι, theon auton einai. Paulus pernah dianggap sebagai dewa ketika ia melakukan mukjizat di Listra, yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 14:11:
Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia".
Ayat 7
Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. (TB)
= Ayat 7 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
εν δε τοις περι τον τοπον εκεινον υπηρχεν χωρια τω πρωτω της νησου ονοματι ποπλιω ος αναδεξαμενος ημας τρεις ημερας φιλοφρονως εξενισεν
Transliterasi:
En de tois peri ton topon ekeinon hypērchen chōria tō prōtō tēs nēsou onomati Popliō hos anadexamenos ēmas treis ēmeras philophronōs exenisen.
Terjemahan harfiah:
Itu lalu di sekitar itu tempat sana terdapat tanah-tanah milik (orang-)pertama itu pulau bernama Poplio (=Publius) yang menerima kami tiga hari dengan-baik menjamu (kami).
= Ayat 7 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
in locis autem illis erant praedia principis insulae nomine Publii qui nos suscipiens triduo benigne exhibuit
= Ayat 7 catatan
="Gubernur pulau" diterjemahkan dari bahasa Yunani: ὁ πρῶτος τῆς νήσου, hō prōtōs tēs nēsou, secara harfiah berarti "[Orang] yang pertama (=nomor satu) [di] pulau itu". Sebutan ini memang merupakan gelar jabatan resmi pemimpin pulau Malta pada abad ke-1 M, dibuktikan oleh prasasti yang ditemukan di pulau Gaulus dekat Malta.
"Publius" adalah penulisan nama yang diambil dari teks bahasa Latin Vulgata. Dalam teks bahasa Yunani nama ini ditulis Poplius. yang merupakan bentuk Yunani untuk praenomen (nama depan) "Publius" dalam budaya Latin. Ramsay berpendapat bahwa tidaklah lazim bahwa seorang pejabat tinggi disebut dengan nama depan secara sederhana, sehingga "Poplius" kemungkinan adalah penulisan Yunani untuk nomen (nama keluarga) "Popilius", tetapi mungkin juga Lukas hanya menulis nama tersebut sesuai dengan penyebutan apa yang didengarnya pada waktu itu.
Ayat 8
Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. (TB)
= Ayat 8 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
εγενετο δε τον πατερα του ποπλιου πυρετοις και δυσεντερια συνεχομενον κατακεισθαι προς ον ο παυλος εισελθων και προσευξαμενος επιθεις τας χειρας αυτω ιασατο αυτον
Transliterasi:
egeneto de ton patera tou Popliou pyretois kai dysenteria synechomenon katakeisthai pros hon ho Paulos eiselthōn kai proseuxamenos epitheis tas cheiras autō iasato auton.
Terjemahan harfiah:
Terjadilah lagipula itu ayah dari Publius demam dan disentri terkena terbaring kepada siapa sang Paulus masuk dan berdoa menumpangkan itu tangan-tangan atasnya menyembuhkan dia.
= Ayat 8 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
contigit autem patrem Publii febribus et dysenteria vexatum iacere ad quem Paulus intravit et cum orasset et inposuisset ei manus salvavit eum.
= Ayat 8 catatan
="Ayah Publius": Fakta bahwa ayah Publius masih hidup dan tinggal di Malta lebih lanjut mengindikasikan bahwa istilah ὁ πρῶτος τῆς νήσου, ho protos tes nesou, "[Orang] yang pertama di pulau itu" (Kisah 28:7), merupakan gelar jabatan pemerintahan resmi (bukan sekadar "kepala suku").
"Terbaring karena sakit demam dan disentri": diterjemahkan dari bahasa Yunani: πυρετοις και δυσεντερια συνεχομενον κατακεισθαι, pyretois kai dysenteria synechomenon katakeisthai. Pulpit Commentary mencatat bahwa "istilah-istilah yang digunakan di sini semuanya adalah istilah (medis) profesional". Ketepatan penulisan istilah-istilah medis di sini mendukung bukti bahwa penulis Kisah Para Rasul, Lukas, adalah seorang tabib.
Istilah bahasa Yunani: Πυρετός, pyretos, dalam bentuk jamak, sering muncul dalam tulisan-tulisan Hippokrates, Aretaeus, dan Galen (yaitu tabib-tabib terkenal pada zaman kuno), tetapi selain di sini, di bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru selalu dalam bentuk tunggal. Penggunaan bentuk jamak mengindikasikan "serangan demam yang terjadi berulang-ulang" seperti halnya malaria.
Istilah δυσεντερία, dysenteria, hanya muncul sekali di sini dalam seluruh Perjanjian Baru, adalah kata teknis umum untuk penyakit "disentri," dan sering dipakai oleh para penulis medis kuno bersama-sama dengan kata bahasa Yunani: πυρετοί atau πυρετός ("demam"), untuk mengindikasikan stadium-stadium berbeda dari penyakit tersebut.
Istilah Συνέχεσθαι, synekhesthai, "terkena (penyakit)", juga ekspresi medis umum yang berlaku untuk segala penyakit (lihat banyak kutipan dari Hobart, pp. 3, 4, dari Galen dan Hippocrates), yang juga digunakan oleh Lukas, dengan πυρετῴ, pyreto, pada Luke 4:38, dan dalam makna yang sama pada Matius 4:24.
Kata Κατακεῖσθαι, katakeisthai, digunakan secara khusus untuk "terbaring di tempat tidur karena sakit" (lihat Markus 1:30; Markus 2:4; Lukas 5:25; Kisah 9:33), yang setara dengan decumbo dalam bahasa Latin.
"Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa": Dalam versi Etiopia Kisah Para Rasul, setelah "Paulus masuk dan berdoa", ada tambahan: "dan ia (Publius) memintanya (Paulus) untuk meletakkan tangan atasnya (ayah Publius)" artinya bahwa Publius meminta tolong agar sang rasul melakukannya atas ayahnya, setelah mendengar kejadian yang berhubungan dengan "ular beludak" (Kisah 28:3-6) sebelumnya, yang menyebabkannya berkesimpulan bahwa ada yang ilahi dan luar biasa pada Paulus; bisa juga bahwa ayah Publius sendiri yang meminta Paulus melakukannya.
Ayat 9
Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga. (TB)
"Disembuhkan": diterjemahkan dari bahasa Yunani: ἐθεραπεύοντο, etherapeuonto, bahasa Inggris: were cured, yang dapat bermakna "diberi terapi atau pengobatan". Lekebusch (pp. 382, 393) dan Holtzmann (in loco) berpendapat bahwa keahlian medis Lukas mungkin berperan dalam penyembuhan orang-orang ini, dikaitkan dengan ἡμᾶς, hēmas ("kami"), pada Kisah 28:10, yang menyiratkan bahwa bukan hanya St. Paulus yang menerima kehormatan dari kesembuhan-kesembuhan itu, selain dari kata kerja yang mengindikasikan "terapi atau pengobatan medis" (cf.θεραπεία, Lukas 9:11) untuk pemulihan kesehatan, di mana cura (bahasa Inggris: care, "perawatan") diberikan cuma-cuma oleh St. Lukas, menambah hutang budi para penderita yang disembuhkan.
Ayat 10
Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. (TB)
"Mereka sangat menghormati kami: diterjemahkan dari bahasa Yunani: οι και πολλαις τιμαις ετιμησαν ημας, hoi kai pollais timais etimēsan hēmas, secara harfiah "yang dengan banyak kehormatan menghormati kami" atau "yang dengan banyak upah mengupahi kami". Di sini selain Paulus, penduduk juga menghormati Lukas, sang penulis, dengan memberi banyak hadiah atau pernyataan rasa hormat.
Kata bahasa Yunani: τιμαῖς, timais, dapat berarti "kehormatan", "hadiah", "harga suatu pekerjaan", yang juga digunakan dalam makna "pembayaran pelayanan profesional" seperti "pembayaran pengobatan" atau "biaya dokter" (seperti istilah Yunani τίμα ἰατρόν, tima iatron, "honorarium tabib", yang terkait pembayaran), di mana Lukas menggunakan untuk menggambarkan rasa syukur penduduk setempat kepada mereka, karena tentunya sebenarnya menolong tanpa meminta bayaran.
Ayat 11
Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri. (TB)
"Tiga bulan kemudian": Menurut perhitungan Ramsay, sekitar bulan Februari 60 M, kalau benar mereka tiba di Malta bulan November 59 M.
"Memakai lambang Dioskuri": diterjemahkan dari bahasa Yunani παρασήμῳ Διοσκούροις, parasēmō Dioskourois (bahasa Inggris: whose sign was the Twin Brothers, marked with the image or figure of the Dioscuri). "Dioskuri" adalah sebutan untuk Castor dan Pollux, dewa kembar orang Yunani.
Kata "Dioskuri" di sini (Dioskourois) adalah dalam bentuk datif absolut, yang dapat diterjemahkan "bagi Dioskuri" {bahasa Inggris: "To the Dioscuri") untuk menghormati mereka. Ada yang meragukan ketepatan pencatatan bentuk datif absolut kata Dioskuri, Ramsay menunjukkan bahwa istilah teknis ini telah dibuktikan oleh sejumlah inskripsi kuno, dan bentuk lain yang diusulkan, yaitu akusatif, tidak pernah ditemukan. Castor dan Pollux terkenal sebagai dewa pelindung para pelaut, dan pada zaman itu menjadi insigne (lambang) dan tutela (pelindung) kapal itu. St. Sirilus dari Aleksandria menucatat bahwa selalu merupakan metode Aleksandria untuk menghiasi kedua sisi haluan kapal dengan patung dewa-dewa, mungkin di sini Castor dan Pollux masing-masing di setiap sisi, dan mereka terutama dihormati di distrik Kirene, tidak jauh dari Aleksandria. Penyebutan lambang kapal ini menunjukkan ketelitian saksi mata dan fakta bahwa kapal Aleksandria melewatkan musim dingin di pulau itu merupakan bukti kuat bahwa itu pulau Malta, yang merupakan persinggahan alami untuk kapal-kapal dari Aleksandria ke Italia, bukannya pulau Meleda yang jauh dari rute ini.
Ayat 12
Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya. (TB)
Sirakusa: ibu kota pulau Sisilia, suatu koloni Romawi dan tempat pemberhentian umum kapal-kapal Aleksandria dalam perjalanan ke Italia. Sirakusa dikatakan sekitar 80 mil laut, satu hari pelayaran, dari Malta, menurut Afford.
Ayat 13
Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli. (TB)
"Regium": sekarang Reggio, di Italia, terletak pada jalan masuk selatan Selat Messina, di mana kapal-kapal dari Aleksandria yang menuju Italia biasanya berlabuh di sana, dan Suetonius mencatat bahwa Kaisar Titus, menjalani jalur pelayaran yang serupa dengan St. Paulus, berhenti di sana dalam perjalanan dari Yudea ke Puteoli, dan dari sana ke Roma (Suetonius, Titus, 5). Caligula memulai pembangunan suatu dermaga di Regium untuk kapal-kapal pengangkut jagung dair Mesir, menurut Yosefus merupakan “proyek besar dan megah” selama pemerintahannya, tidak berhasil diselesaikan (Yosefus, Ant. xix. 2, § 5).
"Putioli" (Nama kuno: Dikæarchia, sekarang Pozzuoli): Berjarak sekitar 180 mil dari Regium, Putioli terletak pada cekungan yang terlindung, membentuk bagian utara Teluk Naples, pada waktu itu merupakan pelabuhan utama Roma, dan terutama tempat berlabuh kapal-kapal dari Aleksandria yang mengangkut jagung sebagai bahan makanan penting penduduk Roma.
Ayat 14
Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma. (TB)
"Anggota-anggota jemaat": Yosefus (Ant. xvii. 12, § 1) mencatat ada populasi Yahudi yang cukup besar di Putioli.
"Berangkat ke Roma": Perjalanan itu akan membawa mereka melalui Cumæ dan Liternum ke Sinuessa, sejauh 33 mil dari Putioli, dan di sana masuk ke Jalan Appia, yang menghubungkan Roma ke Brundusium (modern: Brindisi). Tahapan-tahapan dari Sinuessa kemungkinan meliputi Minturnæ, Formiæ, Fundi, dan Terracina, seluruhnya 55 mil. Dari titik ini ada dua pilihan perjalanan: jalan melingkari rawa-rawa Pontus, atau jalan lebih lurus melalui kanal; kedua jalur akan bertemu di Forum Appia, 18 mil dari Terracina, dan dari sini sekitar 43 mil untuk akhirnya samapai di Roma yang menjadi impian Paulus selama bertahun-tahun (Kisah 19:21; Roma 15:23).
Ayat 15
Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. (TB)
"Kami" merujuk pada Paulus, Aristarkhus dan Lukas, penulis catatan Kisah Para Rasul ini.
"Forum Apius": tempat perhentian di Jalan Appia sekitar 70 km di sebelah tenggara Roma.
"Tres Taberne": tempat perhentian di Jalan Appia sekitar 50 km di sebelah tenggara Roma.
Ayat 16
Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. (TB)
"Tiba di Roma": Paulus memang ingin memberitakan Injil di Roma (Roma 15:22–29) dan hal itu juga menjadi kehendak Allah (Kis 23:11). Namun, Paulus tiba di Roma dengan terbelenggu, dan itu pun setelah mengalami berbagai hambatan, badai, kapal terdampar serta banyak pencobaan. Sekalipun Paulus tetap setia, jalannya tidak dibuat gampang atau tanpa kesusahan oleh Allah. Demikian pula orang beriman mungkin berada dalam kehendak Allah dan tetap setia kepada-Nya; sekalipun demikian orang itu mungkin dituntun melalui jalan yang kurang menyenangkan. Namun, ia dapat yakin bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Roma 8:28).
"Bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya": diterjemahkan dari bahasa Yunani σὺν τῷ φυλάσσοντι αὐτὸν στρατιώτῃ, syn tō phylassonti auton stratiōtē, secara harfiah "bersama sang penjaganya (seorang) prajurit". Pengaturan ini secara teknis dikenal sebagai custodia libera, di mana narapidana tetap diikat dengan rantai pada seorang prajurit yang menjaganya, sehingga rasul Paulus berbicara mengenai "diikat dengan belenggu" (Kisah 28:20), sebagai “orang yang dipenjarakan” (Efesus 3:1; Efesus 4:1), "utusan yang dipenjarakan" (Efesus 6:20), "dipenjarakan" (Filipi 1:7; Filipi 1:13), "dalam penjara" (Filipi 1:17), "belenggu"-nya (Kolose 4:18). Dengan pergantian penjaga yang terjadi dalam interval tertentu, maka kisah penderitaan dan imannya akan tersebar di seluruh barak Prætorian di mana para prajurit itu bermarkas (Filipi 1:13: telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.).
Ayat 30
Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. (TB)
= Ayat 30 bahasa Yunani
=Textus Receptus:
ἔμεινεν δὲ ὁ Παῦλος διετίαν ὅλην ἐν ἰδίῳ μισθώματι καὶ ἀπεδέχετο πάντας τοὺς εἰσπορευομένους πρὸς αὐτόν
Transliterasi:
emeinen de o Paulos dietian olēn en idiō misthōmati kai apedekheto pantas tous eisporeuomenous pros auton
= Ayat 30 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
mansit autem biennio toto in suo conducto et suscipiebat omnes qui ingrediebantur ad eum
= Ayat 30 catatan
="Dua tahun penuh": Sejarah gereja mula-mula yang dicatat Lukas berakhir di sini. Hal yang terjadi kemudian atas Paulus, pada umumnya dipikirkan sebagai berikut: Paulus tetap dipenjara selama 2 tahun. Dia diperbolehkan menerima tamu dan memberitakan Injil kepada mereka. Selama masa ini Paulus menulis surat kepada jemaat di Efesus, Filipi, Kolose dan kepada Filemon. Sekitar tahun 63 Paulus dibebaskan. Untuk beberapa tahun setelah itu Paulus melanjutkan perjalanan pekabaran Injilnya, mungkin ke Spanyol sebagaimana pernah direncanakannya (Roma 15:28). Selama masa ini Paulus menulis surat 1 Timotius dan Titus. Paulus kemudian tertangkap lagi sekitar tahun 67 dan dibawa kembali ke Roma. Kitab 2 Timotius ditulisnya dalam masa tahanan penjara yang kedua ini di Roma. Masa tahanan Paulus berakhir dengan kematiannya sebagai syahid (tradisi mengatakan dengan dipenggal kepalanya) pada masa pemerintahan kaisar Nero.
Ayat 31
Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. (TB)
= Ayat 31 bahasa Yunani
=Textus Receptus/Novum Testamentum Graece
κηρύσσων τὴν βασιλείαν τοῦ θεοῦ καὶ διδάσκων τὰ περὶ τοῦ κυρίου Ἰησοῦ Χριστοῦ μετὰ πάσης παρρησίας ἀκωλύτως
Transliterasi
kēryssōn tēn basileian tou Theou kai didaskōn ta peri tou Kyriou Iēsou Christou meta pasēs parrēsias akōlytōs
Terjemahan harfiah
Memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus dengan segala kegamblangan tanpa rintangan.
= Ayat 31 catatan
=Ayat ini memuat kata-kata penutup dari seluruh kitab Kisah Para Rasul.
"Ia" merujuk kepada rasul Paulus.
"Memberitakan Kerajaan Allah": Kitab Kisah Para Rasul berakhir dengan tiba-tiba, tanpa diberikan kesimpulan formal tentang apa yang dilakukan Allah melalui Roh Kudus dan para rasul Perjanjian Baru. Allah bermaksud supaya kisah Roh Kudus dan pemberitaan Injil dilanjutkan dalam kehidupan umat Kristus sampai kesudahan zaman (Kis 2:17–21; Mat 28:18–20). Lukas, dengan ilham Roh, telah menyatakan pola Allah mengenai gereja dan apa yang harus dilakukannya. Ia telah memberikan contoh-contoh dari kesetiaan orang percaya, kemenangan Injil terhadap tentangan musuh serta kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam gereja dan di antara orang. Inilah pola Allah bagi gereja masa kini dan masa depan, dan orang beriman harus dengan setia memberitakan dan menghayatinya (2Tim 1:14). Semua gereja harus mengukur dirinya dengan apa yang dilakukan dan dikatakan Roh di antara orang percaya yang mula-mula. Jikalau kuasa, kebenaran, sukacita, dan iman dalam gereja-gereja orang beriman tidak sama dengan apa yang terbaca dalam Kisah Para Rasul, maka orang itu harus meminta kepada Allah agar sekali lagi memperbaharui imannyaa dalam Kristus yang telah bangkit dan mengaruniakan pencurahan Roh Kudus kembali.
Lihat pula
Bagian Alkitab lain yang berkaitan: Kisah Para Rasul 1, Kisah Para Rasul 27
Referensi
Pustaka
Ramsay, W. M. (1897). St. Paul the Traveler and the Roman Citizen (edisi ke-3). London: Hodder and Stoughton.
Ramsay, W. M. (1908). Luke the physician and other studies in the history of religion. London: Hodder and Stoughton.
Smith, James. (1880). The Voyage and Shipwreck of St. Paul. 4th Edition, Revised and Corrected by Walter E. Smith (Editor). London: Longmans, Green & Co. (First edition: 1848; Wipf & Stock Pub. Paperback – August 21, 2001).
Pranala luar
(Indonesia) Teks Kisah Para Rasul 28 dari Alkitab SABDA
(Indonesia) Audio Kisah Para Rasul 28
(Indonesia) Referensi silang Kisah Para Rasul 28
(Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Kisah Para Rasul 28
(Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Kisah Para Rasul 28
Kata Kunci Pencarian:
- Kisah Para Rasul
- Kisah Para Rasul 28
- Para rasul
- Kisah Para Rasul 27
- Keandalan sejarah Kisah Para Rasul
- Kisah Para Rasul 2
- Nabi dan rasul dalam Islam
- Kisah Para Rasul 13
- Kisah Para Rasul 26
- Kisah Para Rasul 10
- Gabriel