- Source: Korea Aerospace Industries
Korea Aerospace Industries (Korea: 한국항공우주산업, Hanja: 韓國航空宇宙産業) (KAI) adalah sebuah perusahaan dirgantara dan pertahanan asal Korea Selatan. Perusahaan ini awalnya didirikan sebagai sebuah joint venture antara Samsung Aerospace, Hyundai Space and Aircraft Company (HYSA), dan divisi dirgantara dari Daewoo Heavy Industries. Pada tahun 1999, KAI menjadi makin independen, dengan mengakuisisi ketiga induknya sesuai permintaan dari Pemerintah Korea Selatan, pasca kesulitan keuangan membelit ketiga perusahaan tersebut akibat krisis keuangan Asia 1997.
KAI telah mengembangkan sejumlah produk dirgantara, termasuk Korea Space Launch Vehicle(KSLV)-II dan berbagai satelit. KAI juga pernah terlibat dalam proses produksi sejumlah pesawat terbang yang dirancang di luar Korea Selatan (melalui perjanjian lisensi), seperti MBB/Kawasaki BK 117, MBB Bo-105 KLH, dan KF-16. KAI juga mengembangkan dan memproduksi rancangan pesawat terbangnya sendiri, seperti pesawat terbang latih KT-1 Woongbi dan T-50 Golden Eagle, pesawat terbang umum KC-100 Naraon, dan helikopter utilitas KUH-1 Surion. Kantor pusat dan sejumlah fasilitas produksi milik perusahaan ini terletak di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan.
Proyek
KAI terlibat dalam produksi pesawat terbang pertama yang dirancang sendiri oleh Korea Selatan, yakni KT-1 Woongbi. Pesawat terbang tersebut dikembangkan di bawah program KTX, yang diluncurkan pada tahun 1988 atas nama Angkatan Udara Republik Korea untuk mengembangkan pesawat terbang latih sendiri. Program tersebut dikerjakan bersama-sama oleh KAI dan Agency for Defence Development (ADD), di mana KAI bertugas melakukan perancangan rinci dan produksi, sementara ADD bertugas mengawasi program tersebut. Pada tahun 2002, KAI mengungkapkan bahwa mereka sedang memproduksi versi bersenjata dari KT-1, yang diberi nama KO-1. Pesawat terbang tersebut ditujukan untuk digunakan sebagai kendali udara depan dan penumpasan pemberontakan. Pengembangan pesawat terbang tersebut dilakukan bersama ADD, untuk memenuhi permintaan dari Angkatan Udara Republik Korea sebanyak 20-40 unit.
Pada bulan Juni 2006, KAI dan Eurocopter memenangkan kontrak riset dan pengembangan senilai 1,3 triliun won untuk Korea Helicopter Project - Korea Utility Helicopter (KHP-KUH) dari Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Pengembangan helikopter yang kemudian diberi nama KUH-1 Surion tersebut sebanyak 84% didanai oleh Pemerintah Korea Selatan, sementara sisanya didanai oleh KAI dan Eurocopter. Pada saat itu, kontrak tersebut merupakan kontrak pertahanan terbesar yang berhasil dimenangkan oleh perusahaan pertahanan non-Amerika Serikat. Pada bulan Januari 2011, Eurocopter dan KAI mendirikan sebuah joint venture yang diberi nama KAI-EC, untuk memasarkan Surion dan menangani penjualan ke luar Korea Selatan. Pada saat itu, diharapkan 250-300 unit Surion akan terjual di seluruh dunia hingga tahun 2021. Pada bulan Desember 2012, produksi Surion pertama berhasil diselesaikan. Pada bulan Februari 2013, uji suhu rendah di Alaska, Amerika Serikat, berhasil diselesaikan, sehingga pengembangan KUH-1 Surion resmi dianggap selesai sebulan kemudian. Surion kemudian menjadi dasar bagi turunannya untuk angkatan laut, yakni Korean Naval Helicopter (KNH). Pada tahun 2011, KNH telah masuk tahap pengembangan, dan dikerjakan melalui kemitraan antara KAI, Eurocopter, dan Elbit Systems. Pada bulan Januari 2016, setelah pengembangan varian amfibi dari Surion dinyatakan selesai, diumumkan bahwa varian tersebut akan segera diproduksi di tahun yang sama.
Untuk dapat masuk ke pasar sipil dan mengurangi ketergantungan pada proyek pemerintah, KAI kemudian meluncurkan pengembangan pesawat terbang umum KC-100 Naraon pada tahun 2008. Walaupun konfigurasi dasarnya cukup konvensional, penggunaan bahan komposit dan adopsi teknologi terbaru memungkinkan konsumsi bahan bakar Naraon 10% lebih efisiensi daripada kompetitornya. Program uji terbang kemudian berhasil diselesaikan pada tanggal 22 Maret 2013, dan sertifikat tipe pesawat terbang tersebut pun terbit. Pada dekade 2010-an, KAI mengumumkan pengembangan varian pesawat terbang latih militer yang diberi nama KT-100 untuk Angkatan Udara Korea Selatan. Pesawat terbang tersebut kemudian pertama kali terbang pada tahun 2015. KT-100 diproyeksikan menggantikan 20 unit Ilyushin Il-103 yang saat ini digunakan di Akademi Angkatan Udara Korea Selatan untuk melatih calon pilot.
Pada tahun 2008, KAI mengkaji jet regional KRJ yang dapat mengangkut 60-100 penumpang, mirip seperti Bombardier CRJ. Dua tahun kemudian, KAI diberitakan masih mempertimbangkan untuk meluncurkan pesawat turboprop berkapasitas 90 orang, dan diperkirakan akan resmi diumumkan paling cepat tahun 2011. Pada bulan Oktober 2012, Bombardier Aerospace menjalin kerja sama dengan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Pemerintah Korea Selatan untuk mengembangkan sebuah pesawat terbang regional turboprop berkapasitas 90 orang. Pesawat terbang tersebut diharapkan dapat diluncurkan pada tahun 2019. Konsorsium tersebut meliputi KAI dan Korean Air Lines. Walaupun begitu, KAI tetap mengkaji peluang peluncuran pesawat terbang regional berkapasitas 90 orang selama beberapa tahun kemudian.
Pada tahun 2019, diumumkan bahwa KAI akan menggantikan Triumph Group dalam memproduksi sayap dari Gulfstream G280 atas nama IAI asal Israel. Perusahaan ini pun mendapat kontrak untuk memproduksi 300 sayap hingga tahun 2030 dengan harga $529 juta, di sebuah pabrik baru di Gosung, 30 kilometer (20 mil) dari pabrik utama di Sacheon. Dalam jangka panjang, KAI diberitakan berambisi memproduksi pesawat terbang sipil di bawah lisensi mulai tahun 2023. KAI juga bertekad mengembangkan sebuah pesawat penumpang regional berkapasitas 50-70 orang, yang ditenagai mesin turboprop atau turbofan. Pengembangan mesin turbofan diharapkan selesai pada tahun 2022, sehingga pesawat terbang tersebut dapat diluncurkan pada tahun 2030.
Produk
Produksi di bawah lisensi
MBB/Kawasaki BK 117: Hyundai Space and Aircraft Company pada tahun 1989 merakit BK-117.
MBB Bo-105 KLH (1989): Daewoo Heavy Industries (divisi dirgantara) memproduksi versi tempur dari CBS-5 di bawah lisensi dari MBB.
KF-16, (1991): Samsung Aerospace memproduksi 140 unit pesawat terbang tempur F-16 C/D Block 52 di bawah lisensi dari Lockheed Martin pada dekade 1990-an.
Airbus H155: KAI LCH dan LAH (Light Civil Helicopter dan Light Armed Helikopter)
Peningkatan dan Modifikasi
P-3CK
Lockheed C-130 Hercules
Westland Lynx
Boeing 737 AEW&C
Pesawat terbang bersayap tetap
KAI KT-1 Woongbi (2000)
KAI T-50 Golden Eagle (2005)
KAI KC-100 Naraon (2011) – pesawat terbang umum bermesin piston tunggal dan berkapasitas empat orang
KAI KT-100 (2015) - pesawat terbang latih dasar militer bermesin piston
Helikopter
KAI KUH-1 Surion (2013)
Pesawat terbang nirawak
KAI RQ-101 Songgolmae (2001): secara internasional dikenal sebagai Night Intruder 300
= Pengembangan bersama
=Helikopter Bell 427, dirancang dan diproduksi oleh Bell Helicopter dan Samsung Aerospace Industries.
Helikopter Bell 429, dirancang dan diproduksi oleh Bell Helicopter dan Samsung Aerospace Industries.
= Satelit
=Korean Multipurpose Satellites No. 1, 2, 3, dan 5
= Kendaraan peluncuran
=Korea Space Launch Vehicle(KSLV)-II: KSLV-II dirancang untuk dapat menghasilkan daya dorong sebesar 300 ton dengan menggunakan empat mesin kelas 75 ton. KSLV 2 adalah peluncur yang ditujukan untuk pesawat antariksa yang diajukan oleh Korea Selatan untuk diterbangkan ke bulan pada tahun 2022. Kendaraan pendarat di bulan juga diharapkan selesai pada tahun 2030.
= Proyek masa depan
=KAI KF-X - Korean Fighter eXperimental
KAI Midsize Turboprop Passenger Plane - pengembangan bersama sebuah pesawat terbang turboprop berkapasitas 90 orang.
KAI Next-Generation UAV - pengembangan pesawat terbang nirawak untuk Angkatan Darat Republik Korea.
Referensi
Pranala luar
Korea Aerospace Industries website
Global Security on KAI
Kata Kunci Pencarian:
- Korea Aerospace Industries
- KAI KF-21 Boramae
- T-50 Golden Eagle
- Samsung Aerospace
- KAI KT-1
- Bell 429
- Bombardier Aviation
- K9 Thunder
- Angkatan Udara Republik Korea
- Angkatan Bersenjata Republik Korea
- Korea Aerospace Industries
- KAI KF-21 Boramae
- Samsung Aerospace
- KAI KT-1 Woongbi
- KAI KC-100 Naraon
- Defense industry of South Korea
- KAI T-50 Golden Eagle
- Hanwha Aerospace
- Bell 427
- KAI KUH-1 Surion