- Source: KRI Kalakae (818)
KRI Kalakae (818) merupakan salah satu kapal perang milik Indonesia yang bertugas di perairan Papua. Kapal ini adalah tipe patroli cepat 36 meter Fiberglass milik Indonesia yang berasal dari jenis kapal Boa. Tidak hanya KRI Kalakae (818), masih ada delapan kapal lagi yang menjadi bagian dari jenis kapal tersebut diantaranya adalah KRI Boa (807), KRI Welang (808), KRI Suluh Pari (809), KRI Katon (810), KRI Sanca (815), KRI Warakas (816), KRI Panana (817) dan KRI Tedong Naga (819). Kapal-kapal itu adalah kapal yang dibuat oleh Indonesia tepatnya oleh Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) TNI AL dengan tujuan untuk melindungi keamanan diperairan Republik Indonesia. Saat ini kapal yang memiliki semboyan "lincah, tersamar, mematikan" tersebut masih berstatus aktif beroperasi dan sedang bertugas untuk menjaga keamanan di perairan utara Papua.
Spesifikasi
KRI Kalakae (818) adalah salah satu kapal perang yang berhasil dibuat oleh anak Indonesia. Kapal tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Nama : KRI Kalakae (818)
Jenis : Kapal Boa
Tipe : Patroli cepat 36 meter Fiberglass
Dibuat : Fasharkan TNI AL Manokwari Papua Barat, Indonesia
Tahun pembuatan : 2004
Nomor lambung :818
Panjang: 36 meter
Lebar: 7 meter
kecepatan :25-30 knot
Berat: 90 ton
Senjata : Kanon Oerlikon 20 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 250-320 rpm, dengan jangkauan maksimum 4,3 km dengan berat amunisi 0,1 kg dan Senapan Mesin 12,7 mm : 1-2 pucuk
Daya tahan : 5 hari
Komandan
Pada tanggal 17 September 2015 terjadi upacara serah terima jabatan sebagai komandan KRI Kalakae (818). Serah terima jabatan tersebut terjadi Aula Satkamla, Porasko, Kota Jayapura antara Kapten Guntur kepada Kapten Soni Wibisono.
Tugas
Ketika terjadi bencana banjir bandang yang melumpuhkan Wasior, TNI Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) menyiagakan empat unit kapal perang milik Indonesia untuk mengantisipasi keadaan disana diantaranya adalah KRI Kalakae (818), KRI Sultan Hasanuddin (366), KRI Fatahilah (361), KRI Ahmad Yani (351). Keempat Kapal perang tersebut menjalankan tugasnya masing-masing. Salah satu kapal yaitu Kalakae (818) pada tanggal 6 Oktober 2010, mendapat sebuah tugas untuk menggerakkan bantuan-bantuan logistik serta logistik cair terkait banjir bandang yang terjadi di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Berdasarkan beberapa informasi yang berasal dari Komando Armada RI Kawasan Timur, KRI Kalakae (818) mengangkut alat-alat berat milik DInas pekerjaan umum yang akan digunakan untuk membersihkan tempat yang terkena dampak banjir bandang. Tidak hanya alat berat, kapal tersebut juga mengangkut tiga wartawan, seorang pejabat Pemkab Teluk Wondama, beberapa tim tenaga kesehatan yang berasal dari Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Manokwari, lima anggota Pramuka, satu peleton Komando Intai Para-Amfibi TNI-AD, dan empat personel RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Tidak hanya itu, bantuan yang berasal dari Presiden Indonesia saat itu yaitu Susilo Bambang Yudhoyono yang berjumlah 30 ton, diangkut secara oleh KRI Kalakae (818). Jumlah bantuan yang mencapai 30 ton tidak bisa diangkut hanya sekali oleh KRI Kalakae (818), sehingga kapal tersebut akhirnya beberapa kali harus melakukan perjalanan pulang pergi Manokwari-Wasior untuk mengangkut bantuan logistik dari Presiden.
Pada 8 juni 2013, KRI Kalakae (818) berhasil menangkap sebuah kapal yang mengangkut bahan-bahan bom dan ratusan penyu langka yang dilindungi.Penangkapan tersebut dilakukan di perairan Ayau Asia, Raja Ampat, Papua.