- Source: Lafa Pratomo
Lafa Pratomo Setio Windarko (lahir 26 Agustus 1988), atau dikenal secara profesional sebagai Lafa Pratomo, adalah musisi, pencipta lagu dan produser asal Indonesia. Ia paling dikenal sebagai kolaborator utama Danilla dan sebagai pendiri Ruang Waktu Music, rumah produksi dan perusahaan rekaman yang didirikan bersama sahabatnya sejak SD, Aldi Nada Permana. Ia juga berkarya dengan nama panggung Swadaya Insani.
Biografi
= Karier musik
=Suave
Pada bulan September 2011, Lafa - yang ketika itu memakai nama panggung Lafa Green - bersama Aldi Nada Permana mendirikan Suave, sebuah duo yang terpengaruh musisi-musisi seperti Jamiroquai, Casiopea, Robert Glasper dan Mayer Hawthorne. Mereka memilih format duo karena terinspirasi Humania, Steely Dan, Simon and Garfunkel dan Savage Garden. Nama Suave sendiri - yang berarti perlente - diberikan oleh Richard Buntario, produser eksekutif mereka. Richard juga adalah pendiri Orion Records, perusahaan rekaman yang merilis album perdana Suave, Hope is a Dangerous Thing, pada 5 Desember 2012.
Danilla
Di tahun 2012, Lafa dipertemukan dengan Danilla oleh Richard Buntario. Richard memberi tawaran kepada Danilla untuk membuat album solo, dan ia mengajukan Lafa maupun Aldi sebagai calon produsernya. Setelah mendengar lagu dari mereka berdua, Danilla merasa lebih cocok dengan lagunya Lafa yang berjudul "Terpaut oleh Waktu". Kebetulan Lafa juga mencari-cari penyanyi yang pas untuk lagu itu, dan ternyata Danilla yang paling cocok. Danilla pun sedang mencari musisi yang bisa mengiringinya, dan mereka berdua sepakat untuk bekerja sama.
Setelah proses penggarapan satu setengah tahun, Danilla merilis album debutnya, Telisik, pada 3 Maret 2014. Sebagian besar lagu di dalamnya adalah ciptaan Lafa, yang juga berhasil membujuk Danilla untuk ikut menulis. Sebaliknya, Danilla berhasil membujuk Lafa untuk berduet dengannya di lagu "Wahai Kau".
Danilla dan Lafa kembali bekerja sama di albumnya yang kedua, Lintasan Waktu. Atas desakan Lafa, kali ini Danilla yang lebih banyak menulis lagu, sedangkan Lafa lebih fokus ke aransemen dan produksi. Lintasan Waktu dirilis pada 31 Agustus 2017, dan kelak dinyatakan sebagai salah satu album terbaik di 2017 oleh Detikhot, Hai, Medcom.id, Vice Indonesia, dan Warn!ng. Album ini juga mendapat nominasi dalam dua kategori di Indonesian Choice Awards 2018, yakni Album of the Year dan Female Singer of the Year.
Pada tahun 2019, Danilla merilis Fingers, sebuah album mini yang tak banyak melibatkan Lafa karena sedang sibuk dengan proyek rekaman lain. Alhasil, Danilla menjadi produser dan pencipta semua lagu di Fingers serta memainkan hampir semua instrumen, sedangkan peran Lafa sebatas membantu proses rekaman yang berlangsung di Ruang Waktu Music Lab, studio yang dikelolanya.
Di tahun 2021, Lafa menjadi produser sekaligus musisi pengiring Danilla untuk Peluh, Gairah & Kelana, koleksi lagu lama Danilla yang diaransemen ulang ala musik disko '80-an dan dirilis atas nama Danilla & The Glamors.
Mondo Gascaro
Lafa mengisi gitar di Rajakelana, album solo perdana Mondo Gascaro yang dirilis pada tahun 2016. Ia juga terlibat pada beberapa proyek Mondo yang dirilis sesudahnya, yakni single "April"; "Lebuh Rasa", lagu yang diciptakan Mondo untuk film Aruna & Lidahnya; musik untuk film Kucumbu Tubuh Indahku arahan Garin Nugroho; dan "Dian Asmara", sebuah kolaborasi dengan penyanyi senior Rien Djamain. Di samping itu, Lafa juga menjadi bagian dari Rajagile, band pengiring Mondo sejak 2014.
Swadaya Insani
Sejak tahun 2011 hingga 2018, Lafa merekam beberapa karyanya sendiri dengan nama Swadaya Insani, dan beberapa di antaranya diunggah ke laman SoundCloud pribadinya.
Pada 12 Agustus 2020, Swadaya Insani merilis single berjudul "Konstelasi". Lagu ini menampilkan vokal dari Arif Fajar Saputra yang ditemukan Lafa melalui SoundCloud enam tahun sebelumnya, dan baru dihubungi untuk bekerja sama tiga tahun kemudian.
Pada 2 Oktober 2020, Swadaya Insani merilis "Swara-Swara", sebuah lagu yang diciptakan 2016 dan menampilkan vokal oleh Drs. F. Achmar alias Ade Paloh dari Sore karena Lafa sudah membayangkan suaranya sejak pertama kali menulis lagu itu.
= Proyek lain
=Lafa menyumbang dua lagu ciptaannya, "Misteri tentang Rasa" dan "Biar Semesta Bicara", ke What I Love, album perdana oleh Andira yang dirilis pada tahun 2016. Dua tahun kemudian, "Biar Semesta Bicara" juga dijadikan single penutup album tersebut.
Pada tahun 2017, Lafa dan Aldi Nada Permana menjadi penata musik untuk film komedi Total Chaos. Di tahun yang sama, lagu ciptaan Lafa yang berjudul "Warna-Warna" muncul di albumnya Andien, Metamorfosa. "Warna-warna", yang diciptakan Lafa karena terinspirasi lagu "Pelangi" oleh A.T. Mahmud, kemudian menjadi single kelima dari album itu pada 20 Mei 2018.
Di tahun 2018, Lafa menjadi produser untuk Nanook, album mini perdana oleh SoftAnimal yang merupakan proyek solo dari Bayu Adisapoetra, pemain drum Elephant Kind. 13 April 2018 menjadi tanggal rilis bagi album mini tersebut dan juga karya produksi Lafa lainnya, yakni sebuah versi baru dari lagu "Rangkum" oleh Polka Wars. Kerja sama Lafa dengan Polka Wars berlanjut ke produksi album penuh kedua mereka, Bani Bumi, yang dirilis tahun berikutnya, disusul oleh single "Tien Shinhan" yang direkam persis setelah Bani Bumi rampung dan dirilis pada tahun 2020. Lafa juga menyumbang lagu ciptaannya, "Luka yang Kecil", kepada Gloria Jessica yang merilisnya sebagai single pada 1 Mei.
Di tahun 2019, Lafa juga menjadi produser untuk "Amin Paling Serius", sebuah duet antara Sal Priadi dan Nadin Amizah. "Amin Paling Serius" dan satu lagu produksi Lafa lainnya, "Dalam Diam", muncul di album perdana Sal, Berhati, yang dirilis pada 20 Februari 2020. Selain itu, Lafa ikut menulis single "Premature" oleh Aldrian Risjad sekaligus menjadi produsernya. Lagu ini dirilis pada 6 September, dan pada 10 Juli 2020 dirilis kembali sebagai bagian dari Interrobang, album mini Aldrian yang juga berisi lagu lain yang diproduksi Lafa, yakni "Takkan".
Proyek lain di tahun 2020 yang melibatkan Lafa adalah album mini solo dari Bisma Karisma. "Yang Suri", single pertama dari album mini anggota SM*SH tersebut, dirilis pada 17 Juli.
Di tahun 2021, Lafa mengerjakan mixing dan mastering untuk "Real, Is It", single baru dari Sore yang dirilis pada 2 Juni. Lalu bulan September ditandai dengan dirilisnya dua album yang melibatkan Lafa sebagai produser, yakni Pun Aku oleh Iwan Fals yang diproduserinya bersama putri Iwan, Rambu Cikal; serta album kedua The Panturas, Ombak Banyu Asmara.
Diskografi
Suave
Hope is a Dangerous Thing (2012) – artis, produser, pencipta lagu
Danilla
Telisik (2014) – produser, pencipta lagu, musisi
Lintasan Waktu (2017) – produser, pencipta lagu, musisi
Fingers (2019) – engineer, musisi
Peluh, Gairah & Kelana (bersama The Glamors) (2021) – artis, produser
Pop Seblay (2022) – produser, pencipta lagu, musisi
Mondo Gascaro
Rajakelana (2016) – musisi
"April" (2018) – musisi
"Lebuh Rasa" (2018, dirilis 2020) – musisi
Kucumbu Tubuh Indahku (2018) – musisi
"Dian Asmara" (bersama Rien Djamain) (2019) – musisi
Swadaya Insani
"Konstelasi" (bersama Arif Fajar Saputra) (2020) – artis, produser, pencipta lagu
"Swara-Swara" (bersama Drs. F. Achmar) (2020) – artis, produser, pencipta lagu
"Rona-Rona" (bersama Otta Tarrega dan Jugo Djarot) (2021) – artis, produser, pencipta lagu
= Diskografi produksi
=Album
Berikut album yang diproduksi oleh Lafa Pratomo secara keseluruhan.
Telisik oleh Danilla (2014)
Lintasan Waktu oleh Danilla (2017)
Nanook oleh SoftAnimal (2018)
Bani Bumi oleh Polka Wars (2019)
Pun Aku oleh Iwan Fals (2021)
Ombak Banyu Asmara oleh The Panturas (2021)
Pop Seblay oleh Danilla (2022)
Spunky! oleh Grrrl Gang (2023)
Lagu
Nominasi dan penghargaan
Referensi
Pranala luar
Swadaya Insani di Instagram
Swadaya Insani di Twitter
Ruang Waktu Music di Instagram
Lafa Green di Soundcloud
Swadaya Insani di Spotify
Kata Kunci Pencarian:
- Lafa Pratomo
- Bernadya
- Telisik (album)
- Terlintas
- What I Love
- Danilla Riyadi
- Lintasan Waktu
- Fingers
- Dian Asmara
- April (lagu)
- Telisik
- Danilla Riyadi
- Grrrl Gang