- Source: Lala Bohang
Lala Bohang adalah seorang seniman dan penulis yang saat ini bekerja di Jakarta, Indonesia. Lala Bohang lahir di Makasar 9 Maret 1985.Seorang wanita yang inspiratif ini merupakan lulusan arsitektur dari Universitas Parahyangan. Hingga saat begitu banyak prestasi yang telah dia ukir. Berdasarkan laman pribadi tentang Lala Bohang dia membagikan prestasi yang telah dia raih hingga saat ini.
Kehidupan Awal
Sejak SMP, Lala memang pernah bercita-cita sebagai penulis. Kemudian, pecinta martabak manis dan bubur Manado ini ternyata pernah mengirimkan naskah novel ke semua penerbit di Indonesia, tapi semua penerbit menolaknya. Saat mengirimkan naskah novel tersebut, Lala masih berkuliah. Hingga akhirnya, pada tahun 2014, kesempatan menulis itu datang saat Lala menerima tawaran dari salah satu editor penerbit ternama di Indonesia. Berawal dari menulis 10 halaman dan terus berlanjut sampai sekarang.
Lala mengaku hobi membacanya menurun dari kakek yang biasa dipanggil Opa olehnya. Saat masih tinggal di Palu, Lala selalu mendapat oleh-oleh buku dari Opa sewaktu beliau pulang bekerja dari Jakarta. Untuk hobi menggambarnya, Lala terinspirasi dari ayahnya yang berprofesi sebagai arsitek. Lala selalu ditemani sang ayah saat menggambar. Dia juga menggunakan kertas-kertas tidak terpakai yang berada di laci meja kerja ayahnya. Sampai saat ini, Lala selalu mengingat tiga objek yang digambar ayahnya yaitu masjid, ikan, dan ibu hamil.
Perjalanan Karier
Sebagai lulusan arsitektur, Lala pernah berprofesi sebagai arsitektur dan menjadi pegawai kantoran. Ia bekerja sebagai tim business development di salah satu pengembang properti. Namun, bukannya enjoy, Lala malah merasa bosan dan jenuh. Untuk melepas kepenatannya, Lala justru menikmati hobi menggambarnya. Pada tahun 2009, Lala semakin yakin jika menggambar adalah jalan hidupnya. Ia menerima tawaran mengikuti sebuah pameran dan bertemu illustrator profesional. Momen inilah yang meyakinkan Lala bahwa ia bisa hidup dari kesenangannya menggambar.
Selain menjadi illustrator, Lala juga menikmati profesinya sebagai penulis. Alasannya karena sejak kecil Lala memang bercita-cita sebagai penulis dan ia senang membaca buku. Selain itu, ia merasa memamerkan karyanya di galeri masih mempunyai keterbatasan ruang dan waktu. Begitu pun memajang karyanya di internet yang harus bersaing dengan jutaan karya lainnya. Sehingga, warganet kurang fokus menikmati karya Lala. Sedangkan buku adalah medium yang tidak terbatas ruang dan waktu dan bisa diakses semua kalangan. Akhirnya, Lala pun bertekad menelurkan karyanya melalui buku.
Pada acara Frankfurt Book Fair di Jerman pada tahun 2019, hak cipta dari enam buku terjual, salah satunya buku yang berjudul The Book of Invisible Questions karya Lala Bohang. Buku hasil karyanya menarik perhatian penerbit buku asal Vietnam sehingga buku tersebut akan diterjemahkan dan dijual di negara Vietnam.
Di awal pandemi tahun 2020, Lala sudah mulai menggarap beberapa cerita pendek, dan pada pertengahan tahun 2020, ia sudah mulai merencanakan publikasi beberapa cerpennya yang akan diterbitkan menjadi buku kumpulan cerita pendek bersama penerbit Simpul Grup. Bahkan ia sudah menentukan judul dari buku yang akan diterbitkannya itu yaitu Waking Up for the First Time. Pada akhirnya, buku tersebut setebal 180 halaman pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober pada tahun 2021. Melalui buku tersebut, Lala mengajak para pembaca untuk bangun serta berkontemplasi mengenai kehidupan dan menjalaninya dengan baik. Selain menyuguhkan cerita yang ditulis dalam bahasa Inggris, Lala pun menambahkan gambar hasil karyanya sendiri yang bukan berfungsi hanya sekadar pemanis saja, namun juga sebagai pelengkap visual atas cerita-cerita yang telah digarapnya.
Artikel
Selain menulis buku, Lala pun menulis artikel yang telah dipublikasikan secara digital di laman web. Buah pemikiran yang sudah ditulisnya berjudul Kepercayaan Itu Nyata Juga Fana (11 Mei 2019), Sebuah Proses Metamorfosis Untuk Tidak Menjadi Kecoa (25 April 2020), Merancang Hari Baru (20 November 2021).
Prestasi
Lala Bohang mendapatkan penghargaan Ranald MacDonald Award pada tahun 2020 atas bukunya yang berjudul The Journey of Belonging (2020) hasil kolaborasi dengan penulis asal Belanda yang bernama Lara Nuberg.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Lala Bohang
- Klepon
- Ubud Writers and Readers Festival
- Daftar fam Sangir
- Rewind Indonesia
- The Rise of Phoenixes