- Source: Liberty Manik
Dr. Liberty Manik (21 November 1924 – 16 September 1993) adalah seorang komponis dan pengajar musik di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Liberty Manik juga dikenal sebagai filolog Batak yang mentransliterasikan 500-an Pustaha Batak ke dalam bahasa Jerman.
Kehidupan awal
Liberty Manik lahir pada 21 November 1924 di Huta Manik, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Ia diberi nama Raja Tiang Manik, namun nama ini kemudian diubah oleh seorang pendeta pada saat pembaptisannya. Ayah Liberty bernama Raja Patiham Manik, sedangkan ibunya bernama Solat boru Situmorang.
Pendidikan
Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Sidikalang, Dairi (lulus tahun 1940)
Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK), Muntilan, Magelang (berhenti pada 1942 karena ditutup oleh Pemerintah Kolonial Jepang)
Pendidikan doktor musik di Freie Universität Berlin, Jerman dengan predikat magna cum laude. Disertasinya berjudul "Das Arabische Tonsystem Im Mittelalter" yang meneliti sistem nada musik Arab pada zaman Abad Pertengahan.
Kembali ke Indonesia
Liberty Manik bekerja dalam bidang etnomusikologi di Jerman Barat selama 20 tahun. Pada Juni 1976, ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) sebagai anggota staf Lembaga Penelitian dan Studi (LPS).
Karya
= Karya seni
=Mengarang lagu-lagu nasional: Satu Nusa Satu Bangsa, Desaku Yang Kucinta, Tamanku, Pantai Sepi, Di Laut, Negara Jaya. Lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang dikarangnya merupakan salah satu dari tujuh lagu perjuangan yang diterbitkan oleh Balai Pustaka sebagai lagu wajib nasional berdasarkan Instruksi Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada tahun 1963.
Menerjemahkan dan mementaskan oratorium Mattheus Passion dan Weichnachtsoratorim karangan J.S. Bach di Yogyakarta tahun 1980-an.
Mengarang lagu rohani: Molo Saut Ma Ho (Buku Ende No. 809), Yesus Kristus Kehidupan Dunia (Pelengkap Kidung Jemaat No. 263), Kumohon Pengampunan (Pelengkap Kidung Jemaat No. 42), Padamu Kami Datang, S'lamat Datang Kami Ucapkan, Karuniamu, Tuhan.
= Karya tulis
=Musik di Indonesia dan beberapa persoalannya bersama J.A. Dungga (1952)
Das arabische Tonsystem im Mittelalter (1969)
Batak-Handschriften (1973), buku ini berisi koleksi 501 Pustaha Batak yang tersebar di seluruh Jerman, kecuali koleksi Museum Leipzig, Museum Stuttgart Linden, dan RMG. Liberty Manik mengatalogkan dan juga memberikan penjelasan yang menyeluruh tentang isi dari tiap-tiap pustaha.
Register van eigennamen in pustaha's bersama Petrus Voorhoeve (1977)
Ketens van overlevering in pustaha's bersama Petrus Voorhoeve
Suku Batak Dengan "Gondang Batak"-nya (1977) dalam Majalah Peninjau Tahun IV Nomor 1
Pandangan
Liberty Manik berpandangan bahwa musik nasional Indonesia seharusnya bukan ditekankan pada aspek keaslian dan ketimuran musik itu sendiri, melainkan pada komposisi musik yang berkualitas tinggi. Sama halnya dengan Sindoedarsono Soedjojono yang mendesak para pelukis untuk menguasai teknik-teknik melukis, Liberty Manik juga merasa bahwa pembelajaran dan penguasaan akan teknik komposisi musik jauh lebih berguna bagi seorang musisi daripada mencari-cari corak nasional dalam musik.
Dalam tulisannya bersama J.A. Dungga, Liberty Manik juga berpandangan bahwa gamelan merupakan simbol ketertinggalan dan kemerosotan yang berkaitan dengan gaya hidup hedonistik kaum priayi. Menurut mereka, musik yang mengandung unsur magis dan primitif tidak lagi disukai karena perasaan religius masyarakat telah berubah. Dalam pemutaran perdana film Enam Djam di Jogja karya Usmar Ismail, beberapa orang mempertanyakan penggunaan musik gamelan alih-alih mars yang dianggap lebih menggugah dalam adegan peperangan di film itu.
Penghargaan
= Nasional
=Pada 13 Agustus 1999, Liberty Manik dianugerahi tanda jasa Bintang Budaya Parama Dharma secara anumerta oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Tanda jasa ini diberikan berdasarkan Keppres No.080/TK/1999.
= Daerah
=Sebagai pengingat atas jasa dan karya Liberty Manik, Pemerintah Kabupaten Dairi mendirikan sebuah taman monumen baginya di kawasan Taman Wisata Iman Sitinjo, Dairi. Pembangunan taman monumen ini diinisiasi oleh Bupati Dairi Sabam Isodorus Sihotang. Biaya pembangunan dialokasikan dari APBD Kabupaten Dairi.[sebutkan angka] Monumen itu diresmikan pada tanggal 14 November 1997.
Catatan
Referensi
Pranala luar
Batak Handschriften karya Dr. Liberty Manik berisi hasil transliterasi 500-an Pustaha Batak.
Kata Kunci Pencarian:
- Liberty Manik
- Manik
- Satu Nusa Satu Bangsa
- Daftar lagu nasional Indonesia
- Suku Pakpak
- Malau
- Universitas Bebas Berlin
- Alfred Simanjuntak
- J.A. Dungga
- Kweekschool
- Satu Nusa Satu Bangsa
- Middle Eastern music
- List of Indonesian national songs
- Hagiopolitan Octoechos
- Arabs
- Neutral third
- Lucky Baskhar
- Sonic Underground
- Internally displaced persons in Sri Lanka
- Purushottam Laxman Deshpande