- Source: Loka
- Source: LOKA
Loka (Sanskerta: लोक, translit: Loka, lit. 'Planet'code: sa is deprecated ) adalah konsep di dalam agama Hindu dan agama-agama lain asal India, yang dapat diterjemahkan menjadi planet, alam semesta, alam kenyataan, atau alam keberadaan. Di dalam beberapa ajaran filsafat, loka dapat pula ditafsirkan sebagai keadaan batin yang dapat dialami seseorang. Salah satu konsep primer di dalam beberapa agama asal India adalah gagasan bahwa ada aneka loka, masing-masing didiami beragam wujud yang bersifat ilahi, dan manusia dapat terlahir ke alam-alam itu berdasarkan karmanya.
Agama Hindu
= Tiga loka
=Penggolongan loka yang paling umum di dalam ajaran agama Hindu adalah Trailokya atau tiga alam.
Konsep tiga alam memiliki beragam tafsiran di dalam Kosmologi Hindu.
Di dalam khazanah kesusastraan Hindu, yang dimaksud dengan tiga alam adalah bumi (Buloka), langit (Swarga), dan neraka (Naraka), atau bumi (Buloka), langit (Swarga), dan pratala (Patala)
Buloka
Di dalam Naradapurana, Buloka dipahami sebagai planet Bumi, alam hunian umat manusia. Buloka terbagi menjadi tujuh kawasan atau dwipa (pulau), yaitu Jambudwipa, Plaksadwipa, Salmaladwipa, Kusadwipa, Kroncadwipa, Sakadwipa, dan Puskaradwipa. Kawasan yang dianggap istimewa adalah Anak Benua India, yang disebut Baratawarsa, negeri tempat segala buah perilaku manusia dapat memasukkannya ke Swarga atau Naraka. Di Buloka juga terdapat tujuh samudra, yaitu Lawana, Iksu, Sura, Sarpih, Dadi, Dugda, dan Jala.
Swarga
Swarga lazim diterjemahkan menjadi surga. Di dalam ajaran agama Hindu dewasa ini, Swarga dipahami sebagai alam persemayaman Batara Indra dan dewa-dewi lainnya. Pustaka-pustaka Weda menjanjikan pahala Swarga kepada orang-orang yang rajin melaksanakan upacara kurban dengan sepatutnya semasa hidup di bumi. Di dalam mitologi Weda, Swarga digambarkan penuh dengan sari pati keabadian atau Tirta Amerta, memiliki danau-danau tempat seroja bermekaran, kolam anggur, kolam susu, kolam minyak samin, juga sungai-sungai yang yang mengalirkan madu. Aneka sedap-sedapan berlimpah ruah di Swarga, tersaji cuma-cuma bagi semua penghuninya. Swarga disifatkan sebagai alam ananta, sempurna, dan kekal, tempat bersenang-senang yang disediakan bagi segelintir orang yang mampu mencapainya. Adakalanya Swarga disama-samakan dengan Pitṛaloka, alam persemayaman para leluhur, tetapi tidak semua pustaka memuat penyamaan semacam itu.
Naraka
Naraka lazim diterjemahkan menjadi neraka, loka yang diperintah oleh Batara Yama, tempat tujuan orang-orang yang akan diganjari hukuman yang adil atas segala dosa yang sudah diperbuat semasa hidup di bumi. Sesudah menanggung siksa dosa selama jangka waktu tertentu, si terhukum akan terlahir kembali ke bumi dengan wipāka buruk, akibat dari karmanya yang buruk. Menurut Bagawatapurana, ada 28 macam Naraka, yaitu Tamisra, Andatamisra, Raurawa, Maharaurawa, Kumbipaka, Kalasutra, Asipatrawana, Sukaramuka, Andakupa, Krimibojana, Sandangsa, Taptasurmi, Wajrakantaka-salmali, Waitarani, Puyoda, Pranaroda, Wisasana, Lalabaksa, Sarameyadana, Awici, Ayahpana, Sarakardama, Raksogana-bojana, Sulaprota, Dandasuka, Awata-nirodana, Paryawartana, dan Sucimuka.
Menurut Brahmandapurana, Naraka terdiri atas Būta (masa silam), Bawya (masa depan), dan Bawat (masa kini)
Deborah Soifer menjelaskan perkembangan konsep loka sebagai berikut:
Konsep loka atau loka-loka berkembang di dalam kesusastraan Weda. Lantaran dipengaruhi konotasi-konotasi khusus yang mungkin terkandung di dalam kata yang dimaknai sebagai ruang oleh masyarakat nomaden, loka di dalam Weda tidak semata-mata bermakna tempat atau alam, tetapi juga memiliki suatu nilai positif, yaitu sebagai tempat atau kedudukan yang erat kaitannya dengan hal-ihwal agamawi atau psikologis dengan nilai atau fungsi khususnya sendiri. Oleh karena itu, di dalam konsep 'loka' yang termuat di dalam karya-karya sastra tertua, pada hakikatnya terkandung dua aspek, yaitu makna agamawi atau soteriologis yang wujud rukun berdampingan dengan makna ruang, yang dapat wujud tanpa gagasan ruang, suatu signifikansi 'imaterial'. Konsepsi kosmologis paling umum mengenai loka di dalam Weda adalah konsepsi trailokya atau tiga alam, yang terdiri atas bumi, angkasa atau langit, dan surga, yakni bagian-bagian dari alam semesta."
= Empat belas loka
=Pustaka-pustaka Purana maupun Atarwaweda memuat keterangan bahwa ada 14 alam, tujuh lapis alam atas (Wyaherti) dan tujuh lapis alam bawah (Pātāla), yaitu bu, buwa, swar, maha, jana, tapa, dan satya di sebelah atas, serta atala, witala, sutala, rasātala, talātala, mahātala, pātāla, dan naraka di sebelah bawah. Ketujuh loka lapis atas (1 sampai 7) disifatkan sebagai surga-surga yang didiami dewa-dewi agung, dan penuh dengan kebenaran. Ketujuh loka lapis bawah (8 sampai 14) merupakan tujuh macam neraka. Di tiap-tiap loka terdapat dewata dan mahluk-makhluk hidup yang "sedang menapaki jalan karmanya masing-masing". Makhluk-makhluk yang mendiami alam-alam lapis atas sudah mencapai pembebasan rohani temporer berkat jasa-jasa positif mereka, lantaran sudah menguatkan keterlepasan dari objek-objek akal budi, ego, dan indria. Akan tetapi, pembebasan paripurna (moksa) dianggap sebagai tujuan tertinggi dari kehidupan insani, karena di dalam moksalah seseorang mencapai kemanunggalan sempurna dengan Tuhan. Untuk mencapai moksa, dibutuhkan pembebasan atau keterlepasan total dari objek-objek dan hawa nafsu duniawi.
Keempat belas loka tersebut adalah:
Satyaloka (Brahmaloka)
Tapaloka
Janaloka
Maharloka
Swarloka (Swargaloka)
Buwarloka
Buloka
Atalaloka
Witalaloka
Sutalaloka
Talatalaloka
Mahatalaloka
Rasatalaloka
Patalaloka
Urutan lain dari keempat belas loka adalah:
Burloka
Buwarloka
Suwarloka
Maharloka
Janarloka
Taparloka
Satyaloka
Brahmaloka
Pitriloka
Somaloka
Indraloka
Gandarwaloka
Raksasaloka
Yaksaloka
= Galeri
=Agama Buddha
= Enam loka
=Di dalam ajaran agama Buddha Tibet dan agama Buddha Tantrayana, "enam loka" adalah lelaku atau olah batin Bönpo dan Nyingmapa yang menggunakan beragam cakra dan enam dimensi atau enam golongan makhluk hidup di dalam Bawacakra. Di dalam kosmologi agama Buddha, KamaLoka, Rupaloka, Arupaloka adalah alam-alam yang didiami beragam jenis mahkluk hidup. Di samping itu, para penghuni alam-alam tersebut akan hidup sejalan dengan sifat-sifat alam tempat tinggalnya. Sebagai contoh, makhluk hidup yang berdiam di Kamaloka lebih sering mengalami hawa nafsu berahi, sementara yang berdiam di Rupaloka akan mengalami semadi yang khusyuk. Berbagai sutra terdahulu juga menyiratkan adanya keterkaitan erat di antara psikologi dan kosmologi, disamakan dengan bermacam-macam tingkat keberadaan di jagat raya, yang dapat ditafsirkan sebagai loka-loka tersebut.
= Tiga loka
=Di dalam ajaran agama Buddha, ada sebuah pandangan kosmologis yang disebut Trailokya. Di dalam ajaran agama Buddha yang terdahulu, berdasarkan Tripitaka dan pustaka-pustaka Agama terkait, ada tiga alam yang berlainan. Alam yang pertama adalah Kamaloka atau alam keberahian, dihuni manusia, hewan, dan beberapa dewata. Alam yang kedua adalah Rupadatuloka atau alam bendawi, didiami makhluk-makhluk tertentu yang menyempurnakan pencapaian semadi tertentu. Alam yang ketiga adalah Arupadatuloka atau alam awabendawi, alam tanpa rupa, didiami roh-roh yang tidak berwujud. Para Arhat, yakni orang-orang yang sudah mencapai Nirwana, sudah melepaskan dirinya dari ikatan keberadaan pribadi dalam segala bentuknya, di semua alam, dan yang tidak dapat dijumpai di sana, di sini, maupun di antara di sana dan di sini, maksudnya tidak dapat dijumpai di loka manapun. Sutra-sutra terdahulu juga memuat informasi tentang alam-alam lain yang dikenal sebagai alam yang melampaui jagat bendawi (lokotara/lokutara 出世間, “alam seberang”), alam yang dialami oleh makhluk-makhluk mulia yang sudah tersadarkan.
Agama Jaina
Di dalam khazanah kesusastraan agama Jaina, jagat raya disebut loka. Meskipun mulanya loka berarti "ruang terbuka", guru-guru Jaina lebih suka mengaitkan kata itu dengan akar kata kerja lok yang berarti "melihat". Mereka menjelaskan loka sebagai sesuatu "yang dapat dilihat oleh yang mahatahu."
Kosmologi agama Jaina mendalilkan suatu loka yang kekal dan wujud selama-lamanya, berjalan seturut hukum-hukum alam yang universal, tanpa dewata pencipta maupun dewata pembinasa. Menurut kosmologi agama Jaina, jagat raya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Urdwaloka - alam dewata atau surga
Madyaloka – alam manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
Adoloka – alam makhluk pratala atau alam neraka
Kosmologi agama Jaina memakai istilah loka dan aloka untuk menyifatkan alam terhuni dan alam tak terhuni di jagat raga. Filsafat agama Jaina menggambarkan betapa alam terhuni (loka) mustahil menembus masuk ke alam tak terhuni (aloka), demikian pula sebaliknya, kedua-duanya merupakan bagian dari ruang (āngkāśa). Di aloka, tidak ada apa-apa selain hembusan angin kencang. Di dalam kosmologi agama Jaina, tatkala mencapai moksa, jiwa terbebas dari alam duniawi sesudah tuntas merasakan seluruh akibat dari karma baik maupun karma buruknya.
Teosofi
Konsep loka diadopsi agama Teosofi, dan dapat dijumpai di dalam karya-karya tulis Blavatsky maupun G. de Purucker. Salah satu dari ketiga alam menurut Blavatsky adalah Kamaloka (alam hawa nafsu), yaitu semacam alam barzakh atau alam gaib yang bersifat sementara, menurut ajaran-ajaran Blavatsky, Leadbeater, dan Steiner.
Rujukan
LOKA adalah pasar swalayan yang mengedepankan gaya hidup dan diresmikan pertama kali pada bulan Juli 2014. Nama LOKA diambil dari kata “tempat”, gambaran visi untuk menjadikan LOKA sebagai tempat tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menawarkan pengalaman berbelanja yang lengkap untuk keluarga, LOKA dikembangkan dengan detail-detail penuh semangat untuk memberikan kegembiraan yang berwarna bagi pelanggan. Lebih dari sekadar berbelanja, pelanggan dijamu dengan suasana premium, pelayanan yang bersahabat dan hangat, aktivitas anak, troli berwarna-warni, dan masih banyak lagi. Pengalaman seru di LOKA dilanjutkan dengan petualangan kuliner dari Food Theater, The Philocoffee dan BakerHood.
Sejarah
LOKA hadir sebagai Supermarket yang menyediakan dan memproduksi produk yang berkualitas, berkonsep unik, dan dapat menjawab pasar kebutuhan pasar kelas menengah ke atas yang sedang berkembang.
Merk dan Konsep Toko
LOKA yang menawarkan konsep lebih dari sekadar berbelanja, juga menghadirkan pengalaman kuliner yang tidak kalah menarik. Terdapat tiga area yang berbeda, Food Theater (Restoran), The Philocoffee (Coffee Shop), dan Bakerhood (Bakery Shop).
= LOKA
=Interior LOKA didesain secara modern dan elegan dengan konsep shop in shop yang menampilkan tema counter yang berbeda-beda, sehingga suasananya unik dan nyaman. Bahkan troli di LOKA pun tersedia dalam berbagai pilihan warna, merah; jingga; hijau; biru; ungu; merah muda, sehingga setiap pelanggan dapat memilih warna yang disukai untuk mengekspresikan kepribadian masing-masing. Diharapkan, dengan suasana yang penuh warna ini, pelanggan bisa terinspirasi dan aktivitas belanja menjadi lebih menyenangkan.
Sesuai dengan konsep shop in shop, ada berbagai gerai di dalam LOKA dengan berbagai kekhasannya. Seperti toko di dalam toko. Dimana pada masing-masing gerai tersebut, LOKA menempatkan staf khusus yang menguasai produk-produk di gerai tersebut. Pelanggan dapat dengan nyaman bertanya dan mendapatkan jawaban yang tepat. Apa saja gerai-gerai tersebut?
LOKA memiliki butchery shop dengan nama D’Butcher yang menghadirkan berbagai pilihan daging berkualitas premium. Kemudian, ada juga Fisherman’s Catch, gerai yang menghadirkan produk-produk ikan dan seafood yang berkualitas dan unik, seperti King Crab, bisa dijumpai di sini. Ada juga Deli Avenue, yang menghadirkan produk delicatessen premium seperti aneka daging olahan dan keju premium. Juga ada Staple & Co. gerai makanan yang menghadirkan produk bahan pokok berkualitas. Ditambah dengan Kitchen Club yang menghadirkan perlengkapan dapur premium, juga Sugar Crush, zona khusus bagi anak-anak yang menghadirkan permen dan cokelat berbagai ragam. Keragaman produk oleh-oleh khas Indonesia dari berbagai daerah pun hadir di pojok Indonesian Favorite.
Untuk anak-anak, LOKA menyediakan troli khusus anak. Dengan troli ini, LOKA ingin melatih kemandirian anak-anak, terutama untuk anak umur 6-12 tahun. Orang tua bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk mengajari anak-anak menjadi smart shopper. Mereka bisa diajarkan untuk merencanakan belanja, membuat anggaran, dan membayar sendiri di kasir.
Dari segi teknologi, LOKA juga melakukan terobosan untuk menjamin akurasi harga dengan menerapkan sistem harga elektronik, yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Dengan sistem harga elektronik yang terintegrasi, harga produk baik di rak pajang maupun di kasir, dipastikan sama, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir akan terjadi selisih harga. Inilah bentuk komitmen pelayanan LOKA untuk menjamin kepentingan pelanggan.
= BakerHood
=BakerHood menyajikan roti yang baru saja dipanggang dengan bahan baku pilihan yang dipilih sendiri dengan teliti oleh pemanggang ahli untuk memastikan kualitas rotinya. Di sini, roti dipanggang langsung di dapur gerai dan konsumen bisa melihat prosesnya secara langsung.
= The Philocoffee
=Café LOKA yang menghadirkan kopi premium dari roasted bean pilihan. Sebuah bentuk penguat konsep LOKA yang memberikan pengalaman berbelanja menyenangkan bukan hanya untuk para ibu, tetapi juga untuk para bapak.
Makna dari The Philocoffee adalah kecintaan pada kopi; dengan barista yang handal dan roasted bean yang berkualitas, kopi dari The Philocoffee akan dengan mudahnya mendapatkan cinta Anda.
= Food Theater
=Food Theater menawarkan sajian kuliner premium dengan berbagai pilihan menu hindangan Indonesia, Asia, dan Barat.
Penawaran Menarik
= Katalog
=Dalam rangka menjadi mitra keluarga dalam menjalani gaya hidup yang sehat, positif, dan penuh inspirasi, LOKA menyediakan sejumlah promo menarik mingguan untuk produk pilihan. Selain itu, LOKA juga memberikan Tips maupun Resep dengan tema yang berbeda-beda dan dapat diakses di Instagram LOKA (@lokaindonesia). Bahan-bahan yang digunakan pada resep tersebut tentu saja dapat ditemukan di LOKA.
= Store Activity
=LOKA menghadirkan berbagai aktivitas untuk para Ibu dan anak yang bersifat edukatif setiap minggunya. Kegiatan seperti Cooking Demo, Cooking Class maupun sejumlah kegiatan yang akan merangsang motorik dan kreativitas anak-anak tercinta, misalnya dengan belajar menghias kue, merangkai balon, membuat sandwich, dan masih banyak lagi.
= LOKA meCard
=LOKA meCard adalah program untuk memberikan penghargaan bagi pelanggan dari LOKA Supermarket. Dengan memiliki LOKA meCard, pelanggan mendapatkan hadiah poin dari setiap pembelanjaan yang dilakukan yang dapat digunakan sebagai potongan harga untuk pembelanjaan selanjutnya. Selain itu, pelanggan juga dapat menikmati promo dan penawaran menarik lainnya dari LOKA Supermarket seperti meCard Promo Special yang khusus diberikan bagi para pemegang meCard.
Lokasi Toko
LOKA Lifestyle Supermarket Cibubur
Jl. Alternatif Cibubur km 3
021-21284712 - WA: 0811 715 2200
LOKA Lite Gedung TMT
Jl. Cilandak KKO No. 1. Jakarta 12560
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kebun Binatang Gembira Loka
- Loka (Buddhisme)
- Loka
- LOKA
- Dewa (Buddhisme)
- Brahma (Buddhisme)
- Loka anjoroi
- Loka (disambiguasi)
- Bumi Serpong Damai
- Loka, Tirawuta, Kolaka Timur
- Loka
- Loka (disambiguation)
- Škofja Loka
- Trailokya
- Svarga
- Hindu cosmology
- Loka Brunn
- Malayali diaspora
- Tsidii Le Loka
- Brahmaloka
The Hangover Part II (2011)
The Equalizer 3 (2023)
No More Posts Available.
No more pages to load.