- Source: Monumen Kemenangan Bolzano
Monumen Kemenangan adalah sebuah monumen di Bolzano, Italia Utara, yang didirikan dengan perintah langsung oleh Benito Mussolini di Tirol Selatan. Waktu itu, daerah ini dianeksasi dari Austria setelah Perang Dunia I. Monumen berlebar 19 meter ini didesain oleh arsitek Marcello Piacentini dan menggantikan monumen Kaiserjäger Austria yang sebelumnya berdiri di tempat ini dan diruntuhkan pada tahun 1926-1927. Monumen ini bergaya fasis dengan tiang-tiang liktorial dan didedikasikan kepada "Para Martir Perang Dunia I".
Pada fasad depan terdapat tulisan berbahasa Latin berikut ini:
HIC PATRIAE FINES SISTE SIGNA / HINC CETEROS EXCOLVIMVS LINGVA LEGIBVS ARTIBVS
Di sini, di pinggiran Tanah Bapak Pertiwi, adalah tempat pencanangan panji. Dari titik ini, kami akan mengedukasi yang lain akan bahasa, hukum, dan budaya.
Monumen ini diresmikan pada tanggal 12 Juli 1928 oleh Raja Victor Emmanuel III dan perwakilan besar dari pemerintah fasis.
Tulisan tersebut yang merujuk kepada sejarah Romawi Kuno dipandang provokatif oleh banyak orang di dalam provinsi Tirol Selatan, yang kebanyakan berbahasa Jerman. Pada hari peresmian, terdapat demonstrasi perlawanan yang melibatkan 10.000 orang di Innsbruck.
Sejak pembangunannya, monumen ini telah jadi titik pusat perkelahian antara masyarakat berbahasa Italia dan Jerman di Bolzano dan di seluruh daerah Tirol Selatan. Monumen ini sempat dicoba dibom oleh kelompok-kelompok separatis Tirol Selatan di akhir 1970an dan kemudian dipagari untuk menghindari vandalisme lebih lanjut.
Pada tahun 2014, Kementerian Kebudayaan Italia, Pemerintah Provinsi Tirol Selatan, serta Pemerintah Munisipalitas Bolzano, menentukan bahwa monumen ini kembali dibuka untuk umum, dengan sebuah pameran permanen dengan judul "BZ '18–'45: satu monumen, satu kota, dua kediktatoran" yang berfokus pada sejarah monumen ini dengan konteks fasisme dan penjajahan Nazi.
Pada tahun 2016, pameran tersebut diberikan pujian khusus oleh Penghargaan Museum Tahunan Eropa. Panel penjurian menyatakan bahwa "pameran ini mengembalikan monumen kontroversial yang sudah lama menjadi titik tolak pertarungan identitas politik, budaya, dan regional. Proyek ini merupakan inisiatif yang amat berani dan profesional untuk mempromosikan humanisme, toleransi, dan demokrasi."