- Source: Objek-objek abadi
objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi atau eternal objects adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan kemungkinan-kemungkinan murni (pure potentials) yang akan menjadi prinsip pembentuk atau pemberi wujud tertentu bagi entitas aktual. Setiap wujud dari entitas aktual mengandaikan adanya suatu prinsip yang memberikan bentuk tertentu padanya. Prinsip yang memberikan bentuk tertentu ini adalah objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi. Jika tidak ada objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi, tidak akan pernah ada hal-hal yang berwujud. Pengertian Whitehead tentang objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi memiliki kemiripan dengan konsep dunia ide atau konsep forma dari Plato. objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi adalah "dunia ide" dan entitas aktual yang berwujud adalah "dunia realitas".
Prinsip-prinsip perwujudan tertentu dari objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi adalah objek" target="_blank">objek bagi subjek-subjek yang berada dalam proses menjadinya suatu entitas aktual. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi menjadi bahan penentu perwujudan suatu entitas aktual. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi ini bersifat abadi karena keberadaannya yang melampaui ruang dan waktu. Ia tidak berada di dalam ruang dan waktu. Keberadaannya menjadi niscaya karena adanya wujud-wujud di dunia realitas. Karena keberadaannya yang melamapui ruang dan waktu, objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi selalu memiliki beragam kemungkinan perwujudan konkret dari entitas aktual. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi tidak terbatas. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi menjadi terbatas ketika ia sudah menjadi bagian dari entitas aktual yang berwujud. Meskipun entitas aktual sudah memperoleh wujudnya berdasarkan objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi. Entitas aktual tidak menghilangkan identitas objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadinya.
objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi memiliki keunikannya sendiri-sendiri. objek" target="_blank">objek abadi yang satu berbeda dengan objek" target="_blank">objek abadi yang lainnya. Satu objek" target="_blank">objek abadi memiliki keunikan yang khas. Keunikan dari satu objek" target="_blank">objek abadi ini tetap bertahan ketika entitas aktual sudah mengambil prinsip keunikan objek" target="_blank">objek abadi tersebut ketika entitas aktual mewujudkan dirinya. Karena adanya kekhasan objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi, maka tercipta pula kekhasan entitas-entitas aktual yang ada. Kekhasan satu entitas aktual tidak terlepas dari kekhasan satu objek" target="_blank">objek abadi yang dianutnya. Meskipun objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi ini berbeda dan khas satu sama lain, mereka tidak bersiri sendiri-sendiri. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi ini saling berhubungan satu sama lain. Hubungan-hubungan ini saling tumpang tindih dan menciptakan berbagai kemungkinan keberwujudan objek" target="_blank">objek abadi melalui entitas aktual. objek" target="_blank">Objek-objek" target="_blank">objek abadi tidak berhubungan secara langsung dengan entitas aktual. Hubungan antara yang tidak terbatas dalam ruang dan waktu (objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi) dengan yang terbatas denagn ruang dan waktu (entitas aktual yang berwujud) berada pada cara yang berbeda. Kemungkinan keberwujudan entitas aktual seakan-akan menarik atau menjiplak kemungkinan-kemungkinan keberwujudan entitas aktual yang ada di dalam alam objek" target="_blank">objek-objek" target="_blank">objek abadi.
Referensi
Daftar Pustaka
Audi, Robert (ed). 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge.
Bria, Emanuel. 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
Kleden, Paulus Budi. 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead. Maumere: Ledalero.
Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
Whitehead, Albert North (terj.). 2009, Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. Kreasi Wacana...
Kata Kunci Pencarian:
- Objek-objek abadi
- Objek Herbig-Haro
- Gaya (fisika)
- Tuhan (Filsafat Proses)
- Pengindraan jauh
- Sosiologi
- Kebenaran
- Objek sihir Harry Potter
- Idealisme
- Filsafat proses