- Source: Pakubuwana V
Sri Susuhunan Pakubuwana V (sering disingkat sebagai PB V; 13 Desember 1784 – 5 September 1823) adalah susuhunan keempat Surakarta yang memerintah tahun 1820 – 1823.Menjabat Selama 3 Tahun
Biografi
Sunan Pakubuwana V memiliki nama asli Raden Mas Sugandi, putra Pakubuwana IV yang lahir dari permaisuri KRAy. Handaya (setelah wafat bergelar GKR. Pakubuwana), putri Panembahan Tjakradiningrat II GUNG SEPPO dari Pamekasan. GUNG SEPPO adalah Adipati Pamekasan, putra dari Ario Adikoro III. Istri GUNG SEPPO adalah Putri dari TJAKRANINGRAT V yang menikah dengan Putri Pakubuwono II.
Sehingga GUNG SEPPO menantu Tjakraningrat V Bangkalan.
GUNG SEPPO adalah Putra kandung Ario Adikoro III.
Sehingga Pakubuwono V dari pihak Ibunya adalah cucu dari Tjakradiningrat II Gung Seppo.
Pakubuwono V buyut dari TJAKRANINGRAT V, buyut ADIKORO III Cicit dari Pakubuwono II, Tjokronegoro II Pangeran Rama di Sumenep dan Ario Adikoro III di Pamekasan.
Karena Ario Adikoro III putra dari Tumenggung Wiromenggolo, Adipati Sumenep 1709-1727 M.
Ario Adikoro III menantu dari Tjokronegoro II, Pangeran Rama, Adipati Sumenep 1678-1709 M.
Sehingga Pakubuwono V berdarah Pamekasan dan Sumenep dari pihak Ibundanya. Ia naik takhta pada tanggal 10 Februari 1820, selang delapan hari setelah kepergian ayahnya.
Pakubuwana V juga dikenal dengan sebutan Sinuhun Ngabehi atau Sunan Sugih, yang artinya baginda yang kaya harta dan kesaktian. Ia pernah membuat keris pusaka dengan tangannya sendiri, bernama Kyai Kaget yang berasal dari pecahan meriam pusaka Kyai Guntur Geni saat terjadinya Geger Pacinan atau pemberontakan orang-orang Tionghoa pada tahun 1740.
Pakubuwana V juga memerintahkan ditulisnya Serat Centhini berdasarkan pengalaman pribadinya semasa menjabat sebagai Adipati Anom, dan yang menjadi juru tulis serat tersebut ialah Raden Ngabehi Ranggasutrasna.
Pakubuwana V hanya memerintah selama tiga tahun. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 September 1823. Pengganti selanjutnya adalah putranya, yaitu Pakubuwana VI, Namun ia bernasib tragis dibuang dan meninggal di Ambon karena bersekutu dengan Pangeran Diponegoro dan memberikan perlawanan terhadap Belanda.
Kepustakaan
Miksic, John (general ed.), et al. (2006) Karaton Surakarta. A look into the court of Surakarta Hadiningrat, central Java (First published: 'By the will of His Serene Highness Paku Buwono XII'. Surakarta: Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2004) Marshall Cavendish Editions Singapore ISBN 981-261-226-2
Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Lihat pula
Kesunanan Surakarta
Wangsa Mataram
Pakubuwana
Kata Kunci Pencarian:
- Pakubuwana V
- Pakubuwana VI
- Pakubuwana II
- Pakubuwana IV
- Pakubuwana XIII
- Pakubuwana
- Pakubuwana X
- Kesunanan Surakarta Hadiningrat
- Pakubuwana III
- Pakubuwana XII
- Pakubuwono V
- Pakubuwono IV
- Imogiri
- Gambyong
- Pakubuwono VI
- Mataram Sultanate
- Index of Indonesia-related articles
- Susuhunan
- Pakubuwono II
- Pakubuwono X