- Source: Paskalis Bruno Syukur
Mgr. Paskalis Bruno Syukur, (lahir 17 Mei 1962) adalah Uskup Keuskupan Bogor dan merupakan imam Fransiskan. Mgr. Paskalis Bruno Syukur diumumkan sebagai kardinal di antara 21 kardinal baru oleh Bapa Suci Paus Fransiskus pada Doa Angelus Hari Minggu, 6 Oktober 2024. Namun, pada 23 Oktober 2024, waktu Indonesia, tersiar kabar bahwa Mgr. Paskalis Bruno Syukur telah meminta agar namanya tidak dimasukkan dalam daftar para calon kardinal pada Konsistori yang akan datang, dan Paus Fransiskus telah menerima dan menyetujui permohonan Mgr. Paskalis ini. Mgr. Paskalis Bruno Syukur saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bogor.
Pendidikan
Mgr. Syukur menjalani pendidikan SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, dimulai pada tahun 1975.
Pada tahun 1981 ia mulai menjalani pendidikan novisiat yang menuju ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Dina di Papringan, Depok, Yogyakarta. Ia novisiat pada 15 Juli 1982. Setahun kemudian, pada 15 Juli 1983 ia melaksanakan profesi pertama.
Pada tahun 1983, ia mulai menjalani studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta dan lulus sebagai sarjana muda (BA) filsafat pada tahun 1987 bersama sejumlah mahasiswa Yesuit. Generasi Mgr. Syukur merupakan generasi terakhir mahasiswa STF yang harus menempuh ujian BA, sebelum dapat melanjutkan studi lanjut dalam bidang filsafat untuk memperoleh gelar doktorandus (Drs).
Beberapa tahun setelah menjalani tahun–tahun orientasi pastoral, Mgr. Syukur melanjutkan dengan studi teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Yogyakarta.
Tahbisan dan karya
Mgr. Syukur melakukan profesi kekal pada 22 Januari 1989 dan menerima tahbisan imamat pada 2 Februari 1991, di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat dari Uskup Bogor, Mgr. Ignatius Harsono. Sesudah tahbisan ia menerima tugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura, hingga tahun 1993.
Ia kemudian bertugas untuk mempelajari spiritualitas Fransiskan di Universitas Kepausan Antonianum, Roma, Italia sejak tahun 1993 hingga 1996.
Mgr. Syukur kemudian mendapat penugasan dari OFM Provinsi Indonesia sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Jawa Barat pada tahun 1996 hingga tahun 2001, sekaligus bertugas di Paroki Santo Herculanus, Depok. Ia kemudian menjadi imam pendamping frater-frater di komunitas OFM dan menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia. Ia juga sempat menjadi Dewan Penasihat Keuskupan Agung Jakarta, semasa Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. menjadi Uskup Agung dan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Uskup Agung Koajutor.
Ia kemudian terpilih menjadi Provinsial OFM dalam Sidang Provinsi pada tahun 2001 dan bertugas hingga 2007, dan kemudian terpilih kembali pada tahun 2007 hingga pada tahun 2009 ia diangkat menjadi Definitor General O.F.M. untuk wilayah Asia dan Oseania seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan juga Indonesia, dan bertugas di Generalat OFM di Roma, Italia.
Pada 21 November 2013, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Uskup Bogor, menggantikan Uskup sebelumnya, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., yang memasuki usia pensiun, yang pada hari itu pengunduran dirinya diterima.
Ia ditahbiskan menjadi Uskup pada Sabtu, 22 Februari 2014, bertepatan dengan Pesta Takhta Santo Petrus, bertempat di Sentul International Convention Center, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia memilih mottonya sebagai Uskup, yakni "Magnificat anima mea dominum" yang berarti "Jiwaku memuliakan Tuhan" (Luk1:46), yang merupakan awalan dari Kidung Maria (Magnificat), sebagai refleksi perjalanan hidup menggerejanya dan penghormatan terhadap Bunda Maria. Dalam motto tersebut, terkandung penyerahan iman yang total terhadap penyelenggaraan karya Allah. Bertindak sebagai Penahbis Utama adalah Uskup Bogor sebelumnya, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., dengan Uskup Ko-konsekrator Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta dan Mgr. Hubertus Leteng, Uskup Ruteng.
Pada tanggal 25 Agustus 2014, Mgr Paskalis menjadi Uskup ko-konsekrator dalam pentahbisan Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. bersama dengan Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta. Dalam pentahbisan ini, Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang sebelumnya menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Bandung, menjadi Uskup Penahbis Utama.
Mgr. Paskalis kini juga telah menjadi Ketua Komisi Kateketik KWI. Ia sangat mencintai anak muda, dan fokus pastoralnya kepada keluarga. Ia kini juga memberdayakan keuskupannya kepada katekis-katekis muda yang juga dari UNIKA Atma Jaya.
Pada 16 Oktober 2018, Mgr Paskalis bersama dengan Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm. menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Mgr. Christophorus Tri Harsono sebagai Uskup Purwokerto. Bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama adalah Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Pada 17 November 2022, Mgr Paskalis menempati posisi sebagai Sekretaris Jendral Konfrensi Wali Gereja di kepengurusan terbaru.
Penolakan untuk menjadi Kardinal
Pada 6 Oktober 2024, Mgr Paskalis diangkat sebagai kardinal baru, diumumkan oleh Paus Fransiskus setelah doa Angelus (Malaikat Tuhan) di Vatikan. Bersama dengan Mgr Paskalis, diangkat 20 kardinal baru di seluruh dunia, yang akan dikukuhkan pada Konsistori untuk pembentukan Kardinal baru pada tanggal 8 Desember 2024 pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda di Vatikan.[1].
Namun pada 23 Oktober 2024, waktu Indonesia, tersiar kabar bahwa Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, mantan Provinsial Ordo Fratrum Minorum (OFM) Indonesia dari tahun 2001 hingga 2009, telah meminta agar namanya tidak dimasukkan dalam daftar para calon kardinal pada Konsistori yang akan datang. Informasi ini dikonfirmasi oleh Direktur Kantor Pers Tahta Suci, Matteo Bruni, pada Selasa malam (22/10/2024) waktu Vatikan.
Bruni menyampaikan bahwa Uskup Bogor yang kini berusia 62 tahun tersebut secara langsung telah menyatakan permohonannya kepada Paus Fransiskus. Mgr. Paskalis mengajukan penolakannya untuk diangkat menjadi kardinal karena merasa masih ingin lebih bertumbuh dalam kehidupan imamatnya. Ia juga menyatakan keinginannya untuk terus berkembang dalam pelayanan kepada Gereja dan umat Allah.
“Ia memilih untuk melanjutkan proses pertumbuhan pribadinya dalam pelayanan kepada Gereja dan umat Tuhan. Penolakan tersebut muncul dari keinginan mendalam untuk semakin memperdalam kehidupan imamatnya,” ujar Bruni dalam pernyataannya.
Paus Fransiskus telah menerima dan menyetujui permohonan Mgr. Paskalis untuk tidak diangkat sebagai kardinal dalam Konsistori mendatang. Dengan demikian, jumlah calon kardinal yang akan menerima biretta merah pada Konsistori bulan Desember mendatang berkurang dari 21 menjadi 20 orang.[2]
Referensi
Pranala luar
(Inggris) Entri Paskalis Bruno Syukur pada situs web Catholic-Hierarchy
(Inggris) Entri Paskalis Bruno Syukur pada situs web Giga Catholic
Kata Kunci Pencarian:
- Paskalis Bruno Syukur
- Keuskupan Bogor
- Christophorus Tri Harsono
- Ignatius Suharyo
- Ranggu, Kuwus Barat, Manggarai Barat
- Cosmas Michael Angkur
- Fransiskus Nipa
- Konferensi Waligereja Indonesia
- Robertus Rubiyatmoko
- Antonius Subianto Bunjamin
- Paskalis Bruno Syukur
- List of current cardinals
- Roman Catholic Diocese of Bogor
- Bishops' Conference of Indonesia
- Cardinals created by Francis
- Christophorus Tri Harsono
- Vincentius Sutikno Wisaksono
- Robertus Rubiyatmoko
- Cosmas Michael Angkur
- Hubertus Leteng