- Source: Pelayaran Christopher Columbus
Antara tahun 1492 sampai 1504, Kristofer Kolumbus, penjelajah asal Italia, memimpin empat kali pelayaran jelajah Spanyol mengarungi Samudra Antlantik ke Benua Amerika. Pelayaran-pelayaran jelajah tersebut memelopori penyebarluasan pengetahuan akan Dunia Baru. Terobosan ini menjadi titik anjak suatu zaman baru yang disebut Abad Penjelajahan. Pada kurun waktu inilah terjadi kolonisasi Benua Amerika, pertukaran biologis yang berkaitan dengannya, dan usaha dagang lintas Atlantik. Peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan berbagai dampak dan konsekuensi yang masih membekas sampai sekarang, dan kadang-kadang dirujuk sebagai tonggak sejarah penanda awal zaman modern.
Kristofer Kolumbus adalah navigator kelahiran Republik Genova yang melakukan pelayaran jelajah bagi kepentingan Daulat Mahkota Kastila (cikal bakal Kerajaan Spanyol modern) dalam rangka mencari jalur barat menuju Hindia, negeri di Asia Timur yang dibayangkan sebagai sumber rempah-rempah dan berbagai macam barang berharga buatan Dunia Timur yang kala itu hanya mungkin didapatkan dengan susah payah lewat jalur-jalur darat. Salah satu faktor yang memupuk ambisi Kolumbus untuk meneroka Asia adalah karya tulis Marco Polo, petualang Italia yang hidup pada abad ke-13. Kolumbus tidak pernah mengakui kegagalannya mewujudkan ambisi tersebut, bahkan tidak jemu-jemunya mengaku sudah berhasil sampai ke Hindia Timur, seraya menunjukkan bukti-bukti yang ia anggap membenarkan pengakuannya. Sejak saat itulah, Kepulauan Karibia dikenal dengan sebutan Hindia Barat.
Semasa Kristofer Kolumbus melakukan pelayaran-pelayaran jelajahnya, Benua Amerika didiami bangsa-bangsa pribumi Amerika. Tidak lama seusai perjumpaan perdana bangsa Eropa dengan bangsa-bangsa pribumi Amerika, berjangkitlah penyakit-penyakit khas Erasia seperti cacar yang menumpas populasi-populasi pribumi. Dengan memperbudak dan berlaku brutal terhadap orang-orang pribumi dalam kisaran ribuan jiwa, Columbus turut berpartisipasi dalam usaha Spanyol menaklukkan Benua Amerika.
Kolumbus wafat pada tahun 1506, dan Benua Amerika mendapatkan namanya pada tahun 1507, diambil dari nama Amerigo Vespucci, orang yang menyadari bahwa negeri yang didatangi Columbus sesungguhnya adalah sebuah benua tersendiri. Usaha mencari jalur barat menuju Asia baru tuntas pada tahun 1521, ketika pelayaran jelajah Spanyol lainnya, ekspedisi Magellanus-Elcano, berhasil mengarungi Samudra Pasifik dan sampai ke Asia Tenggara. Pelayaran jelajah Magellanus-Elcano dilanjutkan ke barat sampai kembali berlabuh di Eropa, dan dengan demikian menuntaskan pelayaran keliling dunia yang pertama.
Latar belakang
Banyak orang Eropa pada masa hidup Columbus menyangka bahwa daratan besar Eropa-Asia dikelilingi satu samudra luas tanpa diselang daratan lain, kendati para pelaut Skandinavia pernah mengolonisasi beberapa daerah di Amerika Utara, dimulai dengan kolonisasi Tanah Hijau sekitar tahun 986. Bangsa Skandinavia melanggengkan keberadaannya di Amerika Utara selama ratusan tahun, tetapi kontak-kontak yang menghubungkan permukiman-permukiman mereka di Amerika Utara dengan Benua Eropa terputus sama sekali pada awal abad ke-15.
Sampai dengan pertengahan abad ke-15, bangsa Eropa masih leluasa melintasi jalur darat yang aman menuju Tiongkok dan India, negeri-negeri penghasil aneka barang berharga semisal sutra, rempah-rempah, dan candu, karena jalur tersebut masih dikuasai kemaharajaan bangsa Mongol (zaman Pax Mongolica, atau zaman sentosa Mongol). Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Usmani pada tahun 1453, jalur darat menuju Asia (Jalur Sutra) kian lama kian sukar diakses lantaran para saudagar Kristen dilarang menjalankan usaha di wilayah kedaulatan bangsa Turki.
Portugal adalah negara Eropa yang paling berminat menjajaki jalur-jalur laut, sementara negara jirannya, Kastila (cikal bakal negara Spanyol), agak terlambat melakukan hal yang sama lantaran masih sibuk berjuang mengusir penjajah Moro. Keadaan ini berlarut sampai akhir abad ke-15, yakni sampai terjadinya penyatuan wangsa lewat perkawinan Ratu Kastila dan Raja Aragon (Isabel I dan Ferrando II, yang dijuluki "Para Prabu Katolik") pada tahun 1469, dan tuntasnya Reconquista pada tahun 1492, ketika Para Prabu Katolik berhasil menaklukkan Emirat Granada, kerajaan bangsa Moro yang memasok barang-barang produksi Afrika ke Kastila lewat upeti. Negara bangsa Spanyol yang sedang tumbuh menjadi kemaharajaan itu memutuskan untuk mendanai ekspedisi Columbus dengan harapan menemukan jalur-jalur dagang baru sekaligus untuk mengakali berbagai rintangan yang sudah ditancapkan Portugal di Afrika dan Samudra Hindia dengan bula Aeterni Regis tahun 1481.
= Rencana navigasi
=Untuk menanggapi kebutuhan akan jalur baru menuju Asia, pada dasawarsa 1480-an, Columbus bersaudara, Christopher dan Bartolomeus, menyusun rencana perjalanan menuju Hindia (kala itu dianggap mencakup seluruh kawasan selatan dan timur Benua Asia) dengan cara berlayar lurus ke arah barat melintasi Samudra Atlantik, yang kala itu dibayangkan sebagai perairan mahaluas yang tidak diselangi daratan apa pun dan dikenal dengan sebutan "Laut Okeanos". Sekitar tahun 1481, kosmograf Firenze, Paolo dal Pozzo Toscanelli, mengirimi Columbus selembar peta yang memuat gambar rute semacam itu, yakni rute pelayaran melintasi samudra luas yang tidak diselangi daratan selain pulau mitos Antilia. Pada tahun 1484, di Pulau La Gomera, Kepulauan Kanari, yang sedang ditaklukkan Kastila, Columbus mendengar omongan penduduk El Hierro bahwa konon ada segugusan pulau nun jauh di sebelah barat sana.
Anggapan salah kaprah bahwa Columbus kesulitan mencari penyandang dana yang bersedia mewujudkan rencana pelayarannya lantaran bangsa Eropa menyangka Bumi itu datar dapat dilacak sumbernya sampai ke salah satu kampanye perlawanan terhadap agama Kristen Katolik yang dilancarkan umat Protestan pada abad ke-17. Anggapan keliru ini dipopulerkan lewat karya-karya tulis, misalnya biografi Columbus karangan Washington Irving yang terbit tahun 1828, padahal pengetahuan akan bentuk Bumi yang bulat sudah tersebar luas kala itu, lantaran sudah menjadi opini ilmiah yang umum pada zaman Yunani Kuno dan terus menuai dukungan sepanjang Abad pertengahan. Sebagai contoh, pujangga Beda memaparkan perihal bentuk Bumi yang bulat di dalam karya tulisnya, De Temporum Ratione (Perihal Perhitungan Waktu). Navigasi bahari primitif pada masa hidup Columbus mengandalkan pengamatan bintang maupun lekuk permukaan Bumi.
Estimasi diameter Bumi dan jarak tempuh
Eratostenes sudah menghitung diameter Bumi dengan cukup tepat pada abad ke-2 SM, dengan menggunakan astrolab, alat yang sudah tidak asing lagi bagi para cendekiawan maupun para navigator pada masa itu. Perbedaan pandangan Columbus dari pandangan yang berterima umum pada masa hidupnya terletak pada asumsinya yang keliru bahwa diameter bumi sesungguhnya jauh lebih pendek, sehingga ia mengklaim bahwa mudah saja orang pergi ke Asia dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Kebanyakan sarjana kala itu berpegang kepada pandangan Ptolemeus bahwa massa daratan dunia (bagi bangsa Eropa kala itu, terdiri atas Erasia dan Afrika) menutupi 180 derajat pada bola dunia, sehingga menolak klaim Columbus bahwa ukuran Bumi jauh lebih kecil daripada anggapan mereka, dan bahwasanya Asia cuma berjarak beberapa ribu mil laut dari Eropa Barat.
Columbus mempercayai perhitungan keliru Marinus dari Tirus, bahwasanya massa daratan dunia menutupi 225 derajat pada bola dunia, dan hanya tersisa 135 derajat yang ditutupi perairan. Selain itu, Columbus keliru memahami panjang bujur menurut perhitungan Alfraganus, lantaran astronom Arab itu menggunakan satuan mil Arab (kira-kira 1.830 m) sementara Columbus menggunakan satuan mil Italia (kira-kira 1.480 m). Panjang bujur menurut perhitungan Alfraganus adalah 56⅔ mil Arab (66,2 mil laut). Inilah sebabnya Columbus memperkirakan bahwa ukuran Bumi hanya sekitar 75% dari hasil perhitungan Eratostenes, dan jarak tempuh dari Kepulauan Kanari ke Jepang hanya sejauh 2.400 mil laut (kira-kira 23% dari jarak tempuh yang sesungguhnya).
Angin pasat
Salah satu unsur penting di dalam pelayaran Columbus adalah angin pasat. Columbus berencana mula-mula berlayar ke Kepulauan Kanari, kemudian melanjutkan pelayaran ke barat dengan memanfaatkan tolakan angin pasat timur laut. Pelayaran pulang ke Spanyol bakal menentang arah angin. Teknik berlayar menentang arah angin sangat sukar dilakukan, bahkan kapal nyaris tidak maju-maju. Untuk dapat melakukan pelayaran pulang yang efektif, semestinya Columbus mengikuti arah angin pasat yang melengkung ke arah timur laut menuju garis-garis lintang tengah Atlantik Utara. Dari situ ia dapat memanfaatkan tolakan angin baratan yang bertiup ke timur menuju pesisir Eropa Barat.
Tampaknya teknik navigasi untuk mengarungi Samudra Atlantik ini pertama kali dimanfaatkan bangsa Portugis, yang menyebutnya volta do mar (putar balik laut). Meskipun demikian, Columbus belum sepenuhnya menguasai pengetahuan tentang pola-pola hembusan angin di Samudra Atlantik saat melakukan pelayaran pertama. Dengan berlayar lurus ke arah barat dari Kepulauan Kanari pada musim topan, menyusuri garis-garis khayal yang disebut "lintang kuda" Atlantik Tengah, Columbus sesungguhnya menghadapi risiko mati angin atau diterjang siklon tropis. Kebetulan saja kedua-duanya tidak terjadi.
= Mencari penyandang dana
=Sekitar tahun 1484, Raja Portugal, João II, menyerahkan proposal Columbus kepada kaum cerdik pandai di kerajaannya untuk diteliti. Para cendekiawan Portugis menolak proposal itu karena jarak tempuh 2.400 mil laut menurut estimasi Columbus mereka pandang kurang lebih empat kali lebih pendek daripada jarak tempuh yang sesungguhnya (pandangan mereka memang tepat).
Pada tahun 1486, Columbus diberi kesempatan menghadap Para Prabu Katolik Columbus memaparkan rencana yang disusunnya kepada Ratu Isabel, dan Ratu Isabel meneruskannya kepada satu panitia peneliti yang pada akhirnya menilai jarak tempuh menuju Asia menurut perhitungan Columbus jauh lebih pendek daripada jarak tempuh yang sesungguhnya. Dengan menyatakan gagasan Columbus tidak praktis, mereka menasihati Para Prabu Katolik untuk tidak mengabulkan proposal Columbus. Agar Columbus tidak menawarkan gagasannya ke mana-mana, dan mungkin juga agar opsi mereka tetap terbuka, Para Prabu Katolik memberinya tunjangan dengan jumlah total 14.000 maravedí untuk tahun itu, atau kurang lebih sejumlah gaji tahunan seorang kelasi.
Pada tahun 1488, Columbus sekali lagi mengajukan proposal kepada pemerintah Portugal, dan dijawab dengan undangan menghadap Raja João II. Proposalnya sekali lagi ditolak. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena tidak lama sesudah Columbus mengajukan proposalnya, Bartolomeus Dias kembali berlabuh di Portugal sesudah berhasil berlayar melewati ujung selatan Benua Afrika. Dengan rute laut ke arah timur di dalam genggaman, Portugal tidak lagi berminat merintis jalur dagang ke arah barat menuju Asia melintasi perairan yang belum dikenal.
Pada bulan Mei 1489, Ratu Isabel mengirimi Columbus 10.000 maravedis lagi, dan pada tahun itu juga Para Prabu Katolik menerbitkan sepucuk surat kuasa kepada Columbus yang mewajibkan semua kota besar maupun kecil di dalam wilayah kedaulatan mereka untuk menyediakan makanan dan penginapan secara cuma-cuma bagi Columbus.
Ketika angkatan perang Kastila sudah hampir meraih kemenangan atas pasukan Moro Emirat Granada, Columbus menerima undangan dari majelis istana Spanyol untuk kembali membahas gagasannya. Ia tinggal di perkemahan Raja Ferrao sambil menunggu panggilan menghadap sampai bulan Januari 1492, ketika Para Prabu Katolik berhasil menundukkan Granada. Sidang pembahasan di bawah pimpinan Hernando de Talavera, padri pengakuan dosa Ratu Isabel, menilai proposal Columbus untuk berlayar ke Hindia tidaklah begitu meyakinkan. Columbus sudah berangkat ke Prancis ketika Raja Ferrao mengintervensi sidang pembahasan, dengan memerintahkan Padri Talavera dan Uskup Diego Deza untuk memohon titah Paduka Ratu. Ratu Isabel akhirnya dapat diyakinkan Luis de Santángel, panitera Raja Ferrao, yang memperingatkan bahwa Columbus bakal memboyong gagasannya ke tempat lain. Luis de Santángel bahkan menawarkan diri untuk membantu mengurus pendanaan. Ratu Isabel mengutus seorang pengawal istana untuk menjemput Columbus yang saat itu sudah beberapa kilometer jauhnya dalam perjalanan menuju Kordoba.
Di dalam "Kapitulasi Santa Fe" bulan April 1492, Columbus dijanjikan gelar "Laksamana Laut Okeanos" dan jabatan raja muda sekaligus kepala pemerintahan atas negeri-negeri baru yang diklaim dan dikolonisasi bagi Daulat Mahkota. Ia juga dijanjikan jatah sepersepuluh dari seluruh pendapatan pemerintah di negeri-negeri baru tersebut secara berkesinambungan apabila berhasil. Ia bahkan berhak mengajukan tiga nama calon untuk dipilih Para Prabu Katolik menjadi pemegang tiap-tiap jabatan di negeri-negeri itu. Semua janji tersebut memang terkesan sangat muluk, tetapi putra Columbus kemudian hari mengemukakan di dalam tulisannya bahwa Para Prabu Katolik sesungguhnya tidak yakin Columbus bisa pulang dengan selamat.
Sejarah
= Pelayaran pertama (1492–1493)
=Untuk berlayar ke arah barat demi mencari jalan pintas menuju Oriens (Dunia Timur), Columbus dan anak buahnya menggunakan tiga buah kapal ukuran sedang. Yang paling besar di antaranya adalah Santa María, kapal jenis kerakah yang dimiliki sekaligus dinakhodai Juan de la Cosa dengan arahan langsung dari Columbus. Selebihnya adalah dua kapal jenis karawal, yang satu sudah tidak diketahui namanya, tetapi diberi julukan La Pinta (Si Menor), sementara yang satu lagi bernama Santa Clara dan dijuluki La Niña (Si Nona), mungkin mengacu kepada nama marga pemiliknya, Juan Niño asal Moguer. Kedua kapal itu dinakhodai Pinzón bersaudara, yakni Martín Alonso (nakhoda Pinta) dan Vicente Yáñez (nakhoda Niña). Pada pagi hari, tanggal 3 Agustus 1492, Columbus bertolak meninggalkan Palos de la Frontera, menghiliri Rio Tinto yang bermuara ke Samudra Atlantik.
Tiga hari kemudian, pada tanggal 6 Agustus 1492, kemudi Pinta patah. Martín Alonso Pinzón curiga kalau Pinta disabotase pemiliknya sendiri yang takut meneruskan pelayaran. Awak kapal berhasil menguatkan kemudi untuk sementara waktu dengan ikatan tambang, sehingga Pinta dapat melanjutkan pelayaran sampai berlabuh di Kepulauan Kanari pada tanggal 9 Agustus. Sesudah mengganti kemudi di Pulau Kanari Besar, Pinta kembali berlabuh bersama kapal-kapal lain di La Gomera, tempat perangkat layar latin Niña diganti dengan perangkat layar persegi yang standar. Sesudah pemuatan akhir perbekalan dan perlengkapan dituntaskan, ketiga kapal bertolak meninggalkan San Sebastián de La Gomera pada tanggal 6 September, mengarungi Samudra Atlantik ke arah barat yang ternyata memakan waktu lima minggu.
Sebagaimana dijabarkan di dalam rangkuman buku harian Columbus yang ditulis Bartolomé de las Casas, Columbus mencatat jarak tempuh terkait pelayaran mengarungi samudra dalam dua satuan ukur, yakni satuan ukur yang biasa ia gunakan dan satuan ukur liga laut Portugis yang digunakan anak buahnya. Menurut Las Casas, Columbus sengaja menginformasikan jarak tempuh yang lebih pendek kepada anak buahnya agar mereka tidak khawatir berlayar terlalu jauh dari Spanyol, tetapi Oliver Dunn dan James Kelley menganggap pandangan ini hanyalah kesalahpahaman Las Casas.
Pada tanggal 13 September 1492, Columbus melihat jarum kompasnya tidak lagi menunjuk ke arah Bintang Utara. Dulu orang menyangka bahwa Columbus telah menemukan deklinasi magnetis, tetapi kemudian hari terbukti bahwa fenomena tersebut sudah lama dikenal manusia, baik di Eropa maupun di Tiongkok.
Menemukan Benua Amerika
Sesudah 29 hari tidak melihat tanda-tanda keberadaan daratan, pada tanggal 7 Oktober 1492, awak kapal melihat "sekawanan besar burung". Awak kapal menangkap beberapa ekor di antaranya, dan memastikan bahwa burung-burung itu termasuk jenis unggas "darat" (kemungkinan besar burung gajahan eskimo dan burung cerek mas amerika). Columbus mengubah arah haluan mengikuti arah terbang kawanan burung itu.
Pada tanggal 11 Oktober, Columbus mengubah arah haluan ke barat dan berlayar semalam suntuk, lantaran yakin tidak lama lagi bakal menemukan daratan. Sekitar pukul 10 malam, Columbus merasa melihat cahaya "seperti nyala lilin kecil yang berkedip-kedip". Empat jam kemudian, tampak daratan di bawah sinar bulan, dilihat seorang kelasi Pinta bernama Rodrigo de Triana (alias Juan Rodríguez Bermejo), yang langsung berteriak memberitahu seisi kapal. Sesudah memastikan bahwa yang dilihat Triana benar-benar adalah daratan, nakhoda Pinta, Martín Alonso Pinzón, mengabari Columbus dengan meletuskan sepucuk meriam Lombarda. Kemudian hari Columbus mengaku sebagai orang pertama yang melihat daratan, sehingga mendapatkan upah tahunan yang dijanjikan sebesar 10.000 maravedí.
Columbus menamakan pulau itu, San Salvador (sekarang di Kepulauan Bahama), tetapi penduduk pribumi sudah menamakannya Guanahani. Menurut Samuel Eliot Morison, Pulau San Salvador adalah satu-satunya pulau yang cocok dengan posisi yang dijabarkan Columbus di dalam buku hariannya. Columbus menjabarkan pertemuan perdana dengan masyarakat pribumi di dalam catatan hariannya, tanggal 12 Oktober 1492, sebagai berikut:
Saya lihat banyak lelaki memiliki bekas-bekas luka pada tubuhnya, dan saat saya menanyakan sebabnya lewat gerak-gerik isyarat, mereka menjawab dengan isyarat bahwa orang-orang dari pulau-pulau sekitar datang ke San Salvador untuk menangkap mereka; dengan sekuat tenaga mereka berusaha membela diri. Saya yakin kalau orang-orang dari daratan utama datang ke mari karena ingin menangkap mereka untuk dijadikan budak. Mereka pasti bisa dijadikan pelayan-pelayan yang baik dan terampil, karena mereka cepat sekali mengulangi perkataan apa saja yang kami ucapkan kepada mereka. Saya rasa mereka mudah sekali dikristenkan, karena tampaknya mereka tidak beragama. Jika Tuhan mengizinkan, akan saya bawa enam orang untuk Paduka berdua saat bertolak nanti, agar mereka bisa belajar bahasa kita.
Columbus menggunakan istilah indios (orang India) untuk menyebut masyarakat pribumi lantaran menyangka sudah sampai di Hindia Timur. Kekeliruan inilah yang menyebabkan Kepulauan Karibia disebut "Hindia Barat". Columbus mula-mula berjumpa dengan masyarakat suku Lukayos, suku Taíno, dan suku Arawak. Lantaran melihat anting-anting emas di telinga mereka, Columbus menawan beberapa orang Arawak dan memaksa mereka memandu jalan menuju sumber emas. Columbus menyadari bahwa senjata-senjata dan taktik-taktik militer masyarakat pribumi yang masih bertaraf primitif membuat mereka dapat ditundukkan dengan mudah.
Columbus mengamati peri kehidupan dan kebudayaan masyarakat pribumi. Ia menyempatkan diri menjelajahi kawasan pesisir timur laut Kuba setelah mendarat di pulau itu pada tanggal 28 Oktober 1492. Ia juga menjelajahi kawasan pesisir barat laut Hispanyola, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah negara Haiti, pada tanggal 5 Desember 1492. Di Hispanyola, kapal Santa Maria dihela ke darat pada Hari Natal, tanggal 25 Desember 1492, dan terpaksa ditinggalkan. Kedatangan Columbus disongsong masyarakat suku cacique Guacanagari, yang mengizinkannya meninggalkan beberapa orang anak buah di pulau itu. Columbus meninggalkan 39 orang anak buahnya, termasuk Luis de Torres si penerjemah, dan mendirikan permukiman La Navidad. Ia melanjutkan pelayaran menyusuri perairan pesisir utara Hispanyola dengan satu kapal saja, sampai berjumpa dengan Pinzón dan Pinta pada tanggal 6 Januari.
Pada tanggal 13 Januari 1493, Columbus singgah untuk terakhir kalinya dalam pelayarannya di perairan Benua Amerika, yakni di Teluk Rincón yang terletak di ujung timur Semenanjung Samaná, kawasan timur laut Hispanyola. Di sana ia berjumpa dengan masyarakat suku Ciguayos, satu-satunya kelompok masyarakat pribumi yang mempertahankan diri dengan kekerasan selama pelayaran Columbus ke Benua Amerika. Orang-orang Ciguayo menolak menjual sejumlah busur dan anak panah yang diinginkan Columbus. Dalam aksi kekerasan yang timbul akibat penolakan itu, satu orang Ciguayo mendapatkan luka tusuk di bokong dan seorang lagi terkena anak panah di dada. Karena peristiwa ini dan karena orang-orang Ciguayo menggunakan anak panah, Columbus menamakan tempat itu "Teluk Anak Panah". Columbus bertolak pulang ke Spanyol pada tanggal 16 Januari 1493.
Empat orang pribumi yang dinaikkan ke atas Niña di Semenanjung Samaná memberi tahu Columbus tentang daratan yang ia terjemahkan menjadi Isla de Carib (kemungkinan besar Puerto Riko), yang konon dihuni suku Karib pemakan orang, dan juga tentang Matinino, pulau yang hanya dihuni kaum perempuan. Columbus menyamakan Matinino dengan pulau khusus perempuan di Samudra Hindia yang diceritakan di dalam buku petualangan Marco Polo.
Kepulangan pertama
Dalam pelayaran pulang ke Spayol, Niña dan Pinta diamuk badai paling parah yang pernah dialaminya selama digunakan berlayar. Pada tanggal 13 Februari, kontak di antara keduanya terputus. Semua penumpang Niña bernazar bakal berziarah ke gereja Bunda Maria terdekat di mana pun mereka berhasil mendarat dengan selamat. Pada pagi hari, tanggal 15 Februari, daratan tampak membayang di cakrawala. Columbus yakin bahwa mereka sedang mendekati Kepulauan Azores, tetapi awak kapal lainnya merasa mereka sudah menjauh dari kawasan utara kepulauan itu. Columbus terbukti benar. Pada malam hari, tanggal 17 Februari, Niña menurunkan jangkar di Pulau Santa Maria, tetapi rantainya rusak lantaran menghantam bebatuan tajam. Columbus terpaksa membiarkan kapal terkatung-katung di laut lepas sampai pagi tiba, sehingga dapat mencari tempat yang lebih aman untuk menurunkan jangkar. Beberapa orang kelasi berlayar dengan perahu ke pantai dan mendapatkan informasi dari penduduk pulau tentang tempat yang jauh lebih aman lagi untuk mendarat, oleh karena itu Niña sekali lagi berpindah labuh. Di titik labuh yang baru, beberapa penduduk pulau yang sudah berkumpul di pantai sambil membawa makanan dinaikan Columbus ke atas kapal. Ia memberi tahu mereka bahwa anak buahnya ingin mendarat untuk membayar nazar. Penduduk pulau memberi tahu Columbus bahwa tidak jauh dari situ ada sebuah rumah ibadat kecil yang dibaktikan kepada Bunda Maria.
Columbus mengirim setengah dari keseluruhan awak ke darat untuk menunaikan nazar mereka, tetapi ia bersama awak kapal selebihnya tetap tinggal di atas Niña. Awak yang tetap tinggal di atas kapal akan ia kirim ke darat sesudah rekan-rekan mereka pulang. Saat berziarah, rombongan pertama ditawan penduduk setempat atas perintah pemimpin pulau tersebut, João de Castanheira, tampaknya lantaran khawatir para awak tersebut adalah gerombolan bajak laut. Castanheira bersama beberapa anak buah yang dipersenjatai berlayar ke Niña dengan perahu rombongan pertama dengan maksud membekuk Columbus. Pecah perang mulut di antara kedua belah pihak. Columbus tidak mengizinkan Castanheira untuk naik ke kapal, sementara Castanheira menandaskan bahwa ia tidak percaya maupun peduli apa pun pernyataan Columbus tentang jati dirinya, terutama pernyataan Columbus bahwa ia benar-benar datang dari Spanyol. Castanheira akhirnya kembali ke darat. Meskipun demikian, Castanheira membebaskan para tawanan dua hari kemudian karena mereka tidak mengakui dakwaan yang dituduhkan kepada mereka dan karena ia tidak dapat membekuk Columbus, target yang sesungguhnya ia incar. Kemudian hari muncul klaim-klaim yang mengatakan bahwa Columbus juga ikut tertanggap, tetapi klaim-klaim tersebut tidak didukung keterangan di dalam buku harian Columbus.
Columbus bertolak meninggalkan Pulau Santa Maria di kepulauan Azores pada tanggal 23 Februari. Ia berlayar menuju Spanyol-Kastila, tetapi dibelokkan badai ke Lisboa. Ia melabuhkan Niña di sebelah kapal patroli pelabuhan milik raja pada tanggal 4 Maret 1493, dan mendengar kabar bahwa badai yang sama telah menelan satu armada yang terdiri atas 100 karawal. Yang mencengangkan, baik Niña maupun Pinta bisa melewati badai dan berlabuh dengan selamat. Karena tidak dapat menemui Raja João II di Lisboa, Columbus menulis sepucuk surat kepadanya dan menunggu balasan sang raja. Sesudah menerima surat itu, Raja João II berkenan ditemui Columbus di Vale do Paraíso, kendati Portugal tidak begitu rukun dengan Kastila pada masa itu. Sesudah memafhumi temuan-temuan Columbus, Raja João II menyampaikan kepadanya bahwa ia yakin pelayaran tersebut sudah menyalahi Perjanjian Alcáçovas tahun 1479. Sesudah lebih dari seminggu berlabuh di Portugal, Columbus bertolak menuju Spanyol. Ia menghadap Para Prabu Katolik di Barcelona pada tanggal 15 Maret 1493 untuk melaporkan temuan-temuannya.
Di hadapan Para Prabu Katolik, Columbus memamerkan barang-barang bawaannya, antara lain contoh bijih emas, mutiara, perhiasan emas masyarakat pribumi, beberapa orang Taíno yang ia culik, bunga-bungaan, dan sebuah petiduran gantung. Kepada Para Prabu Katolik ia persembahkan sejumlah kecil bijih emas, perhiasan emas, butir-butir mutiara, kalkun, buah nanas, dan tumbuhan tembakau yang sebelumnya tidak dikenal bangsa Eropa. Para Prabu Katolik berkenan mengundang Columbus untuk bersantap malam bersama. Ia tidak membawa pulang satu jenis pun dari rempah-rempah Hindia Timur yang diidam-idamkan orang dan luar biasa mahal harganya, misalnya merica hitam, sunti halia, atau cengkih. Di dalam buku hariannya, Columbus mencatat bahwa "ada juga banyak 'ají', yakni merica mereka, yang lebih berharga daripada merica hitam, dan semua orang tidak makan benda lain, benda ini berkhasiat menyehatkan badan".
Saat pertama kali mendarat di Benua Amerika, Columbus sudah menulis surat kepada Para Prabu Katolik yang berisi tawaran untuk memperbudak beberapa orang pribumi Amerika. Meskipun Columbus mungkin saja akan diizinkan Para Prabu Katolik untuk memperbudak suku Karib lantaran kanibalisme dan perilaku agresif mereka terhadap suku Taíno yang cinta damai, saat itu Columbus belum bertemu dengan mereka dan hanya memberangkatkan beberapa orang Taínos ke Spanyol untuk dihadapkan kepada Para Prabu Katolik. Di dalam surat yang ia tulis pada pelayaran pertama dan dialamatkan kepada majelis istana Kerajaan Spanyol, Columbus bersikukuh sudah berhasil mencapai Asia, dengan menandaskan bahwa Pulau Hispanyola terletak di perairan lepas pantai Tiongkok. Ia menjabarkan potensi kekayaan negeri itu, dan memaparkan pandangannya bahwa masyarakat pribumi sudah siap sedia memeluk agama Kristen. Uraian-uraian Columbus di dalam surat-surat tersebut, yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan tersebar ke mana-mana, terlampau dibagus-baguskan, khususnya uraian tentang emas yang diduga berlimpah ruah:
Hispanyola adalah mukjizat. Gunung maupun bukitnya, padang maupun lembahnya, subur dan permai ... sukar dipercaya pelabuhan-pelabuhannya ternyata baik, dan ada banyak sungai besar yang rata-rata mengandung emas. ... Ada banyak rempah-rempah, juga tambang-tambang besar emas dan aneka logam lain...
= Pelayaran kedua (1493–1496)
=Tujuan dari pelayaran kedua yang diberitakan kepada khalayak ramai adalah untuk mengajak orang-orang pribumi Benua Amerika memeluk agama Kristen. Sebelum bertolak meninggalkan Spanyol, Columbus diwanti-wanti Para Prabu Katolik untuk membina hubungan persahabatan, bahkan hubungan silih asih, dengan masyarakat pribumi. Columbus bertolak dari Cádiz, Spanyol, pada tanggal 25 September 1493.
Armada pelayaran kedua jauh lebih besar, terdiri atas dua naos dan 15 karawal. Kedua naos adalah kapal bendera Marigalante (Maria Perwira) dan Gallega, sementara kelima belas karawal adalah Fraila (Si Biarawati), San Juan, Colina (Si Bukit), Gallarda (Si Gagah), Gutierre, Bonial, Rodriga, Triana, Vieja (Si Tua), Prieta (Si Hitam), Gorda (Si Gendut), Cardera, dan Quintera. Niña kembali diikutsertakan dalam ekspedisi ini, demikian pula sebuah kapal dengan nama Pinta yang mungkin sama dengan Pinta ekspedisi pertama. Selain itu, dalam ekspedisi kedua ini, untuk pertama kalinya bangsa Eropa membangun kapal di Benua Amerika. Kapal tersebut diberi nama Santa Cruz atau India.
Jelajah Karibia
Pada tanggal 3 November 1493, Christopher Columbus mendarat di pantai berbatu sebuah pulau yang ia beri nama Dominica. Pada hari itu juga ia mendarat di pulau lain, yang ia beri nama Santa María la Galante. Sesudah berlayar melewati Les Saintes (Todos los Santos), ia tiba di Guadeloupe (Santa María de Guadalupe), yang ia jelajahi antara tanggal 4 sampai 10 November 1493. Kepastian jalur pelayaran Columbus di perairan kepulauan Antillen Kecil masih diperdebatkan, tetapi agaknya Columbus putar haluan ke utara, mendapati keberadaan banyak pulau dan menamai pulau-pulau itu, antara lain Santa María de Montserrat (Montserrat), Santa María la Antigua (Antigua), Santa María la Redonda (Saint Martin), dan Santa Cruz (Saint Croix, pada tanggal 14 November). Ia juga mendapati keberadaan gugusan-gugusan pulau yang ia beri nama Santa Úrsula y las Once Mil Vírgenes (Kepulauan Perawan) dan Kepulauan Virgen Gorda.
Dari atas kapal Santa Cruz, orang-orang Eropa melihat sebuah beberapa lelaki dan dua orang perempuan suku Karib di dalam sebuah perahu. Dua orang lelaki ditangkap dan dikebiri. Orang-orang Eropa mengejar mereka tetapi dihadang tetapi dihalau dengan anak-anak panah yang ditembakkan orang-orang lelaki maupun perempuan, sampai-sampai setidaknya satu orang eropa terluka parah dan wafat seminggu kemudian. Orang-orang Eropa membunuh kalau bukan menawan seisi perahu. Salah seorang di antaranya tewas dipenggal. Seorang lagi dijatuhkan dari atas geladak kapal, dan ketika orang itu terlihat merangkak pergi membawa isi perutnya, orang-orang Arawak menasihati orang-orang Eropa untuk menangkapnya kembali agar tidak dapat memberi peringatan kepada warga sukunya. Orang itu sekali lagi dijatuhkan dari atas geladak kapal, dan akhirnya tewas dihujani anak panah. Sahabat Columbus sejak kecil, Michele da Cuneo, menurut pengakuannya sendiri, berhasil menawan satu orang perempuan pada peristiwa penyerbuan itu. Atas izin Columbus, perempuan itu ia jadikan budaknya, yang kemudian ia pukuli dan perkosa.
Armada Columbus melanjutkan pelayaran ke Antillen Besar, dan mendarat di Pulau San Juan Bautista, sekarang Puerto Rico, pada tanggal 19 November 1493. Diego Álvarez Chanca meriwayatkan bahwa di pulau inilah orang-orang Eropa menyelamatkan beberapa orang dari antara sekurang-kurangnya 20 orang perempuan yang ditawan orang-orang Karib setempat untuk dijadikan budak nafsu. Perempuan-perempuan itu menjelaskan bahwa semua tawanan pria sudah habis dimakan, bahkan anak-anak lelaki mereka dikebiri dan diperbudak orang-orang Karib sampai cukup dewasa untuk dianggap layak disantap. Orang-orang Eropa menyelamatkan tiga orang dari antara anak-anak itu.
Hispanyola dan Jamaika
Pada tanggal 22 November, Columbus bertolak dari San Juan Bautista menuju Hispanyola. Keesokan paginya, satu orang pribumi yang dibawa ke Spanyol pada pelayaran perdana akhirnya dipulangkan ke Teluk Samaná. Armada berlayar kira-kira 170 mil selama dua hari, dan di Monte Cristi, didapati empat jenazah laki-laki; salah satunya tampak berjanggut sehingga diduga jenazah orang Spanyol. Pada malam hari tanggal 27 November, meriam-meriam diletuskan dan cerawat-cerawat ditembakkan untuk memberi isyarat kepada La Navidad, tetapi tidak ada tanggapan. Serombongan perahu di bawah pimpinan salah seorang saudara sepupu Guacanagari membawa dua buah topeng emas untuk diserahkan kepada Columbus seraya mengabarkan bahwa Guacanagari sudah dilukai kepala suku lain, Caonabo, dan selain dari beberapa orang Spanyol tewas akibat sakit penyakit dan pertengkaran, anak buah Columbus selebihnya baik-baik saja. Keesokan harinya, armada mendapati sisa-sisa benteng Navidad yang dibumihanguskan, dan saudara sepupu Guacanagari akhirnya berterus terang bahwasanya orang-orang Eropa sudah habis dibantai Caonabo. Orang-orang pribumi yang lain menunjukkan beberapa jenazah lain kepada orang-orang Spanyol, dan mengatakan bahwa orang-orang itu "masing-masing sudah mengambil tiga atau empat orang perempuan". Kendati Guacanagari dicurigai, lambat laun tersingkap bahwa dua dari antara orang-orang Spanyol tersebut telah membentuk gerombolan yang nekat membunuh demi mendapatkan emas dan perempuan, sehingga membangkitkan amarah Caonabo. Armada kemudian sedapat mungkin berlayar melawan arah angin sejauh 32 mil selama 25 hari, dan akhirnya sampai ke sebuah dataran di pesisir utara Hispanyola pada tanggal 2 Januari 1494. Di tempat itu mereka dirikan perkampungan yang diberi nama La Isabela. Columbus menyempatkan diri untuk menjelajahi kawasan pedalaman pulau untuk mencari emas. Sesudah menemukan sedikit emas, ia membangun sebuah benteng kecil di pedalaman.
Columbus bertolak dari Hispanyola pada tanggal 24 April 1494, dan tiba di Pulau Kuba (yang ia namakan Juana pada pelayaran perdananya) pada tanggal 30 April, dan di Discovery Bay, Jamaika, pada tanggal 5 Mei. Ia menjelajahi daerah pesisir selatan Kuba, yang ia sangka salah satu semenanjung di Tiongkok alih-alih sebuah pulau, juga sejumlah pulau di sekitarnya termasuk La Evangelista (Pulau Pemuda), sebelum kembali ke Hispanyola pada tanggal 20 Agustus.
Perbudakan, para pemukim, dan upeti
Bagi kepentingan Ratu Isabel, Columbus sudah menyusun rencana untuk mendirikan pangkalan-pangkalan dagang di kota-kota Timur Jauh yang dikenal bangsa Eropa dari karya tulis Marco Polo, mengingat Jalur Sutra maupun jalur-jalur pelayaran ke timur sudah ditutup bagi para saudagar dari kerajaan sang ratu. Kendati demikian, Columbus tidak kunjung berhasil mencapai Kathai (Tiongkok) maupun Zipanggu (Jepang), dan tidak ada lagi Khan Agung yang berwenang mengesahkan perjanjian dagang.
Keterangan
Rujukan
= Sumber rujukan
=Bergreen, Lawrence (2011). Columbus: The Four Voyages, 1493–1504. Penguin Group Amerika Serikat. ISBN 978-1101544327.
Columbus, Christopher (1893). Markham, Clements R., ed. The Journal of Christopher Columbus (During His First Voyage, 1492–93) and Documents Relating to the Voyages of John Cabot and Gaspar Corte Real. dkk. London: Hakluyt Society.
Dugard, Martin (2005). The Last Voyage of Columbus: Being the Epic Tale of the Great Captain's Fourth Expedition, Including Accounts of Swordfight, Mutiny, Shipwreck, Gold, War, Hurricane, and Discovery (dalam bahasa Inggris). Little, Brown. ISBN 978-0-7595-1378-5.
Dyson, John (1991). Columbus: For Gold, God and Glory. Madison Press Books. ISBN 978-0-670-83725-0.
Fernández-Armesto, Felipe (2007). Amerigo: The Man Who Gave His Name to America (dalam bahasa Inggris). New York: Random House. ISBN 978-1-4000-6281-2.
Joseph, Edward Lanzar (1838). History of Trinidad. A. K. Newman & Co.
Morison, Samuel Eliot (1991) [1942]. Admiral of the Ocean Sea: A Life of Christopher Columbus. Boston, Massachusetts: Little, Brown. ISBN 978-0316584784. OCLC 559825317.
Murphy, Patrick J.; Coye, Ray W. (2013). Mutiny and Its Bounty: Leadership Lessons from the Age of Discovery. New Haven, Connecticut: Yale University Press. ISBN 978-0-300-17028-3.
Phillips, Jr, William D.; Phillips, Carla Rahn (1992). The Worlds of Christopher Columbus. Cambridge, Inggris: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-35097-6.
Zinn, Howard (2003) [1980]. A People's History of the United States. New York: HarperCollins. ISBN 978-0-06-052837-9.
Bahan bacaan lanjutan
Landstrom, Bjorn, 1966. Columbus: The story of Don Cristobal Colon Admiral of the Ocean. Macmillan.
Young, Filson, and Windham Thomas Wyndham-Quin Dunraven. Christopher Columbus and the New World of His Discovery. Philadelphia: J.B. Lippincott, 1906. (penyunting, tersedia versi lain)
Young, Alexander Bell Filson, Christopher Columbus and the New World of His Discovery; a Narrative, with a Note on the Navigation of Columbus's First Voyage by the Earl of Dunraven, v. 2. J.B. Lippincott company, 1906 (penyunting, versi lain)
Pastor, Ludwig, Frederick Ignatius Antrobus, Ralph Francis Kerr, Ernest Graf, & E. F. Peeler. The History of the Popes from the Close of the Middle Ages. Drawn from the Secret Archives of the Vatican and Other Original Sources. St. Louis: Herder, 1899.
Kayserling, Meyer, & Charles Gross. Christopher Columbus and the Participation of the Jews in the Spanish and Portuguese Discoveries. New York: Longmans, Green, 1894.
Winsor, Justin. Christopher Columbus and How He Received and Imparted the Spirit of Discovery. Boston: Houghton, Mifflin, 1892.
Tarducci, Francesco, & Henry F. Brownson. The Life of Christopher Columbus. Detroit: H.F. Brownson, 1890.
Lester, C. Edwards, & Andrew Foster. The Life and Voyage of Americus Vespucius, with Illustrations Concerning the Navigator and the Discovery of the New World. New Haven: H. Mansfield, 1856.
Lester, C. Edwards, Andrew Foster, & Amerigo Vespucci. The Life and Voyages of Americus Vespucius: With Illustrations Concerning the Navigator, and the Discovery of the New World. New York: Baker & Scribner, 1846.
Pranala luar
Pelayaran-pelayaran Jelajah Bangsa Eropa: Christopher Columbus
Pengajaran mengenai Pelayaran-Pelayaran Columbus Diarsipkan 2006-09-29 di Wayback Machine.
Pelayaran Terakhir Columbus di History Channel
Kata Kunci Pencarian:
- Pelayaran Christopher Columbus
- Kristofer Kolumbus
- Pertukaran Columbus
- Penemuan benua Amerika
- Teori kontak lintas samudra pra-Columbus
- Vinland
- Sejarah Amerika Utara
- Dunia Baru
- Republik Dominika
- Santa Maria (kapal)