- Source: Penaklukan Kara-Khitan oleh Mongol
Kekaisaran Mongol menaklukkan Kekhanan Kara-Khitan pada tahun 1216–1218 M. Sebelum penaklukan, perang dengan dinasti Khwarezmia dan perebutan kekuasaan oleh pangeran Kuchlug dari suku Naiman telah melemahkan kedudukan Kara-Khitan. Saat Kuchlug mengepung Almaliq, kota milik suku Karluk, bawahan dari Kekaisaran Mongol, Jenghis Khan mengirim pasukan di bawah komando Jebe untuk mengejar Kuchlug. Setelah pasukannya yang berjumlah 30.000 dikalahkan oleh Jebe di ibu kota Khitan, Balasagun, Kuchlug menghadapi pemberontakan dari rakyatnya. Hal ini memaksanya untuk mundur hingga ke wilayah yang sekarang jadi Afganistan, di mana ia kemudian ditangkap oleh sekelompok pemburu pada 1218. Para pemburu menyerahkan Kuchlug kepada orang-orang Mongol, yang kemudian memenggalnya. Setelah Kara-Khitan dikalahkan, tidak ada lagi wilayah yang memisahkan antara Mongol dan Khwarezmia, yang ditaklukkan oleh Mongol pada tahun 1219.
Latar belakang
Setelah Jenghis Khan mengalahkan orang-orang Naiman pada tahun 1204, pangeran Naiman, Kuchlug, kabur dari tanah airnya dan mengungsi ke wilayah Kara-Khitan. Sang Gurkhan (gelar untuk pemimpin), Yelü Zhilugu, menyambut Kuchlug ke dalam kekaisarannya, dan menjadikan Kuchlug penasehat serta komandan militer, bahkan sampai dinikahkan dengan putri Zhilugu. Namun, saat Kara-Khitan sedang berperang melawan dinasti Khwarezmia, Kuchlug malah melakukan kudeta terhadap Zhilegu. Setelah Kuchlug mengambil alih kekuasaan, ia tetap memperbolehkan Zhilegu menjadi pemimpin Kara-Khitan, meski hanya sebagai simbol. Setelah sang Gurkhan mangkat pada tahun 1213, Kuchlug memimpin Kekhanan Kara-Khitan secara langsung. Kuchlug awalnya mengimani Nestorianisme, tetapi saat bersama orang-orang Khitan, Kuchlug berpindah memeluk Buddhisme dan mulai mempersekusi rakyatnya yang mayoritas Muslim, memaksa mereka berpindah agama ke Buddhisme atau Kekristenan, satu kebijakan yang membuat Kuchlug tidak disukai oleh sebagian besar masyarakat. Ketika Kuchlug mengepung Almaliq, orang-orang Karluk meminta bantuan kepada Jenghis Khan.
Penaklukan
Pada tahun 1216, setelah memastikan bahwa Muhammad II dari Khwarezmia tidak akan menolong Kuchlug, Jenghis Khan mengirim jenderalnya, Jebe, dengan 20.000 tentara untuk melawan Kara-Khitan, serta mengirim Subutai dengan jumlah pasukan yang sama dalam kampanye militer melawan orang-orang Merkit. Kedua pasukan maju bersama melalui Pegunungan Altai dan Tarbagatai hingga tiba di Almaliq. Pada titik itu, pasukan Subutai berpisah ke arah barat daya, menghabisi orang-orang Merkit dan melindungi rombongan Jebe dari kemungkinan serangan mendadak Khwarezmia. Jebe membebaskan Almaliq, lalu bergerak ke selatan Danau Balkash menuju tanah Kara-Khitan, dan mengepung ibu kotanya, Balasagun. Di sana, Jebe mengalahkan Kuchlug dan 30.000 tentaranya. Kuchlug melarikan diri hingga ke Kashgar. Memanfaatkan ketidaksukaan rakyat atas kekuasaan Kuchlug, Jebe memperoleh dukungan orang-orang Islam dengan menghapus kebijakan Kuchlug yang mempersekusi Muslim. Ketika Jebe mencapai Kashgar pada 1217, masyarakat setempat memberontak pada Kuchlug, memaksanya kabur lagi. Jebe mengejar Kuchlug melalui Pegunungan Pamir hingga ke Badakhshan, sekarang bagian dari Afghanistan. Menurut Ata-Malik Juvayni, sekelompok pemburu menangkap dan menyerahkan Kuchlug kepada orang-orang Mongol, yang kemudian memenggalnya.
Akibat dari kejadian ini
Dengan tewasnya Kuchlug, Kekaisaran Mongol memperoleh kuasa atas Kekhanan Kara-Khitan. Satu wilayah Kara-Khitan lain, yang dipimpin oleh dinasti turunan Buraq Hajib, bertahan di Kirman sebagai bawahan Mongol, tetapi dihapuskan pada masa pemerintahan Öljaitü dari Ilkhanat. Mongol berhasil mengamankan posisi-posisi terdepan di Asia Tengah yang berbatasan langsung dengan Khwarezmia. Tak lama kemudian hubungan antar Mongol dan Khwarezmia memburuk, hingga akhirnya Mongol menaklukkan Khwarezmia.
Referensi
= Catatan kaki
== Sumber
=Beckwith, Christopher I. (2009). Empires of the Silk Road: A History of Central Eurasia from the Bronze Age to the Present. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 1-4008-2994-1.
Biran, Michal (2005). The Empire of the Qara Khitai in Eurasian History: Between China and the Islamic World. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-84226-3.
Docherty, Paddy (2008). The Khyber Pass: A History of Empire and Invasion. New York City: Union Square Press. ISBN 1-4027-5696-8.
Gabriel, Richard A. (2004). Genghis Khan's Greatest General: Subotai the Valiant. Norman: University of Oklahoma Press. ISBN 0-8061-3734-7.
Golden, Peter B. (2011). Central Asia in World History. New York City: Oxford University Press, United States. ISBN 0-19-533819-7.
Juvayni, Ata-Malik (c. 1260). The History of The World Conqueror. Translated by John Andrew Boyle from Tarīkh-i Jahān-gushā, ed. Mohammad Ghazvini. Harvard University Press (dipublikasikan tanggal 1958).
Lococo, Paul (2008). Genghis Khan: History's Greatest Empire Builder. Washington, D.C.: Potomac Books. ISBN 1-61234-060-1.
Morgan, David (2007). The Mongols (edisi ke-2nd). Hoboken, New Jersey: Blackwell Publishing. ISBN 1-4051-3539-5.
Soucek, Svatopluk (2000). A History of Inner Asia. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65704-0.
Turnbull, Stephen (2003). Genghis Khan & the Mongol Conquests 1190–1400. Oxford: Osprey Publishing. ISBN 1-84176-523-6.
Kata Kunci Pencarian:
- Penaklukan Kara-Khitan oleh Mongol
- Kekaisaran Mongol
- Kekhanan Kara-Khitan
- Invasi Mongol ke Kwarezmia
- Kuchlug
- Suku Uzbek
- Sejarah Kirgizstan
- Cathay
- Dinasti Song
- Sejarah dunia