- Source: Pengeboman gereja Samarinda 2016
Bom Samarinda 2016 adalah peristiwa meledaknya bom jenis molotov di depan sebuah tempat ibadah di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya di Gereja Oikumene Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada 13 November 2016 pukul 10.10 waktu setempat. Empat korban yang kesemuanya anak-anak mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Salah seorang korban di antaranya yang berusia 2,5 tahun meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit pada keesokan harinya. Aksi ini merupakan teror bom pertama di Kalimantan.
Kejadian pengeboman
Peristiwa terjadi pada 13 November 2016 pukul 10.10 waktu setempat. Ledakan bom terjadi ketika terjadi pergantian jemaat di Gereja Oikumene, yakni jemaat HKBP bergantian dengan Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Mawar Sharon. Sejumlah anak pun mulai keluar dari pintu utama untuk bersiap pulang. Tiba-tiba seorang pria tidak dikenal yang mengenakan kaus dan celana hitam melemparkan bom molotov. Bom itu langsung meledak sebanyak tiga kali. Para jemaat pun berhambur ke luar ruangan untuk melihat situasi. Empat korban yang kesemuanya anak-anak tergeletak tak berdaya dengan kondisi luka bakar. Para korban langsung dievakuasi ke RSUD IA Moeis. Empat unit sepeda motor yang diparkir di depan gereja dilaporkan ikut terbakar.
Sementara itu, pelaku pelemparan bom langsung melarikan diri ke arah Sungai Mahakam dan menceburkan diri. Warga yang melihat pelaku langsung melakukan pengejaran dan pelaku akhirnya berhasil ditangkap saat berada di tengah Sungai Mahakam, kemudian dinaikkan ke atas perahu pengangkut pasir dan kemudian diserahkan ke polisi.
Sementara itu, kobaran api yang berasal dari bom tersebut belum padam. Sejumlah relawan dan petugas pemadam kebakaran langsung ke lokasi kejadian untuk menjinakkan si jago merah yang mulai membakar kendaraan. Agar kobaran api tak merambah ke rumah ibadah tersebut, bagian depan bangunan gereja juga disiram. Tak berselang lama, aparat dari Polresta Samarinda, Brimob Detasemen B Pelopor serta jajaran Intel Kodim 0901/SMD pun langsung tiba di lokasi kejadian. Puluhan warga yang sebelumnya memenuhi tempat kejadian diminta keluar untuk kepentingan penyelidikan.
Pelaku
Pelaku pelemparan bom molotov ke Gereja Oikumene diketahui bernama Juhanda alias Jo, mantan narapidana kasus teror bom buku tahun 2011 di Tangerang Selatan. Juhanda berasal dari Kuningan namun ber-KTP Bogor, Jawa Barat. Juhanda pernah menjalani hukuman pidana pada 4 Mei 2011 selama 3 tahun 6 bulan. Dia sempat menjadi terduga pelaku yang dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014. Setelah bebas dari Lapas Kelas I Tangerang pada 2014, dia pergi ke Parepare, Sulawesi Selatan. Setelah itu, dia pindah ke Samarinda atas ajakan AP, sesama pelaku teror yang menghuni Lapas Tangerang. Selama di Samarinda, Juhanda bergabung bersama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim.
Pada 25 September 2017, majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Timur memvonis Juhanda bersalah dan menjatuhkan hukuman seumur hidup. Dalam persidangan terpisah, hakim juga menjatuhkan vonis kepada pelaku lainnya yang terlibat yaitu Supriyadi, Ahmad Dani, Rahmad, and Joko Sugito dengan hukuman bervariasi antara 6 dan 7 tahun penjara.
Selain itu, majelis hakim mengabulkan tuntutan pembiayaan kompensasi mencapai Rp237 juta dari negara untuk korban peristiwa pada November 2016 tersebut. Ini menjadi vonis kompensasi yang pertama sepanjang persidangan perkara terorisme di Indonesia.
Reaksi
Masyarakat dari berbagai kalangan melakukan aksi penyalaan seribu lilin dan doa bersama sebagai wujud belasungkawa atas meninggalnya Intan. Selain di Samarinda, aksi penyalaan seribu lilin juga dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Pontianak, Palangka Raya, Manado, Berau, dan Kutai Barat. Di jagat maya, kabar meninggalnya Intan menimbulkan gelombang ucapan dukacita di kalangan pengguna Twitter Indonesia lewat tagar "#RIPIntan". Tagar tersebut sudah menduduki urutan teratas daftar Trending Topic untuk wilayah Indonesia pada 14 November 2016.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Pengeboman gereja Samarinda 2016
- Pembunuhan Boris Nemtsov
- Pengeboman Katedral Makassar 2021
- Pengeboman Jakarta 2009
- Terorisme di Indonesia
- Indonesia
- Hindia Belanda
- Konfrontasi Indonesia–Malaysia
- Garis waktu sejarah Indonesia
- Kebebasan beragama di Indonesia
- 2016 Samarinda church bombing