- Source: Pengeboman Jolo 2020
Pengeboman Jolo 2020 terjadi pada 24 Agustus 2020. Serangan yang dilakukan oleh militan Islam Abu Sayyaf itu menewaskan setidaknya 14 orang dan melukai 75 lainnya. Serangan pertama terjadi dekat truk tentara ketika Angkatan Darat Filipina sedang melakukan upaya kemanusiaan COVID-19. Serangan kedua berupa bom bunuh diri, dilakukan di dekat Katedral Bunda Maria dari Gunung Karmel. Gereja itu sebelumnya dibom pada 2019, menewaskan sedikitnya 20 orang.
Latar Belakang
Selama lebih dari tiga dekade, militan Islam Abu Sayyaf melancarkan serangkaian serangan untuk memerdekakan Sulu dari Filipina. Sulu berpenduduk mayoritas Muslim, sedangkan Filipina mayoritas Katolik. Pada tahun 2004, mereka melancarkan serangan teroris terburuk dalam sejarah Filipina, membom sebuah kapal feri yang menewaskan 116 orang. Pada 2016, mereka berbaiat kepada ISIS. Ciri khas mereka adalah penggunaan alat peledak improvisasi dan menculik orang asing untuk mendapatkan uang tebusan, terutama di provinsi Sulu.
Pada Agustus 2020 sebelum pengeboman, pemerintah Filipina menangkap sejumlah militan yang tergabung dalam organisasi Abu Sayyaf. Pasukan keamanan di Sulu bersiaga ketat untuk mengantisipasi serangan balasan.
Serangan
Pada 24 Agustus 2020, sekitar pukul 11:54 siang, sebuah bom sepeda motor yang ditempatkan di samping truk militer meledak di luar Paradise Food Plaza di pusat kota Jolo, Sulu, menewaskan sejumlah tentara dan warga sipil. Polisi dan militer lalu menutup dan menjaga daerah sekitar ledakan pertama. Seorang pengebom bunuh diri perempuan mendekati kerumunan aparat dan berusaha memasuki daerah yang dijaga, tetapi ketika dia dicegat oleh seorang tentara, dia meledakkan bom yang dia bawa, membunuh dirinya, tentara yang mencegatnya serta tentara dan warga sipil lainnya. Ledakan kedua terjadi sekitar 100 meter dari ledakan pertama. Secara keseluruhan, tujuh tentara, satu petugas polisi, dan enam warga sipil tewas; dan 21 tentara, enam petugas polisi, dan 48 warga sipil terluka. Lokasi pengeboman itu dekat dengan lokasi pengeboman Katedral Jolo tahun 2019.
Akibat
Sehari setelah serangan terjadi, milisi Islam Abu Sayyaf menyatakan bertanggung jawab atas kejadian ini. Aparat keamanan menduga Mundi Sawadjaan sebagai dalang yang membuat bom dan mempersenjatai pelaku serangan. Seluruh kotamadya di provinsi Sulu diisolasi segera setelah ledakan.
Reaksi
= Dalam negeri
=Segera setelah serangan itu, juru bicara kepresidenan Harry Roque mengutuk pemboman tersebut dengan mengatakan "pihak berwenang sekarang sedang melakukan penyelidikan, yang termasuk mengidentifikasi individu atau kelompok di balik serangan pengecut ini." Sekretaris Kabinet Karlo Nograles mengutuk serangan itu dengan "kata yang paling kasar" dan mengatakan bahwa terorisme "tidak memiliki tempat di dunia yang beradab". Dia juga berjanji akan menegakkan keadilan bagi mereka yang melakukan "serangan yang tidak manusiawi".
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Pengeboman Jolo 2020
- Katedral Jolo
- Pengeboman Katedral Makassar 2021
- Abu Sayyaf
- Perlawanan Filipina terhadap Jepang
- 2019 Sri Lanka Easter bombings
- 2016 Samarinda church bombing