- Source: Penggerebekan Kedutaan Meksiko di Ekuador 2024
Pada tanggal 5 April 2024, kedutaan besar Meksiko di Quito digerebek oleh pihak kepolisian dan militer Ekuador. Pihak Meksiko dan beberapa negara lainnya menggambarkan penggerebekan tersebut sebagai pelanggaran terhadap Konvensi Wina mengenai Hubungan Diplomatik tahun 1961 dan Konvensi Caracas mengenai Kekebalan Diplomatik tahun 1954.
Penggerebekan dilakukan untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas, yang telah dijatuhi hukuman untuk kejahatan korupsi dan telah tinggal didalam kedutaan sejak 17 December 2023. Beberapa jam sebelum penggerebekan, dia telah diberikan suaka politik oleh pemerintah Meksiko.
Serangan ini mengakibatkan Meksiko memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Ekuador. Sehari berikutnya, Nikaragua mengikuti langkah Meksiko sebagai bentuk solidaritas.
Latar belakang
Pada Desember 2023, mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas, yang menjabat sebagai Wakil Presiden dibawah pemerintahan Presiden Rafael Correa dan Lenín Moreno, memasuki kedutaan Meksiko di Quito untuk meminta suaka politik, karena mengalami persekusi politik. Sang mantan Wakil Presiden telah divonis pada Desember 2017 untuk menjalani delapan tahun penjara untuk dua vonis: satu selama enam tahun untuk hubungan terlarang dan delapan tahun launnya untuk penyuapan. Pada November 2022, Glas dibebaskan namun tidak dapat meninggalkan negaranya selama sisa waktu vonisnya. Kantor Jaksa Agung mengatakan bahwa mereka tetap akan menuntut Glas terkait kasus yang melibatkan pengumpulan dana publik untuk membantu rekonstruksi Provinsi Manabí pasca Gempa bumi Ekuador 2016.
Pada 3 April 2024, Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador menyinggung pada sebuah konferensi pers bahwa fakta ketika Luisa González, kandidat presiden dari kelompok pro-Correa Gerakan Revolusi Warga, memiliki keuntungan pada jajak pendapat menjelang Pemilihan umum Ekuador 2023, namun setelah pembunuhan Fernando Villavicencio, angka pollingnya menurun drastis, menyiratkan bahwa pembunuhan tersebut mempengaruhi hasil pemilihan.
Setelah komentar dari Presiden Obrador tersebut, pada 4 April, duta besar Meksiko Raquel Serur Smeke dinyatakan persona non grata dan Kementerian Luar Negeri Ekuador memanggil prinsip "non-intervensi" pada hubungan dalam negeri dari negara lain dan Pasal 9 dari Konvensi Wina mengenai Hubungan Diplomatik untuk memintanya pergi. Setelah pengusiran duta besarnya, Pemerintah Meksiko mengabulkan permintaan suaka politik dari Glas after the expulsion of its ambassador. Presiden Ekuador Daniel Noboa menegaskan bahwa dia tidak akan memerintahkan keamanan bagi Glas untuk meninggalkan negaranya.
Pada 5 April, Sekretaris Luar Negeri Meksiko Alicia Bárcena meminta Pemerintah Ekuador untuk mengatur jalur aman secepatnya agar Glas dapat pergi menuju Meksiko.
Penggerebekan
Pada sekitar pukul 22:00 di 5 April, sebuah detasemen elit dari Kepolisian Nasional Ekuador memaksa masuk ke dalam kedutaan besar dan membawa Glas ke dalam tahanan. Mereka dilengkapi dengan pelantar tubruk, dan setidaknya seorang agen memanjat dinding. Mereka membawa Glas ke kantor Kejaksaan Agung, kemudian dibawa ke bandara untuk penerbangan ke Guayaquil, dengan rencana untuk memasukannya ke fasilitas penjara keamanan maksimum. Pengacara Glas mengatakan bahwa polisi menendang kliennya beberapa kali saat Glas mencoba menolak penahanan, dan menarik paksa dirinya keluar dari kedutaan. Sekretaris Luar Negeri Meksiko Alicia Bárcena mengatakan bahwa beberapa diplomatnya terluka selama penggerebekan. Polisi juga menodongkan senjata ke pelaksana jabatan kedutaan, Roberto Canseco, saat dia mencoba untuk mencegah mereka masuk.
Posisi pemerintah
= Ekuador
=Mengomentari penggerebekan ini, Presiden Noboa mengatakan dia membuat "keputusan luar biasa untuk melindungi keamanan nasional, aturan hukum dan harga diri dari populasi warga yang menolak segala bentuk impunitas bagi kriminal, koruptor dan teroris-narkotik", dan bahwa dia "tidak akan membiarkan kriminal yang sudah divonis terlibat dalam berbagai kejahatan serius diberikan suaka", dan mendebatkan bahwa aksi seperti itu berlawanan dengan Konvensi Wina dan kesepakatan internasional lainnya. Noboa kemudian mengatakan bahwa dia ingin menyelesaikan masalah diplomatik ini dengan Meksiko, namun menambahkan bahwa "keadilan tidak dapat dinegosiasikan" dan "kami tidak akan pernah melindungi kriminal yang mencederai orang Meksiko". Menteri Luar Negeri Gabriela Sommerfeld membela penggerebekan ini, mengatakan bahwa keputusan ini dibuat oleh Noboa setelah pemerintah telah memutuskan bahwa "resiko penerbangan dekat" pada Glas dan setelah semua langkah dialog diplomatik dengan Meksiko dilakukan. Dia juga menambahkan bahwa "tidak legal untuk memberikan suaka kepada orang yang telah divonis untuk kejahatan umum oleh pengadilan yang kompeten".
= Meksiko
=Tidak lama setela penggerebekan, Roberto Canseco, kepala bagian konsuler dan pelaksana jabatan misi, menyebut insiden ini "gila" dan mengutarakan kekhawatiran akan hidup Glas. Setelah berita penggerebekan menyebar, pada hari yang sama, Presiden López Obrador mengumumkan di X (Twitter) pemutusan semua jenis hubungan diplomatik dengan Ekuador. Meksiko juga mengumukan rencana membawa Ekuador ke Mahkamah Internasional untuk pelanggaran hukum internasional. Disebutkan juga tidak ada rencana untuk mengusir diplomat Ekuador dari Mexico City.
Pada 9 April, Kementerian Luar Negeri Meksiko menyebarkan rekaman video dari penggerebekan. Menteri Luar Negeri Alicia Bárcena memuji staff kedutaan, yang kembali ke Meksiko pasca penggerebekan, untuk "mempertahankan kedaulatan kita".
Akibat
Pengacara Glas Sonia Vera, mengatakan bahwa dia dan anggota lain dari tim pembela tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan Glas saat dia berada di Kantor Penuntut umum di Guayaquil, dan mengatakan mereka mengisi petisi untuk habeas corpus. Vera juga mengutarakan kekhawatirannya bahwa "sesuatu mungkin terjadi" kepada Glas dalam penahanan. Saat Glas meninggalkan kantor penuntut umum, masyarakat berkumpul diluar dan meneriakan "kekuatan".
Pada 9 April, otoritas penjara menyatakan bahwa Glas telah dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Guayaquil setelah menolak makan selama 24 jam, dan menambahkan bahwa kondisinya stabil. Dia kemudian dikembalikan ke penjara tidak lama setelahnya. Pada 12 April, sebuah pengadilan yang terdiri dari tiga orang menyebut bahwa penahanannya “ilegal dan sewenang-wenang” karena kurang “otorisasi dari kepala Kementerian Luar Negeri" di kedutaan, namun menunda penahanannya, mengatakan bahwa mereka tidak dapat "merubah vonis" dari penuntutan sebelumnya.
Berdasarkan permintaan dari delegasi Kolombia dan Ekuador, Dewan Tetap dari Organisasi Negara-Negara Amerika bertemu pada 9 dan 10 April untuk mendiskusikan penggerebekan dan akibatnya. Pada 10 April, dengan suara yang hampir bulat (Ekuador menentang, El Salvador absen, dan Meksiko absen), Dewan Tetap mengadopsi sebuah resolusi "mengutuk keras intrusi kedalam wilayah Kedutaan Meksiko di Ekuador dan tindakan kekerasan terhadap personel diplomatik dari misi tersebut".
Sebuah pertemuan khusus dari menteri luar negeri dari negara anggota Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) juga berlangsung pada 9 April. Wakil Meksiko Alicia Bárcena mencari dukungan dari negara lainnya untuk rencana mengisi tuntutan pada Mahkamah Internasional dan pertimbangan diberikan pada pertemuan puncak para kepala negara dan kepala pemerintahan blok tersebut. Wakil Ekuador Gabriela Sommerfeld juga menjelaskan pada pertemuan tersebut, mendebatkan posisi negaranya dan menjabarkan bahwa pemberian suaka kepada Glas adalah "sebuah provokasi".
Pada 11 April, Meksiko mengajukan aplikasi tuntutan terhadap Ekuador di Mahkamah Internasional. Pada tuntutannya, Meksiko meminta tindakan sementara untuk melindungi integritas dari kedutaan yang ditinggalkan dan bahwa keanggotaan Ekuador di Persatuan Bangsa Bangsa ditangguhkan hingga permintaan maaf diberikan.
Reaksi
Penggerebekan Kedutaan memprovokasi yang disebutkan oleh koran The Guardian sebagai newspaper described as "meledaknya kemarahan yang luar biasa hebatnya dari seluruh spektrum politik di Amerika Latin".
Argentina: Kementerian Luar Negeri, Perdagangan Internasional dan Kepercayaan mengutuk serangan dan meminta pengamatan penuh terhadap Konvensi Suaka Diplomatik 1954 dan Konvensi Hubungan Diplomatik 1961.
Chili: Kementerian Luar Negeri mengutuk penggerebekan dan memanggil Konvensi Hubungan Diplomatik 1961. Mereka juga mendesak Ekuador dan Meksiko untuk "segera mengatasi" permasalahan mereka.
Kolumbia: Presiden Gustavo Petro mengumumkan bahwa dia akan meminta langkah pengamanan untuk Glas dari Inter-American Court of Human Rights dan akan meminta pertemuan darurat dari Organisasi Negara-negara Amerika untuk mengamati pelanggaran Ekuador akan Konvensi Wina.
Nikaragua: Pemerintah mengutuk pelanggaran hukum internasional, memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Ekuador, dan menyatakan solidaritasnya dengan Meksiko.
Amerika Serikat: Kementerian Luar Negeri mengutuk segala pelanggaran atas Konvensi Wina dan meminta Ekuador dan Meksiko untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Uruguay: Kementerian Luar Negeri memberikan pernyataan yang menyatakan penyesalan akan kejadian ini dan meminta pengamatan penuh akan Konvensi Caracas, menggarisbawahi bahwa suaka diplomatik tidak perlu diberikan pada kasus kriminal umum.
Uni Eropa: Blok Uni Eropa mengutuk serangan ini dan menekankan pentingnya menghormati Konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik antar negara. Jurubicara Peter Stano mengatakan bahwa setiap pelanggaran dari misi diplomatik merupakan pelanggaran atas Konvensi Wina dan harus ditolak. Uni Eropa menekankan bahwa keamanan integritas misi diplomatik dan personelnya sangat krusial untuk stabilitas dan kerjasama internasional, menggaungkan sentimen dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang meminta penghormatan akan hukum diplomatik internasional.
Organisasi Negara-negara Amerika: Organisasi regional menolak penyerbuan polisi kedalam kedutaan dan mengusulkan pertemuan dari Dewan Tetap Organisasi Negara-negara Amerika; organisasi juga meminta dialog antara kedua belah pihak dan mengutarakan solidaritasnya dengan diplomat Meksiko.
Persatuan Bangsa Bangsa: Juru bicara Stéphane Dujarric mengatakan bahwa Sekretaris-Jenderal António Guterres diperingati mengenai insiden ini dan menegaskan kembali prinsip utama tidak dapat diganggu gugatnya tempat dan personel diplomatik dan konsuler. Guterres juga meminta moderasi dan menasihati kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan mereka dengan damai.