- Source: Pengondisian rasa takut
Pengondisian rasa takut Pavlov adalah paradigma perilaku di mana organisme belajar untuk memprediksi peristiwa tidak menyenangkan. Ini adalah bentuk pembelajaran di mana stimulus yang tidak menyenangkan (misalnya kejutan listrik) dikaitkan dengan konteks netral tertentu (misalnya ruangan) atau stimulus netral (misalnya nada), menghasilkan ekspresi respons ketakutan terhadap stimulus atau konteks yang semula netral. Hal ini dapat dilakukan dengan memasangkan stimulus netral dengan stimulus tidak menyenangkan (misalnya, sengatan listrik, suara keras, atau bau tak sedap). Pada akhirnya, stimulus netral lambat laun dapat menimbulkan keadaan ketakutan. Dalam kosakata pengondisian klasik, stimulus atau konteks netral adalah "stimulus terkondisi" (CS), stimulus tidak menyenangkan adalah "stimulus tak terkondisi" (AS), dan ketakutan adalah "respon terkondisi" (CR).
Pengondisian rasa takut telah dipelajari pada banyak spesies, dari siput hingga manusia. Pada manusia, ketakutan terkondisi sering diukur dengan laporan verbal dan respon kulit galvanik. Pada hewan lain, ketakutan terkondisi sering diukur dengan pembekuan (periode imobilitas yang waspada) atau ketakutan yang diperkuat dengan keterkejutan (peningkatan refleks keterkejutan oleh stimulus ketakutan). Perubahan detak jantung, pernapasan, dan respons otot melalui elektromiografi juga dapat digunakan untuk mengukur ketakutan terkondisi. Sejumlah ahli teori berpendapat bahwa ketakutan terkondisi secara substansial bertepatan dengan mekanisme, baik fungsional maupun saraf, dari gangguan kecemasan klinis. Penelitian tentang akuisisi, konsolidasi, dan pemusnahan ketakutan terkondisi diharapkan dapat untuk menginformasikan perawatan berbasis obat dan psikoterapi baru untuk berbagai kondisi patologis seperti disosiasi, fobia, dan gangguan stres pasca-trauma.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa ada satu set koneksi otak yang menentukan bagaimana memori ketakutan disimpan dan dipanggil kembali. Saat mempelajari kemampuan tikus untuk mengingat ingatan ketakutan, para peneliti menemukan sirkuit otak yang baru diidentifikasi terlibat. Awalnya, pre-limbic prefrontal cortex (PL) dan amigdala basolateral (BLA) diidentifikasi dalam ingatan. Seminggu kemudian, amigdala sentral (CeA) dan nukleus paraventrikular thalamus (PVT) diidentifikasi dalam ingatan, yang bertanggung jawab untuk mempertahankan ingatan ketakutan. Studi ini menunjukkan bagaimana ada pergeseran sirkuit antara ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang dari ingatan ketakutan. Tidak ada perubahan dalam perilaku atau respons, hanya perubahan dari mana memori itu dipanggil kembali.
Selain amigdala, hippocampus dan anterior cingulate cortex penting dalam pengondisian rasa takut. Pengondisian rasa takut pada tikus disimpan pada waktu-waktu awal di hippocampus, dengan perubahan ekspresi gen hippocampal diamati pada 1 jam dan 24 jam setelah kejadian. Pada tikus, ekspresi gen yang berubah juga terlihat di hippocampus pada satu jam dan 24 jam setelah pengondisian rasa takut. Perubahan ini bersifat sementara di neuron hippocampal, dan hampir tidak ada perubahan di hippocampus setelah empat minggu. Pada 4 minggu setelah kejadian, ingatan akan kejadian pengondisian rasa takut disimpan lebih permanen di korteks cingulate anterior.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Pengondisian klasik
- Pengondisian rasa takut
- Terapi flooding (psikologi)
- John Broadus Watson
- Terapi pemaparan
- Gugusan (Buddhisme)
- Model mental
- Desensitisasi (psikologi)
- Pelatihan kucing
- Keyakinan dalam Buddhisme