- Source: Pertempuran Siverskyi Donets
Pertempuran Donbas Siverskyi adalah serangkaian pertempuran militer yang terjadi sejak tanggal 5 hingga 13 Mei 2022, di Lyman – Sievierodonetsk di garis depan Pertempuran Donbas. Pertempuran ini merupakan bagian dari perluasan serangan Ukraina timur dalam peristiwa invasi Rusia ke Ukraina.
Pasukan Rusia dari Brigade Senapan Bermotor ke-74 dari Angkatan Bersenjata Gabungan ke-41 dapat dikalahkan oleh tank-tank Angkatan Bersenjata Ukraina dari Brigade Mekanis ke-30 dan pasukan artileri dari Brigade Tank ke-17, ketika Rusia berupaya untuk mencoba beberapa penyeberangan di atas sungai Donets dekat desa Dronivka, Bilohorivka, dan Serebryanka.
Pasukan Ukraina sebelumnya berhasil memukul mundur berbagai percobaan penyeberangan sungai oleh pasukan Rusia. Bagaimanapun, penumpasan seluruh Grup Taktis Batalion pada 10 Mei, sejauh ini digambarkan sebagai "pertempuran paling mematikan" dan merupakan "malapetaka" bagi pasukan Rusia.
Latar belakang
Donets adalah sungai terpanjang keempat di Ukraina dan terpanjang di Ukraina timur. Sungai ini telah lama dianggap sebagai garis pertahanan strategis Angkatan Bersenjata Ukraina selama Perang Rusia-Ukraina. Memegang kendali atas Donets, berarti memiliki kemampuan untuk memobilisasi perangkat militer dari utara ke selatan di sepanjang jalur sungai. Hal ini juga berdampak pada kondisi pertanian setempat dan pengendalian pasokan air ke kota-kota utama seperti Sievierodonetsk, Lysychansk, Kharkiv dan kota-kota lainnya.
Selama terjadinya peristiwa pertempuran Donbas, pasukan Rusia bergerak maju dari garis kontak (yang didefinisikan pada 2014) menuju kota Lyman, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengepung lebih dari 40.000 prajurit Ukraina. Sungai Donets merupakan hambatan alami terbesar yang berada tepat di depan titik penyerangan Rusia. Upaya Rusia untuk menyeberangi sungai di lokasi-lokasi lain, beberapa di antaranya berhasil, termasuk pemasangan jembatan ponton untuk memfasilitasi pengangkutan pasukan dan peralatan perang melintasi sungai.
Pertempuran
Menjelang pagi tanggal 5 Mei, setelah membombadir dengan artileri, Pasukan Rusia mencoba menyeberangi sungai di Dronivka, tetapi dihentikan oleh pasukan dan tank Ukraina. Dua tank Ukraina dari Brigade Mekanis ke-30 menghentikan gerak maju pasukan Rusia dengan menyerang setidaknya empat kendaraan tempur Rusia, dua perahu dan dua regu infanteri pada jarak 1.200 meter (3.900 kaki).
Pada 8 Mei, pasukan Rusia membangun jembatan ponton untuk menyeberangi Donets di Bilohorivka. Ribuan personel, tank dan kendaraan militer lainnya bersiap untuk menyeberang ke tepi barat sungai sebagai bagian dari pergerakan maju mereka yang lebih luas ke arah barat menuju Lyman.
Pada hari yang sama, Brigade Tank ke-17 Ukraina mengamati progres pergerakan pasukan Rusia di tepi barat sungai, dengan mengirim detasemen pengintaian. Pasukan Rusia melemparkan granat asap sehingga membuat jarak pandang terbatas dan sulit terlihat. Untuk mengatasi hal tersebut, pasukan Ukraina mengerahkan drone hingga berhasil menemukan lokasi jembatan ponton pada pagi harinya. Informasi mengenai hal ini lalu diteruskan ke Angkatan Udara Ukraina dan detasemen artileri yang ditempatkan di seluruh area, kemudian menggempur jembatan dengan pengeboman udara dan artileri pasukan gabungan. Jembatan tersebut dipastikan telah hancur pada 10 Mei. Infanteri Ukraina menyatakan 30 kendaraan telah dihancurkan dengan 40 lainnya dilumpuhkan oleh tembakan artileri dengan total keseluruhan sejumlah 70 kendaraan dalam pertempuran ini. Di Bilohorivka pasukan Ukraina berhasil meledakkan total empat jembatan. Jembatan terakhir yang dibangun antara Bilohorivka dan Serebryanka sekitar 12 Mei dan juga telah dihancurkan.
Korban dan kerugian
Menurut Institute for the Study of War (ISW), dari sekitar 550 tentara Rusia yang turut serta dalam upaya penyeberangan dekat Bilohorivka, 485 di antaranya tewas atau terluka dan lebih dari 80 unit peralatan Rusia telah dihancurkan. The Times memperkirakan bahwa lebih dari 1.000 tentara tewas selama pertempuran di Donets, sedangkan Newsweek mengutip pernyataan Ukraina, hingga 1.500 tentara tewas selama pertempuran.
Secara total, empat jembatan dibangun dan tiga pangkalan didirikan, yaitu satu di Dronivka, dua di Bilohorivka dan terakhir di Serebryanka. Pertempuran tersebut berlangsung selama delapan hari dan seluruh jembatan dan pangkalan yang dibangun Rusia dapat dihancurkan oleh pasukan Ukraina. Secara total, dua Grup Batalion Taktis Rusia juga dapat ditumpas atau dialihkan.
Menurut Gubernur Oblast Luhansk, Serhiy Haidai, dalam peristiwa pertempuran tersebut, Ukraina menghancurkan tank Rusia, kendaraan lapis baja, peralatan jembatan, helikopter dan kapal cepat. Haidai menyatakan bahwa pasukan Ukraina menghancurkan dua Grup Batalion Taktis Rusia, berjumlah hampir 1.000 orang prajurit.
Sumber lain menyebutkan kerugian Rusia setidaknya enam tank, empat belas kendaraan lapis baja BMP (bahasa Rusia: Боевая Машина Пехоты, translit. Kendaran Tempur Infanteri), tujuh kendaraan MT-LB amfibi, lima kendaraan lapis baja lainnya dan satu kapal tunda. Perhitungan berdasarkan rekaman drone, kerugian Rusia mencapai 73 kendaraan dan peralatan.
Pada 11 Mei 2022, komandan Brigade Teknik ke-12, Kolonel Denis Kozlov terbunuh. Kozlov merupakan komandan brigade kedua yang tewas dalam dua bulan pertempuran dan merupakan kolonel Rusia ke-42 yang gugur selama fase invasi terbuka dalam perang.
Reaksi dan analisis
Karena upaya penyeberangan sungai yang menyebabkan banyak jatuhnya korban dan sangat merugikan, pertempuran tersebut menarik perhatian media-media secara signifikan. Secara mengejutkan, kritikan terhadap Angkatan Bersenjata Rusia, datang dari seorang bloger pro-Rusia terkenal, di antaranya yakni Yuri Podolyaka yang yang menulis secara daring "Hal terakhir yang melebihi kesabaran saya adalah peristiwa yang terjadi di sekitar Bilohorivka, karena kebodohan, saya menekankan, karena kebodohan komando Rusia, setidaknya satu Grup Batalion Taktis musnah, kemungkinan dua". Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Angkatan Darat Rusia kekurangan senjata dan peralatan yang diperlukan untuk berperang dan ia mengkritisi para pemimpin Rusia atas pengulangan kesalahan yang sama selama terjadinya invasi. Bloger terkemuka lainnya, Starshe Eddy menyatakan bahwa tindakan para pemimpin tersebut "bukanlah sebuah kebodohan, tetapi "sabotase langsung". Seorang bloger lain yang bernama Vladlen Tatarski juga sangat kritis kepada para pemimpin Rusia dengan mengutarakan kritikannya "Hingga kita mendapatkan nama belakang jenius militer yang meletakkan Grup Batalion Taktis di pinggir sungai dan menjawabnya di muka umum, kita tidak akan melakukan reformasi militer". ISW menyatakan bahwa kritikan dari bloger pro-Rusia tersebut dapat secara signifikan memicu keraguan atas kepercayaan rakyat Rusia terhadap para pemimpin militernya dan perang.
Para analis militer dilaporkan tercengang oleh kurangnya pemahaman taktis dalam upaya penyeberangan sungai. Analisis ini mempertimbangkan bahwa para pemimpin militer Rusia, mungkin telah mempercepat operasi dalam upaya yang putus asa untuk membuat progres militer apa pun. Mereka juga berpendapat bahwa pertempuran tersebut menunjukkan kekacauan di dalam kubu Rusia.
Akibat
Kerugian yang diderita akibat pertempuran tersebut menghambat gerak maju Rusia di wilayah Oblast Luhansk dan menunda pergerakan mereka menuju ke bagian utara Oblast Donetsk. Sekitar 28-30 Juni, setelah jatuhnya Sievierodonetsk dan selama terjadinya peristiwa pengepungan Lysychansk, pasukan Rusia melakukan penyeberangan sungai Donets yang penting, dengan unit-unit separatis Kadyrovit dari Chechnya serta Republik Lugansk, merebut kota Pryvillia setelah penyeberangan sungai. Sebuah laporan intelijen oleh Kementerian Pertahanan Britania Raya mengatakan pengepungan Lysychansk dari selatan (arah Popasna) menghilangkan kebutuhan utama Rusia akan penyeberangan sungai di sektor tersebut. Belakangan, Bilohorivka direbut oleh Rusia dalam Pertempuran Lysychansk, tetapi Ukraina melancarkan serangan balik yang bertujuan untuk merebutnya kembali pada 17 Juli. Namun, serangan balik itu disangkal oleh Rusia dan kemungkinan dianggap gagal. Pada akhirnya, Bilohorivka berhasil direbut kembali oleh Ukraina pada 19 September.