- Source: Pierluigi Collina
Pierluigi Collina (lahir 13 Februari 1960) adalah seorang penasehat keuangan dan secara umum dianggap sebagai salah satu wasit sepak bola terbaik di dunia sebelum mengundurkan diri pada bulan Agustus 2005. Ia pernah terpilih sebagai Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS enam tahun berturut-turut dari tahun 1998 hingga 2003. Collina masih terlibat dalam dunia sepak bola, sebagai konsultan yang tidak dibayar pada Asosiasi Wasit Sepak Bola Italia, sebagai Ketua Wasit untuk Federasi Sepak Bola Ukraina sejak 2010, dan sebagai anggota Komite Wasit UEFA.
Karier
Ia kuliah di Universitas Bologna dan lulus dengan mengantongi gelar bidang ekonomi pada tahun 1984. Selama masa remajanya, ia bermain sebagai bek tengah untuk sebuah tim lokal, namun pada tahun 1977 ia menerima tawaran untuk menjadi wasit ketika kelihatannya ia berbakat untuk melakukan pekerjaan ini.
Dalam kurun waktu tiga tahun ia berhasil mencapai jenjang tertinggi pertandingan regional, sementara pada waktu yang sama ia melaksanakan wajib militer. Pada tahun 1988, ia berkembang secara pesat, bahkan lebih pesat daripada lazimnya seorang wasit, sehingga ia dipromosikan ke divisi nasional tingkat tiga, Serie C1 dan Serie C2. Setelah tiga musim, ia dipromosikan untuk memimpin pertandingan Serie B dan Serie A.
Pada saat itu ia secara parah menderita penyakit alopecia, sehingga semua rambut dan bulu di kepalanya rontok dan memberinya wajah yang khas dan nama julukan Kojak.
Pada tahun 1995, setelah ia mewasiti 43 pertandingan Serie A, namanya masuk dalam daftar wasit FIFA. Pada Olimpiade 1996, ia mewasiti lima pertandingan, termasuk pertandingan final antara Nigeria dan Argentina. Dan pada tahun 1999 ia memimpin pertandingan final Liga Champions UEFA antara Bayern München dan Manchester United. Ia menyebut pertandingan ini sebagai pertandingan yang paling berkesan karena kontrasnya reaksi berbagai pihak, seperti sorak-sorai pendukung Manchester United di akhir pertandingan seperti raungan singa, kontras dengan mata sedih Lothar Matthäus saat melihat pialanya.
Pada tahun 2002, ia mencapai puncak kariernya dengan memimpin pertandingan final Piala Dunia antara Brasil dan Jerman. Sebelum pertandingan, Irish Times mengutip ucapan Oliver Kahn, "Collina adalah seorang wasit kelas dunia, tidak ada keraguan mengenai hal itu, tetapi ia tidak membawa keberuntungan, iya kan?" Kahn merujuk pada dua pertandingan terkenal sebelumnya yang wasitnya adalah Collina dan melibatkan Kahn, yaitu Final Liga Champions UEFA 1999 yang telah disebutkan sebelumnya, yang dalam pertandingan itu Bayern kalah 2–1; dan kekalahan Jerman 5–1 dari Inggris pada September 2001. Keberuntungan Kahn tidak berubah dalam final itu dan timnya kalah 2–0.
Ia juga merupakan wasit pada pertandingan final Piala UEFA pada tahun 2004 antara Valencia dan Olympique Marseille. Kejuaraan Eropa 2004 adalah turnamen besar terakhirnya karena pada Februari 2005, ia mencapai batas usia pensiun.
Tahun 2004 adalah tahun terakhirnya sebagai wasit turnamen internasional karena usianya telah mencapai 45 tahun. Ia pensiun pada Agustus 2005. Federasi Sepak Bola Italia menaikkan usia pensiun wasit menjadi 46 untuk mengakomodasi Collina, sehingga ia bisa berkarya satu tahun lagi. Tapi, sebuah sengketa muncul antara federasi ini dan Collina pada awal musim 2005/2006 ketika Collina memutuskan untuk menandatangani sebuah persetujuan sponsor dengan Opel. Karena Opel juga merupakan sponsor A.C. Milan, maka persetujuan ini dianggap merupakan sebuah kasus kolusi besar dan Collina tidak diperbolehkan untuk mewasiti pertandingan top di Italia lagi. Di sisi lain, Collina menanggapinya dengan mengundurkan diri dan secara efektif pensiun sebagai seorang wasit.
Meski Collina secara umum dihubungkan dengan sepak bola, klub olahraga favoritnya adalah sebuah klub bola basket. Ia merupakan seorang pendukung berat Fortitudo Bologna, salah satu klub utama Eropa. Setelah mengundurkan diri dari profesi sebagai wasit, ia mengaku bahwa ia merupakan seorang pendukung S.S. Lazio.
Pada Desember 2006, ia ditunjuk sebagai konsultan Asosiasi Wasit Liga Italia. Ia membantu Ketua Wasit Liga Italia Cesare Gussoni.
Kehidupan pribadi
Tahun 1988, Collina bertemu dengan Gianna, seseorang yang akan menjadi istrinya, di Versilia. Tidak lama setelah bertemu, mereka hidup bersama, lalu mereka pindah ke kota Viareggio. Setelah menikah, pasangan itu memperoleh dua orang putri. Tahun 2003, ia menerbitkan otobiografinya, Le Mie Regole del Gioco (Aturan-Aturan Pertandinganku). Setelah pensiun, ia berkonsentrasi pada bisnisnya sendiri sebagai penasihat keuangan.
Sejak Collina berperan sebagai wasit utama dalam pertandingan babak gugur Piala Dunia 2002 antara Jepang dan Turki, ia menjadi terkenal di Jepang dan muncul dalam iklan televisi untuk produk takoyaki beku. Ia juga sangat populer di Turki karena dalam pertandingan-pertandingan yang dipimpinnya, tidak ada tim sepak bola Turki, baik nasional maupun klub, mengalami kekalahan.
Penghargaan
Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS: 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003
Gelar kehormatan: Doctor of Science (2004), dianugerahi oleh Universitas Hull "untuk kontribusinya pada dunia olahraga".
Hall of Fame Sepak Bola Italia: 2011
Referensi
Pranala luar
Profil pada situs WorldReferee.com
Kata Kunci Pencarian:
- Pierluigi Collina
- Final Liga Champions UEFA 1999
- Markus Merk
- Daniele Orsato
- Daftar tokoh Italia
- Kim Milton Nielsen
- Kejuaraan Eropa UEFA 2004
- 1960
- Piala Dunia FIFA 1998
- Piala Dunia FIFA 2002
- Pierluigi Collina
- 1999 UEFA Champions League final
- 2002 FIFA World Cup final
- Pierluigi
- Roberto Rosetti
- Pro Evolution Soccer 4
- Pro Evolution Soccer 3
- IFFHS
- 2002 FIFA World Cup
- UEFA Euro 2000