- Source: Posisi matahari
Dalam Kalender Tionghoa, satu tahun dibagi menjadi 24 posisi Matahari (jieqi) berdasarkan pembagian ekliptika (lintasan yang dilalui matahari seperti terlihat dari bumi) menjadi 24 bagian dengan jarak 15°satu sama lainnya. Dalam pembagian satu tahun menjadi 4 musim, setiap musim dibagi menjadi 6 posisi Matahari (qi, 氣) yang masing-masing lamanya 15 hari. Dari total 24 posisi Matahari, 12 posisi Matahari disebut zhongqi (中氣) dan 12 posisi Matahari disebut jieqi (節氣). Setiap posisi Matahari diberi nama yang melambangkan fenomena alam dan musim. Sistem ini berasal dari Tiongkok dan kemudian diadopsi di Korea, Jepang, dan Vietnam dengan memakai istilah yang sama.
Pada tanggal 1 Desember 2016, sistem ini didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. [1] Diarsipkan 2017-02-16 di Wayback Machine.
Sistem 24 posisi Matahari dipakai sebagai pedoman untuk menyesuaikan kalender dengan pergerakan musim, termasuk penentuan bulan kabisat. Bulan diberi nomor urut mengikuti urutan zhongqi. Sebagai patokan adalah titik balik musim dingin (dongzhi) yang ditetapkan selalu pada bulan 11, dan ekuinoks musim semi yang selalu jatuh pada bulan 2.
Bulan kabisat
Antara jumlah hari dalam satu tahun kalender lunar dan jumlah hari dalam satu tahun kalender solar terdapat perbedaan sekitar 11,25 hari. Oleh karena itu, setiap 2 atau 3 tahun sekali perlu disisipkan satu bulan ekstra sebagai bulan kabisat (Hanzi Tradisional: 閏月; Hanzi Sederhana: 闰月; Pinyin: rùnyuè, bahasa Hokkien: lun gwee) agar Tahun Baru Imlek (bulan 1) selalu jatuh pada musim semi.
Bila ada bulan yang tidak bertepatan dengan salah satu zhongqi, maka bulan berikutnya adalah bulan kabisat, dan bulan baru ditunda hingga bulan kabisat selesai. Bulan kabisat diberi nama dengan menambah aksara 闰 (rùn) di depan nama bulan sebelumnya. Tahun 2009 misalnya, sesudah bulan 5 adalah bulan 5 kabisat (閏五月, pinyin: rùn wǔ yuè, bahasa Hokkien: lun go-gwee). Pada tahun yang memiliki bulan kabisat, 1 tahun terdiri dari 13 bulan.
Sejarah
Di Tiongkok kuno, tulang ramalan dipakai untuk mencatat musim semi (chūn, 春) dan musim gugur (qiū, 秋). Menurut tulang ramalan, orang Dinasti Shang menghitung 1 tahun terdiri dari 365 hari, dan 1 bulan sekitar 29 atau 30 hari. Paling tidak sejak Zaman Musim Semi dan Gugur, orang di Tiongkok sudah mengenal sistem empat musim yang lebih terinci berdasarkan perhitungan dua titik balik dan dua ekuinoks. Satu tahun dihitung dari titik balik musim dingin hingga titik balik musim dingin berikutnya. Sistem 24 posisi Matahari (jieqi) sudah dipakai dalam perhitungan kalender sejak Periode Negara Perang.
Sejak 520 M, sistem deskripsi musim 72 pentad ditambahkan ke dalam kalender resmi. Setiap posisi Matahari terdiri dari 3 pentad (lima harian, 候; pinyin: hòu), dan masing-masing pentad berlangsung selama 5 hari.
Daftar 24 posisi Matahari
Hanzi sederhana dalam tanda kurung bila ada.
Hanja dalam tanda kurung.
Tanggal dapat berbeda kurang lebih 1 hari.
Tradisi
Dalam budaya Tionghoa, perayaan dikaitkan dengan peristiwa pertanian, agama, dan politik. Hari titik balik musim dingin atau dongzhi (tang che) merupakan akhir musim panen, dan dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga. Makanan yang dihidangkan adalah tangyuan (ronde) dalam kuah manis yang melambangkan keutuhan keluarga dan kemakmuran.
Tanggal 1 bulan 1 (Tahun Baru Imlek) adalah hari pertama bulan baru yang terdekat dengan lichun (bulan baru antara dahan dan yushui). Perayaan penting lainnya dalam budaya Tionghoa:
Festival Qingming (Ceng Beng) bertepatan dengan qingming sekitar tanggal 5 April
Festival Perahu Naga, tanggal 5 bulan 5
Festival Meminta Ketrampilan, tanggal 7 bulan 7
Festival Pertengahan Musim Gugur, tanggal 15 bulan 8
Festival Yang Ganda, tanggal 9 bulan 9.
Daftar 72 pentad
Satu tahun terdiri dari 72 pentad, dan masing-masing pentad berisi gambaran tentang fenomena alam, keadaan tanaman, dan tingkah laku hewan yang mengikuti perubahan musim. Masa satu pentad yang pendek (5 hari) dan cuaca setiap tahun yang selalu berubah menyebabkan fenomena alam yang digambarkan sering tidak cocok. Hewan atau tanaman tertentu juga tidak dapat dijumpai di semua tempat. Di antaranya 72 pentad terdapat beberapa fenomena alam yang janggal, misalnya: "Tikus rumah berubah menjadi burung puyuh".
Dalam 72 pentad versi Jepang, tanaman dan hewan telah disesuaikan dengan situasi alam di Jepang. Tidak seperti halnya 24 posisi Matahari yang tidak pernah berubah, isi 72 pentad sudah diubah berkali-kali, dan terdapat banyak versi dalam berbagai kalender. Versi 72 pentad yang paling banyak dipakai adalah versi kalender ringkas Ryaku Honreki. Sebagian dari isi 72 pentad yang asli tetap dipertahankan.
Referensi
Pranala luar
(Jepang) Perhitungan 24 posisi Matahari oleh Observatorium Astronomi Nasional Jepang
(Indonesia) Lun gwee: Bulan kabisat dalam kalender Imlek Diarsipkan 2009-03-15 di Wayback Machine.
(Inggris) Kalender Imlek Diarsipkan 2008-05-09 di Wayback Machine.
(Jepang) Pergantian musim di Jepang menurut 24 posisi Matahari
(Jepang) Pergantian musim di Kyoto menurut 24 posisi Matahari Diarsipkan 2020-10-21 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Matahari
- Gerhana matahari
- Posisi matahari
- Matahari terbenam
- Matahari terbit
- Gerhana bulan
- Jam matahari
- Ka'bah
- Tata Surya
- Gerak semu tahunan matahari