- Source: Raghad Hussein
Raghad Saddam Hussein (Arab: رغد صدام حسين) (lahir 1967?) adalah puteri sulung mantan presiden Irak Saddam Hussein.
Ia menikah dengan Hussein Kamel, seorang pembelot penting Irak yang menyerahkan rahasia-rahasia persenjataan Irak dengan UNSCOM, CIA dan MI6. Kamel dibunuh atas perintah Saddam setelah ia dibujuk kembali ke Irak, karena yakin bahwa ia telah diampuni. Adik perempuan Raghad, Rana Hussein menikah dengan saudara Hussein Kamel Saddam Kamel yang mengalami nasib yang sama.
Hussein Kamel dan Raghad mempunyai lima orang anak.
Pada 2 Juli 2006, penasihat keamanan nasional pemerintah Irak Muwaffaq al-Rubaie mengumumkan bahwa Raghad dan ibundanya Sajidah Khairallah Tilfah Hussein termasuk dalam orang yang dicari karena mereka mendukung pemberontakan di Irak.
Perdana Menteri Yordania Marouf al-Bakhit membuat pernyataan bahwa "Raghad berada dalam perlindungan keluarga kerajaan" dan "Kehadiran Ny. Raghad Saddam Hussein dan anak-anaknya di Yordania didorong oleh pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Ia adalah tamu dari keluarga kerajaan Hashemi (keluarga Raja Abdullah II) dan berada dalam perlindungannya sebagai pencari suaka" sesuai dengan tradisi Arab.
Pada 30 Desember 2006 ayahnya dihukum mati di Irak. Sebelum hukuman mati itu dijalankan, Raghad meminta agar jenazah ayahnya dikuburkan sementara waktu di Yaman, sampai Irak "dibebaskan".
Kutipan
"Saddam diberi obat penenang ketika ia ditangkap [...] Ia akan seperti singa bahkan ketika dikandangi. Setiap orang yang jujur yang mengenal Saddam tahu bahwa ia orang yang tegas dan berkuasa."
—Raghad Hussein, berbicara kepada Al Jazeera, Desember, 2003.
"Malangnya mereka menghadapi ayah saya seolah-olah ia bukan manusia. Ayah saya mempunyai anak-anak perempuan dan anak-anak perempuannya juga mempunyai anak-anak... jadi mereka harus mempertimbangkan sisi kemanusiaannya."
—Raghad Hussein, berbicara tentang foto-foto yang merendahkan martabat ayahnya yang muncul dalam koran-koran tabloid Britania.
"Setelah sekitar tengah hari, ayah saya meengirimkan mobil-mobil dari koleksi pribadinya untuk kami. Kami disuruh masuk. Kami hampir kehilangan kontak dengan ayah dan saudara-saudara lelaki saya karena segala sesuatunya tidak terkendalikan. Saya melihat dengan mata saya sendiri tentara Irak mengundurkan diri dan wajah-wajah yang ketakutan dari para tentara Irak yang, malangnya, melarikan diri dan melihat sekeliling mereka. Misil-misil berjatuhan di kiri kanan saya - semuanya itu tidak lebih dari 50 hingga 100 meter jauhnya. Kami bergerak dalam mobil-mobil kecil. Saya membawa senjata di antara kedua kaki saya untuk berjaga-jaga."
—Raghad Hussein, berbicara kepada BBC Panorama, dalam pelariannya dari Baghdad.
"Mereka menganggap ayah saya tidak peduli akan hak-hak asasi manusia, namun betapapun juga detailnya, orang-orang Amerika mestinya lebih manusiawi dalam menangani keluarganya, karena kami ini mausia. Saddam mempunyai tiga orang anak perempuan muda, dan mereka semua punya anak-anak. Saya punya lima anak, Rena empat orang, sementara Hala dua orang. Karena itu, kami sangat kami menyayangi ayah kami. Cucu-cucunya sangat mencintainya. Mengapa faktor-faktor kemanusiaan tidak diperhitungkan?"::—Raghad Hussein di Yordania
Rujukan
Pranala luar
Wawancara - The Telegraph (Suratkabar Britania Raya) Diarsipkan 2007-12-05 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Raghad Hussein
- Saddam Hussein
- Rana Hussein
- Sajida Talfah
- Qusay Hussein
- Hala Hussein
- Raghad Hussein
- Rana Hussein
- Execution of Saddam Hussein
- Hussein Kamel al-Majid
- Sajida Talfah
- Family of Saddam Hussein
- Hussein
- Saddam Hussein
- House of Saddam
- Uday Hussein